Saat ini kei dan afkar sudah berada di dalam mobil yang di kendarai oleh afkar karena sebelumnya afkar menolak untuk membawa sopir.
Suasana dimobil itu seperti tidak ada orang saja yang ada didalam mobil karena suasananya sanagat canggung dan tidak ada di antara mereka berdua ingin membuka suara. Sedari tadi Kei hanya melihat ke arah jalanan yang untungnya tidak begitu padat karena ini adalah jam kerja kantor, sehingga jalanan nampak sedikit lenggang, sedangkan afkar yang sedang asik menyetir seperti tidak menganggap saat ini kei ada di sampingnya.Sudah setengah jam mereka di dalam mobil dan mereka masing saling diam, kei memang tak heran mengapa sifat afkar akan selalu begini kepadanya karena afkar akan selalu mengganggapnya hanya seperti partner hidup bukan pedamping hidup.
Tanpa dirasa ternyata mereka sudah sampai di depan rumah yang begitu megah, lapangannya yang begitu luas, kei yakin pasti ini semua rancangan ibu mertuanya karena hobi ibu mertuanya sama dengan hobi mamanya, sama-sama suka dengan berbagai jenis bunga.
Saat turun dari mobil kei langsung dihadiahi pemandangan taman yang begitu luas dan asri, bunga bunga yang warna warni dan sangat cantik, kei memang sangat suka dengan memiliki sebuah rumah yang dipenuhi dengan bunga-bunga seperti itu.
"Ayo masuk kalau kamu tidak ingin kulitmu gosong"ucap afkar yang ternyata sudah menurunkan koper mereka dari bagasi mobil.
"Hem baiklah"ucap kei dan ikut berjalan di belakang afkar untuk menuju pintu utama rumah ini. Dari luar saja rumah ini sangat cantik walau minimalis tetapi kalau di lihat jauh tampak begitu megah.
Tiba tiba saja sudah ada seorang wanita paruh baya yang sudah membukakan pintu untuk kei dan afkar "selamat pagi tuan eh ternyata nyonya sudah ikut, ayo tuan nyonya masuk"sapa wanita itu pada kei dan afkar, yang dibalas kei dengan senyumannya.
" terima Kasih mbok mun " sahut afkar yang begitu ramahnya.
Afkar dan kei memasuki rumah mereka yang begitu luasnya, karena ada beberapa sofa dan rak-rak buku. baru memasuki ruang tamu kei sudah di hadiahi dengan ruang tamu yang bergaya ala klasik modren.
" kamar utamanya ada di atas kalau kamu mau kesana pergilah"ucap afkar yang begitu dinginnya kei seperti seorang tamu ada di rumah ini, tapi ia memang seorang tamu baru bukan? Kei langsung naik ke lantai atas dan dibantu oleh mbok mun untuk membawa koper mereka.
Setelah naik ke lantai atas ternyata tidak kalah indahnya dibanding dilantai bawah terdapat ruang keluarga, balkon, dan beberapa kamar.
Saat masuk ke salah satu kamar yang diberi pintu cat putih gading dan terpampanglah Kamar utama yang begitu Indah luas dan pemandangannya yang begitu memanjakan mata.
Kei sangat terpana dengan interior setiap sudut rumah ini.Sampai-sampai kei lupa kalau di belakangnya masih ada mbok mun.
"Em.. makasih ya mbok mun sudah membantu saya membawakan koper ini"ucap kei pada mbok mun yang tampak terkejut dengan sapaan kei."Sama sama toh nya itukan memang sudah kewajibannya saya."ucap mbok mun dengan logat daerahnya yang masih sedikit kental.
" sebaiknya mbok mun tidak perlu manggil saya pake nyonya deh soalnya kei masih muda mbok."ucap kei begitu lembutnya sambil wajahnya pura-pura tidak suka."Aduh, nyonya saya tidak bisa toh nanti tuan bilang saya tidak sopan kalau manggil nyonya dengan yang lain."ucapnya dengan gugup dengan tidak enak hati.
" sudah tenang saja, mbok mun gak perlu khawatir bu mun cukup manggil saya itu non saja karena dalam islam kita memang harus saling menghormati bukan? Mbok mun kan lebih tua dari saya sebaiknya mbok mun manggil saya itu non saja, pasti mas afkar tidak akan marah" jelas kei dengan penuh pengertiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesempurnaan
RomanceDokter muda yang harus rela menikah dengan pilihan ibunya sendiri karena ia telah berjanji pada ibunya di masa sebelum insiden itu terjadi. Insiden apakah yang terjadi?? Dan bagaimana kehidupan dokter muda tersebut sesudah menikah dengan pilihan ibu...