part 17

3.1K 173 60
                                    

🍚🍚🍚

"Bubur ayam Manado?"

"Kenapa? Tidak suka?"

Setelah berjalan kaki sekitar 10 menit dari lokasi CFD, akhirnya Kei dan Afkar sampai di depan ruko penjual bubur ayam Manado.

Kei sangat suka segala jenis bubur, termasuk bubur ayam, sewaktu dia masih menjadi mahasiswa Kei lebih sering sarapan bubur ayam di kantin karena jarak antara rumah dan universitas lumayan jauh, jadi Kei lebih sering berangkat lebih awal dan terpaksa harus sarapan di kantin.

Saat dulu mengambil spesialis di luar negeri, Kei juga lebih sering memasak bubur ayam, karena lebih praktis dan cepat dalam membuatnya.

Nah bubur ayam Manado termasuk salah satu bubur ayam favorit Kei, sebab dulu saat intrensif, kebetulan Kei ditempatkan di Sulawesi Utara tepatnya di Manado, karena Kei sangat suka dengan bubur ayam akhirnya warga sekitar menawarkan kepada Kei bubur khas Manado dan ternyata sangat cocok di lidah Kei.

(Internsip adalah pemahiran dan pemandirian dokter baru lulus pendidikan untuk penyelarasan hasil pendidikan dengan kondisi di lapangan.)

Dan Kei sudah lama tidak mencicipi makanan tersebut sebab Kei jarang menemukan makanan tersebut, padahal di sekitar rumah mereka ada yang menjual bubur Manado ini.

"Suka" ucap Kei sambil mengikuti Afkar yang sudah masuk ke dalam ruko dan mengambil tempat duduk tepat di bawah kipas angin.

Afkar mengambil tempat duduk di bawah kipas angin. Wah syukur sekali, sebab kerudung Kei sudah bercucuran air keringat.

Dan pesanan mereka sudah di catat pelayan warung itu.

2 porsi bubur ayam Manado porsi medium dan 2 air mineral.

Warung tersebut mulai ramai, para pengunjung rata-rata dari orang-orang yang berolahraga di CFD tadi.

Pesanan mereka masih belum datang, Kei sedari tadi hanya menopang dagunya sambil melihat keliatan penjual bubur itu dalam menyajikan makanan. Sangat cepat dan telaten.

Sedangkan Afkar, sesampai mereka di warung ini hanya memainkan handphone. Dan tak acuh dengan keramaian warung ini.

"Dokter Manda, dokter spesialis di rumah sakit kamu kerja kan?"

Kei yang masih melihat proses pembuatan bubur ayam Manado, kembali melihat Afkar di depannya.

"Ha? Iya mas?"

"Dokter Manda, dokter spesialis di rumah sakit kamu kerja kan?" Ulang Afkar yang meletakkan handphonenya di atas meja.

"Iya mas, memangnya kenapa?"

"Besok teman saya istrinya mau cek kandungan di sana"

"Oh, perlu aku bantuin?"

"It's oke, suaminya juga ikut pasti mereka bisa"

Kei hanya mengangguk saja dan tidak sengaja matanya melihat layar handphone Afkar yang seperti lupa di matikan, dan sedang menampilkan web rumah sakit tempat Kei kerja.

Jadi selama mereka di sini dan Afkar sibuk bermain handphone itu karena sedang mencari informasi terkait dokter kandungan di rumah sakit? Kenapa tidak tanya Kei saja?

Dan pesanan mereka akhirnya datang juga.

Kei mulai menyantap bubur ayam nya, sudah berapa lama dia tidak merasakan bubur ayam ini, labu kuning nya terasa sekali Kei sangat suka bubur ini.

KesempurnaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang