part 6

4.3K 133 10
                                    


Malam yang begitu Indah, kei sedang termenung memikirkan bagaimana kelanjutan karirnya yang masih panjang tapi ia tidak akan bisa sebebas dulu sebelum ia menikah, kei tak akan pernah lagi menjadi relawan di berbagai daerah terpencil.

Sebenarnya kei sangat ingin kembali ke rumah sakit, ia sudah 2 tahun meninggalkan rumah sakit demi menjadi relawan dan sekarang kei ingin bekerja kembali di sana, ia sangat rindu dengan pasien-pasien kecilnya,rekan rekan kerjanya dan sahabatnya. Dan temapt favorit kei taman rumah sakit yang sejuk.

kei sangat ingin membicarakan soal ia kembali bekerja lagi pada afkar tetapi kei takut kalau afkar tak akan mengizinkannya. Sifat afkar hari demi hari tetap dingin pada kei bicara hanya seperlunya saja itu lah yang membuat kei tak berani meminta izin pada afkar.

Sudah seminggu kei dan afkar menikah, kei memang hanya berdiam di rumah saja, kadang kei di landa kebosanan karena kei tak mempunyai teman di ajak ngobrol kalau pun ada itu hanya mbok mun, terkadang mbok mun sedang sibuk mengerjakan tugasnya terpaksa kei tidak boleh mengganggu pekerjaan mbok mun.

Saat ini kei sedang menunggu afkar pulang dari kantor seusai ia sholat isya tadi ia langsung duduk di sofa ruang tamu, kei memang melakukan kewajibannya sebagai seorang istri yang baik yaitu mengurus keperluan suaminya akan tetapi sifat ketidak pedulian afkar kadang membuat hati kei menjadi bertambah sakit.

Kei sangat ingin membicarakan pada afkar kalau ia sangat ingin kembali bekerja di rumah sakit tapi apakah afkar akan mengizinkannya? Tapi kalau kei tak pernah mencoba menanyakkan bagaimana pendapat afkar apakah ia mengizinkannya, tidak akan pernah bekerja kembali.

Sambil membalik balik majalahnya tiba tiba sudah terdengar bunyi klakson mobil afkar yang sepertinya sudah berada di bagasi.

Kei pun langsung membuka pintu dan ternyata memang benar afkar sudah berdiri di teras. kei langsung menyalam tangan afkar dan mengambil ahli tas kerja afkar, afkar berjalan menuju kamar mereka sedangkan kei yang ada di belakangnya langsung berjalan ke dapur untuk membuatkan afkar teh.

Setelah membuatkan afkar teh dan meletakkannya di meja yang ada di kamar mereka, kei langsung duduk di sofa sambil menunggu afkar yang sedang mandi, kei pun mengambil buku yang tergeletak di atas meja sambil melirik apakah afkar sudah keluar dari kamar mandi.

Perasaan kei mendadak menjadi gugup ia khawatir afkar tak akan mengizinkannya tapi kei sangat ingin kembali bekerja sambil membolak balik buku yang ia pegang tiba tiba suara pintu terbuka dan itu adalah afkar yang sudah rapi dengan pakaian tidurnya dan berjalan ke sisi sofa yang ada di hadapan kei dan memainkan gadgetnya.

Kei bertambah gugup setelah melihat wajah afakr yang sangat serius ia seperti ingin berbicara pada dosen killer yang ada di kampusnya dulu karena kei memang tak pernah memulai percakapan antara mereka berdua.

Mulai menghela nafasnya dan membuangnya secara perlahan
"Mas kei boleh nanya sesuatu?"afkar yang masih memainkan gadgetnya sedikit terkejut karena kei yang tak pernah memulai percakapan antara mereka berdua.

"Memangnya ada apa?"ucap afkar yang meletakkan gadgetnya di atas meja.

"Em..aku..ingin..ingin kembali bekerja"kei langsung menundukkan kepalanya.

"Apakah uang bulananmu kurang?"tanya afkar sarkatis membuat kei kecewa pada afkar karena afkar pikir kei akan kekurangan uang yang sudah diberikan afkar untuk uang bulanan mereka hanya untuk berpoya poya sedangkan kei hanya ingin membantu orang yang sedang membutuhkannya.

"Bukan seperti itu mas, tapi aku ingin sekali kembali bekerja"

"Tapi kamu tahu kan kalau seorang istri hanya dianjurkan berdiam diri di rumah saja karena akan menimbulkan fitnah jika seorang suami tidak mendampinginya karena itu hanya seorang suami yang bekerja"afkar kembali mengambil gadgetnya.

KesempurnaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang