Bab 31

4.8K 543 34
                                    

Hari ini sekolah libur karena para guru rapat untuk membahas ujian kenaikan sekolah yang akan di adakan tiga minggu lagi.

Hana sedang duduk di taman bisa di bilang Taman Kota karena kebiasaan bangun pagi jadi ia tidak lagi bisa tidur hal itulah yang membuatnya berada di taman ini.

Hana sebanarnya haus sih karena tidak bawa uang Hana hanya bisa duduk diam sambil melihat orang yang berlalu lalang ataupun joging bahkan ada yang bersepeda.

" Hay kucing kecil ku " panggil Arfa dengan seyum tipisnya.

Hana hanya menoleh saja kebelakang tampa ada niatan menjawab.

" Baby " Arfa kembali memanggil Hana,  lalu menarik tangan Hana membuat Hana berdiri.

" Ada apaaan sih !, jangan sentuh - sentuh gue " ketus Hana,  sumpah saat melihat wajah Arfa Hana bawaannya ingin marah aja, apa lagi saat mengingat ciuman itu ingin sekali Hana pukul tu orang,  tapi mengingat situasi dan kondisi Hana hanya bisa menahan saja. Tapi ia juga merasakan deg degan saat menatap mata biru Arfa itu.

" Baby jangan pernah mengatakan kata - kata itu lagi " acam Arfa dengan suara dinginnya. Arfa tidak menyukai jika Hana menyebut kata benci.

" Gue udah nggak mampan lagi sama ancaman " ujar Hana dengan bangga.

Arfa menarik tangan Hana menuju mobilnya,  Hana memberontak namun kata Arfa hanya ingin memberikan Hana kejutan jadi Hana menerima aja di tarik gitu walaupun bukan seperti tarikan paksa sih jika orang yang melihatnya hanya bergandengan tangan dengan pasangan.

" Kita mau kemana sih,  awasnya kalau macam - macam " ancam Hana yang menunjuk satu jari ke arah Arfa.

" Hm "

" ...... "

Di sepanjang jalan hanya diisi keheningan saja,  Hana hanya melihat pemandangan luar saja jika Arfa menatap Hana melalui kaca mobilnya.

Setelah menempuh waktu sekitar satu jam akhirnya Hana dan Arfa sampai ke tujuan.

" Pantai " gumam Hana saat melihat pantai di depan matanya sendiri.

Arfa mengandeng tangan Hana menuju kapal yang sudah Arfa siapkan sejak tadi.

Kini Hana sudah duduk di kursi sambil menatap pantai dengan senyum kebahagiannya. Jujur sudah lama sejak ia tidak pernah lagi pergi kepantai.  Mungkin terlalu memikirkan masalah hidupnya kalinya.

" Kita mancing yuk " ajak Hana pada Arfa yang sejak tadi hanya diam,  sejak tadi Hana sering curi - curi padang pada Arfa. Tidak tahu kenapa jantungnya dan matanya ingin sekali melihat Arfa mungkin Arfa ganteng kalinya.

Lihatlah rambut Arfa yang hitam dan bertembangan itu di tambah dengan pakaian yang dikenakan menambah aura kegantengan Arfa.

Arfa sejak tadi tahu jika Hana curi - curi pandang,  bukannya risih ataupun marah malahan Arfa senang Hana meliriknya.

" Oke " jawab Arfa singkat,  lalu memerintahkan salah satu orangnya untuk membawakan alat pancing.

" Ini tuan "

Setelah alat pancingan itu sudah datang ,Hana langsung mengambilnya dan memancing ikan. Begitupun dengan Arfa.

" Bagaimana kita taruhan " ajak Hana lagi.  Hana pikir Arfa tidak pernah memancing, karena saat melihat cara Arfa yang tidak seperti orang ingin memancing malahan lebih tepatnya seperti model cool yang sedang bergaya.

"Oke,  kalau menang Baby jadi milikku " ujar Arfa dengan senyum kepercayaannya manatap Hana.

Deg...

Jantung Hana lagi - lagi seperti orang yang habis dari maraton.

" Oke, kalau gue akan meminta apapun dari lo " ujar Hana.  Tadi Hana sempat ragu saat melihat senyum kepercayaan Arfa,  namun di tepis olehnya.

Satu jam belalu.

Hana dengan lemas duduk di kursinya menatap ikan yang didapatnya hanyalah dikit berbeda dengan Arfa yang mendapatakan ikan lebih banyak darinya bahkan ember itu sudah penuh dengan ikan yang di dapatnya,  sangat beruntung sekali Arfa itu. Teryata benar jangan menilai orang dari sampulnya, apalagi sampai meremehkannya.

" Ingat taruhannya " Arfa menatap Hana dengan senyum yang tidak bisa di artikan.

' Jangan senyum kanya gitu,  jantung gue nggak kuat,  nih orang pasti udah pelet gue ' batin Hana yang menatap kearah lain tidak kuat lagi melihat Arfa.

" Ayo Baby kita makan " ajak Arfa mengandeng tangan Hana kembali dengan ekspresi datarnya.

Hana mengaguk saja , dirinya juga sudah lapar, sejak tadi pagi ia belum makan.

Hana manatap sekelilingnya yang sepi hanya ada beberapa orang saja yang menjaga,  sepertinya Arfa telah menyiapkannya sebelum Hana kesini.

Setelah makan Hana dan Arfa kembali pulang,  Arfa mengantar Hana pulang.

" Gue pergi " pamit Hana pada Arfa,  Hana yang ingin membuka pintu mobir,  pinggangnya di tarik Arfa.

Arfa membawa tubuh kurus Hana kepelukannya.

" Ada apa sih ! " tanya Hana yang risih saat di peluk itu.

" Kiss Baby " pinta Arfa dengan manja.

Hana yang malas berdebatpun mencium pipi Arfa.

" Itu aja,  kalau lo aneh - aneh geu tidak mau bertemu dengan mu lagi " ancam Hana yang tahu jika Arfa ingin mencium bibir bukanlah pipi.

Arfa yang tidak ingin Hana pergi hanya bisa melepaskan Hana untuk pergi.

Hanapun pergi dari sana menuju rumahnya meninggalkan  Arfa sendiri.

Setelah melihat Hana benar - benar masuk kerumah baru Arfa pergi dari sana.

" Jalan " pinta  Arfa kembali dengan wajah datar dan berpadu dengan dingin.

" Adek kemana aja! " tanya Zikra pada Hana yang sudah memasuki rumah.

" Jalan - jalan tadi " jawab Hana jujur,  Hana tidak kaget lagi jika rumahnya rame diisi oleh ketujuh makhluk itu.

" Dek kalau mau pergi bilang - bilang, kakak khawatir loh " ujar Zikra pada Hana,  lalu menggelus rambut Hana.

" Iya Kak, kalau gitu Hana pergi kekamar dulunya,  capek nih " pamit Hana lalu pergi dari sana.  Hana emang cukup lelah tadi karena aktivitas memancingnya cukup menguras tenaganya.

" Ya udah sana jangan sampai sakit "

Hana hanya memngaguk lalu pergi dari sana menuju kamar.

Kenzo sejak tadi hanya melihat Hana,  sebenarnya ia ingin berbicara dengan Hana,  namun tidak tahu bagimana membuka pembicaraan.

Kevin hanya diam menatap kepergian Hana dengan tatapan yang sulit di artikan.

Sejak kejadian itu Hana lebih dekat dangan Arfa, ia juga memiliki rasa pada Arfa.ia tidak tahu dengan perasaan Arfa, ia berharap Arfa juga menyukainya.








I am the Antagonist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang