24 | Basecamp Cangkemanz

55 9 0
                                    

Hai, selamat hari Kamis💖

Ketemu lagi sama Gekti di part 24. Misi kita selanjutnya akan bermulai dari sini ya. Sebenarnya gampang banget buat nebak siapa "pelaku" itu. Tapi itu tergantung kalian deh hehehe.

🦖 24 | Basecamp Cangkemanz 🦖
Happy reading❤️

Keadaan siang ini di basecamp lumayan tegang. Mereka harus memikirkan dimana dan siapa nama orang yang menjadi saksi mata dalam tragedi itu.

"Saksi matanya cowok apa cewek sih?" tanya Dandi tak sabar. Nico mendelik lalu mengisyaratkan Dandi untuk diam saja tidak usah cerewet.

"Cewe." Rian tampak memikirkan ciri-ciri dan namanya. Saat itu Rian sempat berkenalan dengan orang itu, karena ia yang melindungi tubuh Theo dari serangan orang-orang saat Theo sudah terkapar lemas.

"OALAH! namanya Gita! Dia anaknya Pak Ahmad, tukang sapu di sekolah kita." Rian tampak semangat. Ia langsung bangun dari duduknya dan berjalan keluar basecamp.

"Heh mau kemana lo?" Teriak Gangga dari dalam.

"CARI PAK AHMAD!" balasnya tak kalah teriak.

"Ngapain dia nyari Pak Ahmad?" tanya Dandi penasaran lagi pada Nico. "Au deh. Mau ngapel kalik," sahutnya asal.

Rian bertemu Pak Ahmad setelah ia berkeliling selama 10 menit. Pak Ahmad melongo melihat Rian ngos-ngosan.

"Ada apa, nak?" Rian mengisyaratkan Pak Ahmad untuk menunggunya mengatur nafas. Pak Ahmad berjalan ke kantin mengambil minum dan menyodorkan pada Rian.

"Gita mana pak?" Rian mengelap keringat di pelipisnya dengan punggung tangannya. Pak Ahmad melotot kaget. Buat apa siswa di depannya ini menanyakan anak gadisnya?

Pak Ahmad berjalan ke rumahnya yang berada masih dalam lingkungan sekolah tetapi letaknya jauh di belakang dan tersembunyi. Rian mengikuti pria tua di depannya.

"Anak saya Gita ada buat masalah ya sama nak Rian?" tanya Pak Ahmad takut-takut. Rian menggeleng sambil tersenyum. "Engga pak, saya mau minta tolong Gita buat bantu usut kematian alm.Theo. Saudara kembar Theressa,"

Pak Ahmad mengangguk. Ia tahu berita itu. Berita yang membawa kesedihan mendalam bagi warga SMA Kembang Nusa.

Singkat cerita, Gita kini sudah berjalan bersama Rian menuju basecamp Cangkemanz. Ia juga bersedia membantu sahabat-sahabat Theressa dalam mengusut penyebab kematian saudara kembar Theressa itu.

"Hai Gita!" Sapa Irene dengan ramah. Gita ini orangnya sangat baik, di umurnya sekarang yang seharusnya digunakan untuk belajar, bersekolah, dan hang out bareng temen-temen seumurnya, Gita gunakan untuk bekerja di salah satu toko kue. Alasannya, ia ingin membantu orang tuanya dalam membayar sekolah adiknya.

"Hai semua!" Sapa balik Gita. Dandi mempersilahkan Gita untuk duduk di tempatnya, di sebelah Carollina dan ia pergi duduk di sebelah Beni.

Gangga memberikan minuman dingin pada Gita, dan disambut dengan baik. Gita memang saling mengenal dengan anak-anak Cangkemanz, terutama Theressa dan sahabat-sahabatnya.

"Gak kerja, Git?" Gita menggeleng sambil meneguk minuman dingin yang diberi Gangga. "Libur, capek gua. Dua minggu kemarin full kerja, lembur juga gak dapet libur," semuanya mengangguk.

"Jadi, apa yang bisa gua bantu?" Gita menawarkan sambil mencomot kue kering di depannya.

"Lo ada di tkp kan waktu itu?" Tanya Nico tanpa basa-basi. Gita mengangguk, "eh gua kayak tau nih rasa kue." Gita mengetuk-ngetuk dagunya seperti sedang berpikir. Gangga mendengus kesal melihat tingkah Gita yang ternyata sebelas duabelas dengan sahabat-sahabat perempuannya.

Theressa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang