part 13

2.1K 128 15
                                    


👩‍🍳👨‍🍳👩‍🍳👨‍🍳

Ini adalah momen yang akan selalu Kei ingat, saat dimana dirinya dan Afkar bisa makan di luar untuk pertama kalinya sejak mereka menikah.

Bukan candle light dinner seperti orang-orang hanya makan di rumah makan sunda ditambah suasana yang nyaman dan asri.

Saat ini mereka sudah berada di mobil untuk pulang, setelah tadi Kei sudah menghabiskan 1 ekor ikan panggang beserta lalapan dan nasi liwetnya, karena begitu lahapnya makan Kei sampai lupa keberadaan Afkar yang sedari tadi makan sambil memainkan gadget nya, padahal ini weekend dan ia masih sibuk dengan urusannya.

Sesampainya di rumah, seperti biasanya Afkar akan turun terlebih dulu dan mengangkut barang belanjaan mereka yang berada di bagasi mobil. Kei juga membantu sisa belanjaan yang tidak terangkut Afkar.

Barang belanjaan tadi sudah Afkar letakkan di atas meja bar dan ia sudah naik ke lantai atas, sedangkan Kei kini sudah merapikan barang belanjaan terlebih dahulu.

Selesai dengan barang belanjaan yang sudah rapi pada tempatnya Kei juga naik ke lantai atas untuk mandi dan shalat terlebih dahulu sebelum memulai acara masak-memasaknya.

Saat Kei sudah berada di kamar, Afkar sudah tidak berada di sana dan sepertinya dia juga sudah shalat Dzuhur terlebih dahulu. Mungkin lagi di ruang baca. Pikir Kei begitu.

🍲🍲🍲

"Masak apa?"

Kei yang sudah memulai memotong sayuran terkejut mendengar suara afkar yang tiba-tiba sudah muncul di depannya yang pakaiannya sudah berganti.

"A.. ayam bakar Taliwang mas" Kei yang merasa gugup melihat Afkar sudah mendekat ke arahnya.

"Ayam taliwang pake jagung?" Tanya Afkar yang sudah memasuki area dapur.

Kei kembali memberhentikan pekerjaannya "enggak mas, jagungnya buat sayur asem" jawab Kei sedangkan Afkar hanya mengangguk dan tampak grogi sambil menuangkan air ke dalam gelas.
Kei kembali memotong jagungnya.

"Ada yang bisa saya bantu"

Dan kembali Afkar mengejutkan Kei dengan suaranya yang tiba-tiba sehingga kali ini Kei mengeluarkan suara akibat jarinya tergores pisau.

"Astaghfirullah"

"Kamu kenapa? Jari kamu berdarah?"

"Gak sampai berdarah kok mas, cuma tergores sedikit saja" jari Kei memang tidak mengeluarkan darah, tetapi ia masih sedikit terkejut dengan perkataan Afkar yang tiba-tiba seperti tadi.

"Salah ya kalau saya ingin membantu?"

Entah mengapa Afkar tiba-tiba menjadi seperti ini, Afkar yang biasanya akan tampak selalu cuek dan dingin dengan kegiatan yang dilakukan Kei sekarang malah ingin membantunya, dan itu sangat membuat Kei menjadi binggung.

Apa karena ini makan malam yang sangat penting? Sehingga Afkar turut serta membantunya di dapur, kata Kei dalam hatinya.

"Enggak, mas boleh bantuin tapi.."

"Saya bisa masak kok" sanggah Afkar dengan cepat.

"Ya udah mas bantu potongin sayuran dulu"

KesempurnaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang