9

866 100 2
                                    

"Duduk disitu aja New gabung sama yang lain," ucap Krist sambil mengajak New berjalan menuju meja yang telah ditempati oleh beberapa orang guru muda lainnya.

"Ini New guru baru di divisi matematika dan ini Mike dari divisi bahasa inggris," Krist memperkenalkan mereka kepada guru lainnya. Sambutan hangat didapatkan oleh kedua orang guru baru tersebut sehingga mereka tidak perlu merasa canggung.

Mike, New, dan Krist langsung duduk di kursi yang masih kosong lalu memulai acara makan siangnya.

"Sebelum bekerja disini, kau bekerja dimana New?" tanya seorang guru bernama Gulf, ia seorang guru fisika.

"Saya bekerja di cafe milik teman dan mengajar les untuk anak-anak."

"Hei jangan terlalu kaku begitu. Santai saja New. Lagipula kita akan menjadi teman kedepannya. Jadi tidak perlu sungkan seperti itu," lanjut Gulf sambil menepuk pundak New.

"Aku tidak akan bertanya apapun padamu Mike."

"Auh? Baguslah. Aku jadi tidak perlu repot-repot memikirkan jawaban apa yang bisa aku gunakan untuk mengelabuimu tikus kecil," Mike menjawab ucapan Gulf dengan santai. Jika dilihat dari gerak-geriknya, mereka sudah kenal sebelumnya.

"Kau terkejut New?" tanya Mike saat mengetahui raut wajah New saat melihatnya berbicara dengan Gulf. New hanya mengangguk sebagai jawaban dan hal itu membuat semua orang di meja itu tertawa.

"Gulf adalah sepupu Mike. Sebelumnya Mike sudah sering menjemput Gulf kemari jadi kami sudah tidak asing dengannya," jawab Namtan, satu-satunya guru wanita yang ada di meja ini.

"Oh iya, kalian sudah selesai mengurus administrasi kepegawaian? Jika sudah, datanglah ke ruanganku. Akan ku tunjukkan apa saja yang akan kalian kerjakan nantinya," ujar Namtan.

Tringg

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tringg...

Seorang pemuda tampan memasuki area cafe milik Podd dan langsung berjalan menuju kasir. "Hari ini New tidak bekerja?" tanyanya dengan nada dingin.

"Dia mengambil shift sore mulai hari ini," jawab Gawin yang masih memandang pria itu dengan penuh tanya.

"Apa yang ingin anda pesan Tuan?" lanjut Gawin.

"Americano 4 shot dan chicken toast."

Tanpa perlu waktu lama, Gawin langsung membuatkan pesanan milik pelanggan itu. Sepertinya ia menyadari betapa paniknya New waktu itu saat menghadapi orang ini.

"Tapi kenapa dia bisa kenal New?" kebingungan hati seorang Gawin.

...

Off kembali berkutat dengan dokumen di atas meja kerjanya sampai mengabaikan ketukan di pintu yang dilakukan berkali-kali oleh Arm.

"Selalu saja seperti ini jika kau terlalu fokus bekerja. Kau pasti belum makan siang kan? Mau aku belikan apa?" Arm sedikit cerewet saat mengomeli Off.

"Tidak perlu. Aku sudah makan," jawabnya tanpa melihat kearah Arm sedikitpun.

Arm melihat ke arah meja dan menemukan kotak makanan disana. "Kapan kau keluar?"

"Tadi. Sudahlah. Jika tidak ada yang ingin dibicarakan lagi, kau bisa pergi makan siang. Suara perutmu mengganggu kerjaku," titah Off yang membuat Arm geram.

"Untung saja kau temanku. Jika bukan, sudah kucincang habis dirimu." Arm berjalan keluar dari ruangan Off dan menutup pintu dengan keras, pertanda ia sedang kesal. Hanya Arm yang berani bertindak seperti itu, dan Off sudah hafal dengan tabiat sahabat baiknya.

Sepeninggal Arm dari ruangannya, Off justru tidak melanjutkan pekerjaannya. Pria itu justru diam dan termenung, sesekali tersenyum tipis.

Off mengingat kembali waktu yang ia habiskan kemarin di panti bersama ibunya. Tapi bukan itu yang membuatnya tersenyum. Melainkan sosok New yang meladeni ocehan sang nenek yang tidak ada habisnya. Obrolan mereka memang tidak tentu arah, sehingga hal itu membuat Off tersenyum saat mengingatnya.

Pria itu memutuskan untuk mencari sesuatu di laptopnya. Mengetik beberapa huruf di tempat pencarian.

New Thitipoom

Hanya itu yang ia ketahui sejauh ini.

Encounter || OffNewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang