Empat: Fans

1.2K 118 15
                                    

Pagi ini aku sengaja datang lebih pagi dari biasanya. Karena aku tak ingin terlambat dalam mata kuliah perdana yang diajarkan Tsunade-sama sekitar jam delapan nanti. Di sepanjang lorong aku berjalan, terdengar bincang-bincang beberapa mahasiswi fakultas yang membicarakan ustadz muda kemarin.

"Ah dia memang tampan"

"Bukan hanya tampan tapi juga menawan dan berilmu tinggi. Kyaa"

Begitulah, silih berganti kudengar kegilaan para fans Sasuke. Bahkan ketika aku akan masuk kelas, kegaduhan yang ditimbulkan Ino terdengar dari luar. Dan sudah bisa ditebak apa yang diributkannya..

"Pokoknya setelah ini aku akan berubah menjadi gadis muslimah yang baik hati dan akan merebut hati ustadz itu!" ultimatum Ino di depan kelas.

"Tidak! Tentu saja aku yang akan mendapatkan hatinya. Lihat, Ino. Bajumu saja masih buka-bukaan seperti itu, mana mungkin Sasuke-kun tertarik padamu? Hahaha" Tenten tak mau kalah.

"Bagaimana jika yang menarik hatinya adalah Hinata-chan? Bukankah dia sangat lemah lembut dan berpakaian tertutup tidak seperti kalian. Haha" sahut Kiba lalu tertawa lepas.

Sesaat keduanya menatap tajam ke arah Kiba. Sedangkan Hinata hanya meringis melihat kedua teman perempuannya mengacak-acak dan menarik-narik rambut Kiba. Akupun geleng-geleng kepala melihat kelakuan Ino dan Tenten yang tidak terima dengan perkataan Kiba.

"Bagaimana denganmu, Sakura-chan? Apakah kau tidak ikutan tertarik dengan ustadz muda kemarin?" tanya Hinata tiba-tiba setelah aku duduk di bangku sebelahnya.

"Aku? Haha. Mana mungkin aku yang seperti ini cocok dengan dirinya yang begitu berwibawa?" jawabku asal.

"Tapi, Sakura-chan.. sepertinya kemarin kalian begitu dekat" aku terkejut mendengarnya. Itu berarti Hinata melihatku sedang bercakap dengan Sasuke-kun saat persiapan acara! Kemudian ia melanjutkan, "selain itu, Sasuke-kun yang tampan pantas denganmu yang memiliki wajah cantik"

Seketika wajahku memanas dipujinya. Apakah mungkin parasku begitu cantik seperti yang dikatakan Hinata? Aku kembali menanyainya, "walaupun jidatku lebar seperti ini?"

Hinata tertawa mendengarnya, "kau pantas, Sakura"

Aku hanya tersenyum simpul menanggapi pujian Hinata. Tidak, Hinata-chan. Walaupun katamu aku pantas, aku tidak tertarik dengannya.

"Oii.. ada ribut-ribut apa ini?" Naruto yang baru saja masuk kelas bingung sendiri melihat kawannya, Kiba, dijambak-jambak seperti itu. Rambut Kiba yang biasa rapi kini tampak berantakan.

 Rambut Kiba yang biasa rapi kini tampak berantakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mereka berdebat merebutkan ustadz muda kemarin. Padahal, bagiku mereka memang tak pantas buat si ustadz itu" ujar Kiba polos.

"Apa katamu, Kiba?!" kejut Ino dan Tenten bersamaan dan berlanjut dengan menjambak kembali rambut Kiba.

"Ooh, jadi kalian membicarakan saudaraku?" kata Naruto kemudian terkekeh.

"Sasuke-kun saudaramu? Tidak mungkin! Nyatanya kau dan Sasuke sangat berbeda" bantah Ino tak terima.

"Benar, itu tak mungkin! Paras Sasuke begitu tampan dan berwibawa, tidak sepertimu" imbuh Tenten yang juga tak setuju.

Naruto hanya menatap keduanya dongkol. Jujur saja, aku sendiri juga tak percaya dengan omongannya. Tapi untuk apa aku peduli dengan ustadz muda itu? Bukankah aku tak tertarik dengannya?

"Ini lihatlah! Kami punya banyak foto berdua" dengan sigap Naruto mengeluarkan foto-foto yang ada di dompetnya. Kami semua yang pagi itu berada di kelas penasaran dan melihat foto yang dijejalkan Naruto.

 Kami semua yang pagi itu berada di kelas penasaran dan melihat foto yang dijejalkan Naruto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah percaya, kan?" tanya Naruto kemudian. Ino dan Tenten mengangguk.

"Bagaimana mungkin?" Ino masih heran.

"Tapi wajah kalian tidak mirip" tambah Tenten.

"Uhm. Ceritanya begini.." Naruto mulai berkisah, "jadi, sebenarnya orangtua kami bersahabat. Tapi waktu aku masih kecil, kedua orangtuaku meninggal karena kecelakaan. Akhirnya keluarga Uchiha yang merawatku hingga besar dan Sasuke menganggapku sebagai saudaranya"

"Tunggu, Sasuke dari keluarga Uchiha?" sahutku bertanya.

"Ya, benar. Dia berasal dari keluarga terhormat di kota ini. Ayahnya sendiri adalah kepala kepolisian" jelas Naruto. Aku kagum mendengarnya. Keluarga Uchiha adalah keluarga yang sangat di segani di negara kami. Keluarga elit yang kekayaannya tak terhingga, namun tak pernah lupa untuk ikut andil dalam kegiatan amal. Keluarga itu sangat hebat.

"Ah, Sakura-chan. Kau jadinya menghentikan cerita Naruto" keluh Ino.

"Hahaha. Baiklah, akan kulanjutkan. Ehmm" Naruto berdehem seperti akan menceritakan sebuah sejarah panjang, "yaah, tapi ketika kami sudah kuliah, Iruka-sensei ingin mengadopsiku sebagai anaknya. Mulanya keluarga Uchiha tak mau, tapi akhirnya mereka mengizinkan karena hingga saat ini Iruka-sensei belum memiliki anak. Selesaii"

Ternyata sesederhana itu ceritanya. Dasar Naruto!

"Itu berarti kau mengerti semua hal tentang Sasuke-kun?" tanya Ino.

"Yaah begitulah. Ehehe" jawab Naruto enteng terkikik.

"Kalau begitu, beritau kami apa saja yang Sasuke suka" kata Tenten antusias.

"A-aa.. Iyaa, baiklah" ujar Naruto, "Sasuke menyukai tomat. Dia suka makan omusubi dengan okaka dan tak suka makan makanan manis" lanjutnya.

"Bagaimana dengan tipe perempuan idamannya?" Ino pun juga penasaran.

"Perempuan, ya? Hmm.." Naruto tampak berpikir panjang, "kupikir Sasuke tak pernah memberitahu tentang itu. Tapi dia pernah mengatakan suka perempuan berhijab dengan rambut pendek*, karena dengan begitu rambutnya tak akan keluar"

"Jadi Sasuke akan memilihku, bukan kau Ino" ejek Tenten yang rambutnya pendek bercepol dua.

"Tidak bisa! Bukankah Naruto bilang dia tak tau tipe perempuan idaman Sasuke?" sanggah Ino tak mau kalah.

"Mendokusai. Hal seperti itu saja diributkan" komentar Shikamaru setelah duduk di bangkunya yang terletak di depanku. Ia tak habis pikir melihat kedua teman perempuannya berselisih gara-gara seorang lelaki.

"Tidak bisa seperti itu, Shika-kun. Bagi kami para perempuan pasti akan melakukan apa saja untuk orang yang kami suka"

"Termasuk yang Hinata-chan lakukan untuk Naruto" godaku pada Hinata. Sontak pipinya langsung memerah. Aku dan Shikamaru tertawa melihat Hinata yang salah tingkah seperti itu.

Menyukai seseorang ya? Aku ingin merasakannya, tapi untuk siapa akan kuberikan perasaanku? Hingga sekarang pun aku tak berani menjatuhkan hatiku untuk seseorang. Aku tak ingin menjadi seperti Mama yang salah menjatuhkan hati.

*)ini ngarang ya.Ehehe. Karena menurut cerita (Naruto Shippuden eps 481), Sakura bilang ke Ino kalo Sasuke sebenernya suka perempuan berambut panjang.    

Ustadz di TV ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang