13

820 93 2
                                    

"Off, ada seseorang yang ingin menemuimu," perkataan Arm barusan tak seperti biasanya. Ia tak menyebutkan siapa yang ingin menemuinya.

"Suruh dia masuk," titah Off yang langsung memunculkan sosok mungil dan manis di dalam ruangannya.

"Oh, rupanya kau Gun. Ada apa?"

"Benarkah kau telah memiliki kekasih?" tanya Gun langsung tanpa basa-basi yang tentu dijawab tidak oleh Off.

"Jadi kau benar-benar tidak memiliki kekasih? Lalu kenapa kalian tidak membantah kabar ini?" Gun terlihat tidak sabaran dengan reaksi yang diberikan oleh Off.

Bibirnya yang ditekuk ke bawah menunjukkan bahwa ia sedang sedih. Raut wajah cerit ayang biasa ia tampilkan juga tak terlihat saat ini. Rupanya berita 'kencan' Off Jumpol itu membuat pria manis itu kesal.

"Masih banyak yang harus dikerjakan daripada sekedar menanggapi berita murahan seperti itu Gun. Kau tidak kemari hanya karena hal itu kan?" Off telah menghentikan pekerjaannya sedati tadi hanya menatap makhluk kecil dihadapannya itu.

Gun menggeleng. "Aku ingin mengajakmu makan siang." Raut wajahnya berubah kembali menjadi seceria biasanya.

"Maafkan aku. Tapi aku tidak bisa. Aku sudah ada janji terlebih dahulu. Bukankah tidam etis untuk membatalkan janji yang telah dibuat lebih awal?" Off tersenyum ke arah Gun dan pria mungil itu mengangguk patuh.

Gun kemudian pergi dari ruangan Off dan membuat Arm bergegas masuk. "Apa yang terjadi?"

"Tidak ada. Hanya ajakan makan siang."

"Dan pastinya kau tolak. Benar kan?" Pertanyaan Arm hanya dijawab dengan anggukan kepala oleh Off. "Kau ingin pergi menemui ibumu?"

"Tidak. Mulai sekarang aku akan pergi di sore hari," jawab Off sambil melanjutkan pekerjaannya.

"Lalu kenapa kau menolak ajakan Gun?"

Off menatap tepat pada bola mata milik Arm. "Karena aku tidak menyukainya. Bukankah itu cukup jelas?"

Arm dibuat kebingungan saat ini. Dan Off tampak enggan menjelaskan lebih lanjut. Jadi ia terpaksa keluar dari ruangan Off dengan pikiran yang masih tidak ia mengerti.

Off menekan tombol interkom di telfonnya yang mengarah langsung ke telfon Arm. "Pesankan aku sushi dan americano 4 shot untuk makan siang." Dan langsung mengakhirinya begitu saja.

...

"Baiklah anak-anak. Pelajaran hari ini cukup sampai disini saja. Jika masih ada yang tidak dimengerti bisa bertanya langsung ke ruang guru ya. Selamat istirahat." New membereskan buku-bukunya dan bergegas kembali ke ruangannya.

"Kau tidak ke kantin New?" tanya Krist yang terlihat hendak istirahat makan siang bersama guru yang lain.

"Tidak Krist. Aku akan menghabiskan bekal sarapanku disini saja. Kau pergilah bersama yang lain," jawab New sambil mengeluarkan kotak bekal makan paginya yang belum tersentuh sama sekali.

Tadi pagi New terlambat bangun sehingga ia tidak sempat sarapan dirumah dan memilih untuk membeli kotak bekal di minimarket dekat rumahnya. Ia hanya perlu menghangatkannya di microwave sebentar.

Selagi menunggu makanannya hangat, New mulai memasukkan progress harian siswa didiknya ke sistem. "Seperti biasa, Pluem selalu menjadi siswa yang baik. Hari ini pun begitu. Orangtuanya pasti bangga memiliki anak sepertinya."

"Nanon kembali menjahili Chimon. Sepertinya aku harus membuat mereka duduk bersebelahan besok," lanjutnya. Begitu terus sampai alarm microwave berbunyi yang menandakan makanannya telah selesai dihangatkan.

"Selamat makan~" ucap New entah kepada siapa.

Saat baru memasukkan satu sendok makanan ke mulutnya, ponselnya bergetar dan menunjukkan 'Kakak Tampan' di layarnya. Kali ini panggilan video, bukan panggilan suara seperti biasanya.

Dengan malas New mengangkat panggilan itu.

"Apa?" ucapnya dengan mulut yang masih penuh makanan.

"Tidak ada. Hanya ingin melihatmu."

"Aku sedang makan siang di ruanganku. Tidakkah kau bisa melihatnya?"

"Kenapa kau makan di ruangan bukannya di kantin? Seingatku aku juga menyediakan tempat makan khusus guru."

"Ya ya ya. Aku sudah tau kalau sekolah ini adalah milikmu. Tidak perlu diperjelas. Aku hanya kesiangan tadi. Dan ini makan pagiku. Sayang kalau tidak dimakan," New berusaha menjelaskan kepada Off dengan tangan dan mulutnya sibuk melanjutkan kegiatan makannya.

Encounter || OffNewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang