3

139 23 97
                                    

Wajah yang terlihat sedih menandakan bahwa Karin tak rela kehilangan darah.

"Berjanjilah lakukan dengan pelan-pelan"-Karin.

"Aku janji"-Ricko

Ricko menyingkirkan rambut yang menutupi leher putih milik Karin. Kemudian mulai mngeluarkan taringnya, sesekali matanya memancarkan kilat warna merah. Dan menancapkan taringnya ke leher Karin. Sebisa mungkin gadis itu menahan rasa sakit tetapi hasilnya nihil ia tetap tidak bisa. Akhirnya ia pun menangis karna kesakitan. Ricko yang menyadari gadisnya menangis langsung menyudahi.

"Sayang maafkan aku, apa aku masih menyakitimu?"-Ricko.

"Tidak, apapun akan aku lakukan agar dirimu tidak kelaparan. Rasanya kepalaku_" karna merasa lemas ia langsung pingsan.

"Oh tidak jangan-jangan aku menghisap darahnya terlalu banyak"-Ricko.

***
"Bi, nanti saat Karin terbangun dan mencariku berikan ia buah strowberi dan katakan aku sedang ada urusan mungkin aku akan pulang malam"-Ricko.

"Baik tuan" ucap Bi Ani sopan.

Dari semua pembantu milik Ricko hanya Bi Ani saja yang dekat dengan Ricko dan Karin. Yang lain hanya bertugas membersihkan rumah yang luasnya menyaingi istana. Belum lagi halaman depan dan belakang.






🍃




Apakah sekarang sudah malam? Perasaan tadi masih senja? Aya mengerjapkan matanya beberapa kali, menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Berjalan menuju pintu mencari sosok Devan. Ke dapur, ruang tengah, dan ruang makan bahkan diseluruh ruangan juga tidak ada.

"Kak... kak Devan?"-Aya.

Bukannya mendapat jawaban, malah suara angin malam yang terdengar.

"Kak Devan mana ya kok nggak ada" gumamnya pelan.

Tak lama setelah itu pintu terbuka menampilkan Devan. Membawa sebuah bungkusan ditangan kirinya.

"Aya kamu sudah bangun? Tadi aku keluar sebentar membeli makanan untukmu. Berhubung kamu sudah bangun, ini silahkan dimakan kamu pasti laper"-Devan.

Disela-sela makannya Aya menatap Devan heran. Yang ditatap pun merasa risih.

"Kenapa menatapku seperti itu"-Devan.

"Tidak, tadi siang kan aku sedang menonton TV, terus tiba-tiba saja aku berada ditempat tidur"-Aya.

"Aku melihatmu tertidur jadi aku pindahkan saja"-Devan.






🍃


"Nyonya makanlah buah ini tuan berpesan kepadaku untuk menjagamu katanya beliau sedang ada urusan"-Bi Ani.

"...."

"Kemungkinan tuan akan pulang"-Bi Ani.

Kata-kata itu muncul lagi dalam ingatan Karin. Sekarang sudah malam Ricko juga belum pulang.

"Bi, apa disini tidak ada makanan"-Karin.

"Stok makanan untuk manusia sudah habis, bibi belum membelinya lagi"-Bibi. (Pembantu lain maksudnya)

***

Bintang bertebaran dilangit malam. Bulan bersinar menerangi gelapnya malam yang dilihatnya dari jendela. Suasana seperti ini yang Karin rindukan pada keluarganya. Sesekali terdengar suara lolongan serigala membuat suasana menjadi mencekam.

'Srak-srak'.... sekelebat bayangan hitam lewat begitu saja. Bulu kuduk Karin mulai meremang, tidak biasanya malamnya terasa semenyeramkan ini.

"Bi... Bi Ani?" Ucapnya sedikit berteriak. Tidak ada sahutan, sepi.

My Husband Is a Vampir [COMPLETE]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang