Libur musim panas telah usai. Aku cukup senang telah meluangkan waktu bersama Sakuragi beberapa minggu lalu. Juga bersama Papa. Aku tak menduga laki-laki tua itu akhirnya mau menghabiskan waktu bersama anaknya. Kedekatanku dengan Papa juga terbangun kembali, padahal sebelumnya terasa begitu canggung.
“Sakura, kau tidak berangkat pagi ini?” panggil Mama dari lantai bawah, “ingat, kau baru satu minggu masuk, jangan sampai mengecewakan bosmu”
“Ha~i”
Benar juga kata Mama. Kerja part time untuk mengisi waktu luang memang tak bisa dianggap santai. Meskipun aku telah memperoleh gelar strata satu, tapi aku tak yakin akan melamar kerja dengan pencapaian itu. Aku masih ingin menyelesaikan studi kedokteranku demi mewujudkan cita-cita masa kecilku. Jadi kuputuskan untuk melamar kerja tak tetap di suatu restauran tengah kota.
“Hari ini Mama yang akan memakai mobil, klien baru ini meminta Mama menemui di resort miliknya di luar kota” ucap Mama yang terburu-buru pagi ini.
“Eeh, mengapa begitu?” keluhku sedikit merajuk. Sejujurnya aku sudah terbiasa pergi kemana-mana dengan mobil, meski terkadang cukup aneh dilihat jika ke tempat kerja menggunakan kendaraan pribadi seperti itu.
“Yosh, tidak ada tapi! Assalamu’alaikum, ittekimasu”
“Wa’alaikumsalam. Itterashai”
Setelah Mama berangkat, aku menyalakan TV seperti biasa. Saat kusetel stasiun TV lokal, tak kusangka acara ceramah pagi Sasuke masih berlangsung. Padahal dia sempat mengatakan jadwalnya diganti lebih pagi lagi. Tapi ya sudahlah, hari ini dia terlihat gagah mengenakan gamis berwarna marun. Sangat cocok dengan tone kulitnya yang cerah. Sesaat kusadari, ternyata Sasuke-kun memang begitu rupawan.
Seketika aku merasa beruntung menyadari pria muda di TV itu sangat dekat denganku. Begitu banyak hal terjadi yang telah kami lewati bersama. Dari yang semula kukira dia acuh tak berperasaan sampai menjadi sosok yang sangat peduli. Dia kuudere sekali! Tapi sikapnya yang selalu tenang itu memang membuat para gadis memujanya.
Acara TV Sasuke-kun berakhir, pertanda aku harus berangkat ke tempat kerja. Mendapat shift pagi memang menyebalkan, namun aku tetap bersyukur. Dengan mendapat jam kerja lebih awal, maka pekerjaanku selesai lebih awal pula.
***
Aku menghirup napas dalam-dalam dan mengeluarkannya secara kencang. Waktu menunjukkan pukul sepuluh tepat. Tiba waktunya berganti shift dengan pekerja lain.
“Otsukaresama deshita” ucapku dan beberapa karyawan lain yang telah menyelesaikan shift pagi. Seusainya menyelesaikan tugas di restauran, aku segera berganti pakaian menuju kampus. Perkuliahan dimulai pukul sebelas, masih cukup banyak waktu untuk menempuh perjalanan ke kampus.
Semester ini aku banyak mendapat jadwal pagi dan setengah siang, membuatku harus pintar melobi atasan dalam mengatur jadwal shift. Awalnya Mama khawatir aku tak bisa membagi waktu karena saking sibuknya, tapi aku berhasil meyakinkan. Sosok Sasuke secara tak langsung menginspirasiku tentang bagaimana cara mengatur dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Kesibukanku bahkan tidak sebanding dengannya yang harus memulai hari sejak matahari terbit.
Aku selalu menjalani hari dengan positif, sama sepertinya. Setiap hal berat yang akan kulalui saben hari dan akan berujung pada pertemuan yang paling kunantikan! Ya, sore hari. Sebuah waktu luang kami bersama untuk bertemu dan bersatu memperdalam ilmu.
“Assalamu’alaikum!” seruku dengan semangat setelah menginjakkan kaki di kediaman Uchiha. Mataku menelisik ke seluruh ruangan, mencari-cari apakah Sasuke sudah berada di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadz di TV ✔️
Fanfiction🌸 BOOK 1 [ COMPLETED 29/03/2021] 🌸 Sakura Haruno, remaja perempuan kekinian yang mulanya tak mengerti dalamnya agama Islam dipertemukan oleh ustadz muda berkompeten, Sasuke Uchiha. Mulanya, Sakura memang tak mempedulikan keberadaan Sasuke yang tan...