Bab 6

9.4K 880 15
                                    

" Siapa Lo sebenarnya " ujar Kevin,  menatap punggung belakang Hana.

Kevin ingin mengikuti Hana,  niatnya di hentikan dengan nada dering teleponnya.

"Dret... Dret... "

Kevin menatap layar henponnya dengan kesal, lalu menggakat teleponnya itu.

" Hallo "

" Lo dimana?,  kita ngumpul di rumah Que "

" Oke "

Kevin menutup sambungan teleponnya,  dan berlalu pergi dari sana. Kevin sudah ketinggalan jejak Hana, tidak mungkin lagi bagi Kevin untuk mengajarnya.

Sedangkan Hana sudah sampai ketempat tujuannya yaitu rumah panti Bahagia.

Seyum Hana tidak lentur - lentur saat melihat anak - anak yang bermain dan bercanda dengan tawa bahagianya.

" Tok... Tok.. "

Hana mngetuk pintu dengan seyum manisnya,  menatap anak - anak yang menatapnya dengan mata berbinar dan bahagia.

" Kak Malaikat " panggil Anak - anak panti dengan serentak berlari ke arah Hana dan memeluk Hana.

Hana menerima pelukan mereka,  kembali membalas memeluk mereka dengan membelai rambut satu persatu anak panti.

" Hoho....apa kabar nih? " tanya Hana, setelah lepas dari pelukan itu,  berjongkok untuk menyamai tinggi dari anak - anak panti.

" Baik Kak Malaikat " jawab mereka serentak.

" Wah bagus dong,  kalau gitu, kakak mau tanya nih, Siapa yang rajin bantu Bu Siska? " tanya Hana menatap satu persatu anak -anak panti.

" Aku Kak " jawab mereka dengan serentak kembali. Dengan tangan yang di angkat ke atas.

" Wah... Pintar, rajin - rajin teryata. Ohnya kalian lagi ngapain,  tadi Kakak lihat pada ketawa - tawa semuanya, Kakak nggak di ajak teryata " ucap Hana,  sambil memanyungkan bibirnya kedapan.

" Tadi kita dengar cerita Etan,  dia kecebur got,  saat lagi main di luar,  dan pulang - pulang bajunya udah basah semua dengan bau yang menyengat,  apa lagi tadi dia nangis nggak berhenti - henti, padahal udah di mandiin,  katanya malu Kak " ujar Sidik sambil menahan tawanya,  sedangkan anak - anak lain tawanya sudah lepas sejak tadi.

" Aduh... kalian mau Kakak jewer apa,  masa saudara kalian kena musibah kalian ketawain,  harusnya kalian tenangin, jangan ulangin laginya,  nanti Kakak jewer teliga kalian semua. Dan dimana Etan sekarang?" tanya Hana dengan kedua tangan di lipat di depan dada.

" Etan dikamarnya Kak " jawab Sika,  menujuk kamar yang teletak di paling pojok ruangan.

" Yaudah Kakak kesana dulu, nanti pas Etan kesini,  kalian wajib minta maafnya "

Hanapun melangkahkan kakinya ke ruangan yang berada di pojok,  tampa ketukan Hana masuk kedalam,  melihat seorang bocah lelaki yang menangis dipojok ruangan.

Bocah itu tidak menyadari kehadiran Hana. Hanapun menepuk bahu Etan lalu ikut duduk di sampingnya.

" Etan " panggil Hana.

Hana mengusap pipi temben Etan, tidak lupa dengan seyum penuh kasih sayang.

" Kak malaikat " Etan memeluk Hana, masih dengan tangisnya.

" Etan,  kakak udah dengar cerita dari saudaramu. Etan Kakak tau dengan perasaanmu,  tapi Etan anggaplah itu sebagai cerita yang akan bisa kamu ceritakan suatu saat nanti,  baik itu sahabat atau orang - orang yang kamu cintai,  jangan malu atas apa yang terjadi pada saat ini, itu bukanlah aib yang menjelekkan karena Etan tidak melakukan hal hina,  malahan Etan juga bahagiakan saat saudaramu ketawa saat mendengarkan ceritamu. Emang Etan mau tidak ada kenangan masa kecil,  pasti tidakkan, jadi Etan berhentilah menangis jadilah Etan seperti dulu,  Etan yang pemberani dan juga Etan yang baik " ujar Hana menatap Etan dengan kedua tangannya yang berada di kedua bahu Etan.

" Ya... Etan senang saat melihat saudara Etan ketawa,  Etan nggak sedih,  Entan hanya malu doang,  tapi sekarang sudah tidak lagi " ujar Etan dengan semangat dengan gepalan di kedua tangannya.

" Etan pintar,  kalau gitu,  ayo kita ketampat saudaramu,  mereka menunggumu di luar sana " ajak Hana.

Hana mengandeng Etan,  lalu mengajaknya keruangan tengah,  dimana sudah di tunggu oleh anak - anak panti lainnya.

" Etan maafkan kita Etan,  kita salah "

Mereka menunduk, dengan perasaan bersalah.

" Iya Etan maafkan,  Etan nggak marah kok,  cuma sedikit malu Hehehe " ujar Etan yang menggaruk kepala yang tidak gatal.

Merakapun memeluk Etan dengan seyum cerah di wajah meraka.

Hana juga ikut terseyum, melihat kebersamaan meraka.

' Jadi begini rasanya saat melihat orang bahagia,  teryata tampa menjadi dokterpun bisa melihat kebahagiaan seseorang. Aku sangat bahagia,  tapi kenapa tubuh ini bisa meninggal!, apa penyebabnya! ' tanya batin Hana.

" Terimakasihnya Nak,  udah buat meraka kembali rukun lagi.  Ohnya gimana kabarmu Nak! " tanya Bu Siska, sambil mengusap punggung Hana.

" Baik Bu,  kalau ibu gimana! " tanya Hana balik.

" Baik Nak "

" Ohnya Bu,  gimana urusan untuk membuat panti ini,  menjadi rumah udah di terima Buk !" tanya Hana.

" Lagi diurus sama bapak,  tenang aja Nak,  nanti ibu kabarin aja "

" Oh,  oke Bu. Kak Aren mana Bu! " tanya Hana balik.

Hana melihat kiri kanan,  namun nihil tidak tampak batang hidung orang yang di carinya.

" Nak Aren lagi ngurus restoran nak,  mau di perbesar " jawab Bu Siska

" Wah... Bagus dong Bu "

" Kak malaikat,  ayo kita main sama?" ajak Adit menarik bawah baju Hana,  Hana mengguk setelah berpamitan dengan Bu Siska.

                           




I am the Antagonist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang