"Sshh.. Aahhh.. New.."
New yang melihat Off kesulitan hanya membiarkan pria itu menyelesaikan kegiatannya.
"New.. Please.. Sshh.."
Senyum di wajah New semakin mengembang tatkala ia melihat wajah Off telah memerah. "So, I win? Cih. Aku tidak tau kalau mengalahkanmu sebegini mudahnya," ujar New dengan bangga. Ia lalu menyodorkan botol minum kepada Off yang sedang kepedasan setelah memakan ceker pedas.
"Kau bilang suka pedas. Tapi baru seperti ini kau sudah menyerah. Cupu," New masih lanjut menggoda Off yang masih kepedasan.
"Tunggulah disini. Aku akan membelikanmu sesuatu di minimarket."
"Aku ikut. Aku sudah tidak kuat melihat makanan itu di depan mataku." Off Jumpol justru berlari lebih kencang menuju minimarket, mendahului New yang masih senantiasa tertawa.
Off segera berlari menuju kulkas berisi minuman dingin dan mengambil sekotak susu dan meminumnya. Sedangkan New melihat hal itu langsung mengambil minuman yang sama dan membawanya ke kasir. Ia juga mengambil minuman agar perut Off tidak terbakar setelah makan pedas.
Saat akan membayar di kasir, New justru melihat wajah yang familiar. "Pluem?"
"Pak New?"
Kedua orang itu sama-sama terkejut akan keberadaan satu sama lain. Off masih tidak menyadari karena sibuk menghilangkan rasa pedas yang ia rasakan.
"Hitung dulu ini. Lalu bicara denganku di depan." Ucapan New bak perintah mutlak bagi Pluem yang tentu harus ia turuti.
Saat ini, New tengah duduk di meja bagian depan minimarket. Berhadapan dengan Pluem. Tentu saja dengan Off di sebelah kiri New yang sedang memakan ice cream.
"Jadi, apa yang kau lakukan disini Pluem? Bicaralah padaku. Aku tidak akan marah," ujar New dengan nada yang lembut sampai membuat Off menoleh ke arahnya namun tak ia hiraukan.
"Tapi bapak janji jangan memberitahu orangtuaku ya?"
New tampak berpikir sejenak. "Tergantung alasanmu. Baru aku bisa memutuskan."
Pluem menghembuskan nafas dengan berat sebelum memulai ceritanya. "Aku bekerja paruh waktu disini untuk menyimpan uang agar aku bisa ikut kursus," kata-kata pembuka yang cukup masuk akal di kepala New namun jadi tidak masuk akal karena Pluem berasal dari keluarga kaya, mengingat sekolah tempatnya bekerja merupakan sekolah elite.
"Kau kan bisa meminta uang pada orangtuamu. Mereka tidak akan menolaknya. Terlebih untuk masa depanmu."
"Atau.. Apa yang kau lakukan ini tidak mendapat ijin dari orangtuamu?" Pluem langsung menunduk. Tidak sanggup lagi melihat ke arah New.
"Apa kau sudah mencoba memberitahu mereka Pluem?" tanya New yang kemudian hanya dijawab dengan gelengan kepala oleh Pluem.
"Mau bapak bantu?" tawar New kepada Pluem. Anak remaja itu langsung mengangkat kepalanya dan melihat ke arah New penuh harap.
"T-tapi.. Aku tidak yakin mereka akan mengijinkanku."
"Aku.. Aku tidak ingin menjadi dokter seperti keinginan mereka. Aku ingin menjadi tukang kayu pak, itulah kenapa aku bekerja paruh waktu disini agar bisa mendapatkan uang untuk kursus mebel. Tapi aku tidak yakin keluargaku akan setuju," terang Pluem dengan wajah sendunya.
New menepuk-nepuk pundak Pluem dengan pelan. Menyalurkan energinya kepada siswanya itu. "Jika kau menjelaskan kepada orangtuamu dengan baik, bapak yakin mereka pasti mengerti. Kau mau mencoba?"
"Jika kau takut, aku pastikan aku akan ada disana tepat saat kau tidak mampu mengatasinya." Senyuman yang New berikan ternyata memberikan kekuatan kepada remaja yang masih sibuk mencari jati diri itu. Membawa ketenangan atas kegundah-gulanaan Pluem.
Off yang sedari tadi mengamati interaksi guru-murid dengan wajah yang mirip itu dengan perasaan yang senang. Senang karena ia dapat mengetahui sisi lain lagi dari New.
Pluem lantas menoleh ke arah Off yang memandang mereka berdua dengan mata berbinar. "Bukankah anda pemilik sekolahku?" tanya Pluem langsung to the point. Yang ditanya tentu saja langsung kelabakan ditodong pertanyaan semacam itu oleh seorang bocah.
"Oh, jadi yang bersamamu waktu itu Pak New?" Kali ini bukan hanya Off yang terkejut, tapi New juga. "Baiklah-baiklah. Aku akan tutup mulut asal kalian membelikanku ramen pedas disana," tawar Pluem.
"Aku harus kembali kesana lagi?" ucap Off yang sepertinya sudah sangat muak mencium aroma pedas dari kedai itu.
"Baiklah akan kubelikan untuk seseorang yang terlihat seperti duplikatmu ini New." Off berjalan dengan gontai kembali ke kedai yang menjual ramen dan ceker pedas tadi. Membuat duo guru dan murid itu tertawa puas melihat penderitaan Off.
KAMU SEDANG MEMBACA
Encounter || OffNew
Fanfiction"Just live your life from now on. Don't take another step towards me." -New Thitipoom "I've made my choice. I've decide to take a step towards the world you're standing all alone." -Off Jumpol Writen in bahasa Copyright ©babyouchan