11. a

40 9 1
                                    

Suara benda jatuh terdengar dari dalam kamar yang ditempati intan. Pasalnya tadi pagi mood wanita itu baik-baik saja. Kini berubah menjadi buruk. Disertai suara teriakan-teriakan yang menggema.

***

"Aarghh....." suasana kamar yang bak kapal pecah. Alat-alat make up menjadi sasaran kemarahan intan.

'PRANK' cermin pecah hingga berkeping-keping.

"Ricko secepat itukah kamu melupakan aku? Aku ini kurang apa Rick? Kenapa kamu memilih wanita lain daripada aku?" Emosi intan kian memuncak ketika ia mengingat Ricko bersama Karin.

Tiba-tiba Arga masuk dan langsung menenangkan intan. Diikuti anak buah Arga yang berdatangan untuk melihat keadaan intan.

"Intan ada apa? Tenangkan dirimu"-Arga.

"Pergi kalian aku hanya ingin sendiri" teriaknya dengan marah. Arga segera mengkode agar Exo dkk segera pergi keluar begitu juga dengan dirinya.

***

Bukannya tadi pagi wanita itu baik-baik saja? Tapi kenapa sekarang berubah drastis? Apa yang sebenarnya terjadi?

"Apa yang sedang tuan pikirkan?"-Rangga.

"Tidak ada. Jika kalian tidak ada kerjaan maka akan aku beri tugas"-Arga.

"Apapun tugas yang tuan Arga berikan kami siap"-Brian.

"Ada yang membantu intan menyelesaikan masalah. Ada yang mencari darah untuknya, sisanya ikut aku berlatih agar mahir" ucap Arga panjang lebar.

"Baik tuan" ucap keempatnya serempak.

Exo dan Adi ikut berlatih, Brian mencari darah dan Rangga membantu menyelesaikan masalah intan.

🍃

Clara dan Dian menemani Aya ke toko buah untuk menjenguk Karin nanti malam. Suara pedagang kaki lima terdengar dipinggir jalan.

"Clara, Dian. Bagaimana kalau kalian ikut aku menjenguk kak Karin"-Aya. Kedua sahabatnya saling melirik, seolah-olah bertanya lewat tatapan.

"Tidak usah Aya nanti kami malah merepotkanmu"-Dian. "Tidak apa-apa aku tidak merasa direpotkan. Justru aku akan senang jika kalian ikut"-Aya.

***

Diam-diam Devan mengikuti Aya dari jauh sambil menjaganya dari bahaya. Devan melihat sekeliling sambil menunggu Aya. Ada pedagang buah, makanan dll, tapi pandangannya tertuju pada pedagang aksesoris wanita.

"Pak beli gelangnya 2, yang ini sama yang ini" sambil menunjuk warna gelang yang dimaksud. Kebetulan gelang yang dibeli memiliki huruf inisial A dan D.

Setelah melakukan transaksi pembayaran, Devan melihat Aya sedang menyebrang jalan. Tapi rasanya ada yang janggal tiba-tiba perasaanya jadi tidak enak.

Seperti ada bahaya yang sedang mengintai. Benar saja seorang pengendara truk melaju dari arah kiri dengan kecepatan tidak stabil.

"Aya awas!!!!" Teriak Devan sangat kencang.

***

Disisi lain kedua sahabat Aya hanya mampu menutup mulut dengan tangannya. Tidak bisa berbuat apappun karna truk yang melintas dengan kecepatan tinggi. Tapi Dian sempat melihat sekelebat bayangan hitam sebelum truk melaju didepan mereka.

"Apa itu tadi?"-Dian.









Bersambung....................

___________________________________

Gimana dengan chapter ini? Semoga gak bosen ya. Author lagi gak ada ide.

Sampai disini dulu. Sampai jumpa di chapter selanjutnya.

Jangan lupa vote+komennya. See you next time. Bye~

My Husband Is a Vampir [COMPLETE]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang