17

838 89 18
                                    

New tampak sedang larut dalam obrolannya bersama dengan sang nenek di sampingnya. Kali ini mereka sedang merajut boneka, ilmu yang baru saja diajarkan oleh Bibi Jennie. Sepasang nenek-cucu itu tampak senang dengan kegiatan mereka.

Off datang dari arah pintu masuk dan langsung memeluk ibunya. Wajahnya tampak kusut bak benang rajut yang terlilit. New yang menyadari hal itu hanya memperhatikan dari jauh.

"Ada apa hmm? Kemana wajah tampan anakku yang biasanya? Kenapa jadi wajah pak tua yang ada disini?"

"Ibuuu.." Off ternyata bisa merengek juga kepada ibunya. Dasar bayi besar, cibir New dalam hati.

"Sepertinya aku berbuat kesalahan. Tapi aku tidak salah. Dia yang tiba-tiba masuk ke ruanganku tanpa permisi. Lalu aku memberitahunya bahwa dia salah. Lalu sia pergi begitu saja." Pria 30 tahun itu menjelaskan kekesalannya kepada sang ibu yang hanya dibalas dengan senyuman.

"Apakah dia menangis?" tanya Nenek Godji yang tiba-tiba saja ikut bergabung dalam obrolan Off dan ibunya, membuat New sedikit tidak enak hati.

Off tampak berpikir sejenak mendapati pertanyaan dari nenek godji. "Aku tidak melihat dengan jelas. Tapi ia berlari keluar. Sepertinya ia menangis," jawabnya.

"Kau harus minta maaf karena telah membuatnya menangis."

Off menatap ibunya meminta bantuan. "Nenek Godji benar. Minta maaflah karena telah membuat dia menangis. Ngomong-ngomong siapa orang ini?"

Off yang melihat keberadaan New disana jadi ragu akan menjawab pertanyaan sang ibu.

"Kenapa kau malah melihat ke arah New? Memangnya dia yang kau buat menangis?"

Nenek Godji yang mendengar ucapan Bibi Jennie langsung menangkup kedua pipi tembam milik New dan menatap manik mata hazel itu dengan lekat. "Kak Thi habis menangis? Karena Kakak Tampan ini?"

New yang tiba-tiba saja diperlakukan seperti itu tentu saja bingung. Ia hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya dan berusaha melepaskan tangan sang nenek dari pipinya.

"Bukan New. Gantung aku jika aku membuat New menangis. Aku tidak akan sanggup melakukan hal itu," sanggah Off secepat kilat.

"Lalu?"

Semua mata kini menuju ke arah Off, menanti jawaban keluar dari mulut pria tampan itu.

"Gun. Anak kolega bisnisku. Kami baru saja akan meresmikan kerjasama antar hotel, tapi dia bersikap seolah-olah memiliki kontrol akan hidupku. Dan aku tidak suka. Jadi sepertinya tadi aku terlalu berlebihan saat berbicara dengannya," jelas Off panjang lebar. Ia kembali melihat ke arah New yang pandangannya saat ini tidak dapat diartikan. Membuat Off Jumpol semakin frustasi.

New kembali melanjutkan kegiatannya bersama dengan sang nenek, dan menghiraukan Off yang sedang kebingungan. Pria yang lebih tua itu hanya merebahkan kepalanya di pangkuan sang ibu, membiarkan ibunya mengelus-elus kepalanya yang sedang penuh pikiran itu.

Off tertidur di sofa ruang tengah panti. Wajah damainya saat tidur sungguh menggemaskan, tampak seperti bayi. Keningnya yang berkerut membuat New mengulurkan tangannya untuk membantu melemaskan otot di wajah Off yang masih tegang. "Bahkan dalam tidur pun kau bekerja keras Off." New menyelimuti tubuh Off dengan selimut yang ia bawa dari ruang linen. Menanti pria itu bangun sambil membaca buku.

Waktu saat ini telah menunjukkan pukul sembilan malam. Tidak biasanya New tertidur ketika membaca buku. Tampak selimut yang ia pakaikan kepada Off tadi telah beralih pada tubuhnya. Ia melihat Off sedang membantu para pengasuh panti membenarkan lampu di halaman belakang.

"Kukira kau tidak bisa melakukan hal seperti ini Tuan Off," cibir New pada lelaki yang lebih tua.

"Teruslah menggodaku Pak Guru, kau hampir tiba di tempat tujuan," kali ini gantian Off yang berusaha mengikuti cara New tiap kali mengodanya.

"Tempat tujuan apa?"

"Kau mau kemana memangnya? Aku bisa mengantarkanmu kemanapun," ucap Off sembari berjalan masuk melewati New yang berdiri di pinggir pintu.

Off telah meletakkan perkakas yang ia gunakan untuk mengganti lampu tadi di gudang. Ia kembali melewati New yang masih tetap berdiri di tempatnya. "Atau kau mau ke pelaminan bersamaku?" ucap Off sambil mencolek dagu milik New dengan telunjuk kanannya.

Encounter || OffNewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang