Bab 33

4.6K 424 20
                                    


Bel pulang sekolahpun berbunyi Hana sedang menunggu Arfa untuk menjemputnya,  hatinya sangat berbunga - bunga bahkan sejak tadi Hana tidak henti - hentinya tersenyum.

Hingga berhentilah sebuah mobil tempat di depannya.

Kaca mobil itu di turunkan terlihatlah Alfa yang duduk di kursi itu dengan sangat elegan.

" Baby ayo masuk " ajaknya pada Hana.

" Oke " Hanapun masuk ke dalam mobil itu.

" Jalan " perintahnya lagi.

"Em... Lo nganti farfumnya " tanya Hana saat tercium bau farfum yang berbeda dari biasanya.

" Hm,  emang kenapa! " tanyanya pada Hana.

"Eh enggak ,cuma aneh aja " ucap Hana lagi.

"Baby kita makan dulu yuk sebelum pulang " ajaknya pada Hana.

" Oke " jawab Hana.

Setelah itu terjadi lah keheningan untuk sesaat karena tidak tahu topik apa yang ingin di bicarakan.

Lalu saat Hana melihat supir itu kembali kebingungan lagi,  banyak hal yang di rubah oleh Arfa.

" Supir yang biasanya kemana!,  bukannya dia pelanyan pribadimu sejak kecil " tanya Hana lagi untuk meredakan rasa keponya.

" Dia lagi ada kerjaan jadi untuk sementara dia yang mengantikannya " jawabnya lagi.

Hana hanya mengaguk - ngaguk saja.
Setelah itu keheningan kembali melanda.

Sampailah kesalah satu restoran jepang yang sangat terkenal di kota ini.

Hana turun dari mobil dengan perasaan yang sungguh aneh. Hana cukup tahu tentang Arfa walaupun ia baru sebentar bersama dengan Arfa, tapi ia adalah tipe orang yang akan mencari tahu tentang orang yang di sukainya dengan mengorek informasi yang berasal dari mulut orang yang di sukainya itu dan juga orang lain ,  itulah Hana yang tidak sembarangan memilih orang sebagai pacarnya. Tapi satu hal yang Hana tidak ketahui yaitu tentang keluarganya Arfa.

( Padahal Hana baru tahu tentang Arfa hanya 5% dari 100%, tapi Hana tidak tahu, masih banyak rahasia yang di sembunyikan Arfa dari Hana ).

" Mau pesan apa Baby! " tanyanya saat setelah berada di dalam restoran itu.

" Yang gue suka " ujar Hana lagi.

" Deg.. Deg.. "

" Baby bagimana hari ini pesan makanan sesuai yang gue pesan ! " tanyanya pada Hana,  Hana hanya mengaguk saja.

Sambil menunggu pesanan, Hana lagi - lagi bertaya.

" Arfa lo kok pakai kata gue sih bisanya lo pakai aku kamu " tanya Hana lagi untuk menjawab semua pertanyaan yang ada di dalam pikirannya.

" Baby aja pakai lo gue " jawabnya santai.

" Biasa ajakan "

" Tidak Baby mulai hari ini kalau baby pakai lo gue maka saya juga ikut pakai kata itu " ujarnya mutlak,  Hana menghela nafas panjang. Tapi ia sedikit takjub dengan Arfa hari ini mampu berkata panjang biasanya intinya saja tapi ini ada kata basa basinya.

Setelah itu makananpun datang kedua insan itu makan dengan tenang dan damai. Setelah selesai Hana balik kerumahnya di antar oleh Arfa.

Hana tidak memusingkan perubahan yang di buat oleh Arfa tapi jujur Hana lebih suka sikap Arfa yang seperti dulu,  kalau seperi ini sikapnya agak sedikit aneh tapi ia tidak tahu di bagian mananya yang membuat aneh di pandang mata itu.


" Hana pulang dengan selamat " teriak Hana pada penghuni rumah.

" Dari mana aja dek ! " tanya Zikra yang berada di ruang tamu sedang menonton tv itu.

" Habis ketemu gebetan kak,  doain biar gue bisa sama tu orang Kak " ujar Hana meminta restu.

" Mana orangnya dulu, kakak mau lihat baru nanti kakak restuin kalau sesuai dengan kriteria kakak " ujar Zikra lagi.

" Lah kok gitu sih,  pakai kriteria segala emang kakak yang mau pacaran " ujar Hana dengan aneh.

" Nggak gitu juga kali maksudnya,  yang benar itu kakak cuma mau menilai laki - laki itu cocok nggak sama adek gue " terang Zikra.

" Oh gitu toh,  yah kapan - kapan Adek bawa orangnya kesini, awas sampai kakak nikung adek,  nggak bakal adek maafkan kakak " ancam Hana dengan mata tajam penuh permusuhan.

" Adek,  kakak ini masih normal " Zikra menatap tajam Hana yang mengatainya sudah miring.

" Ya... Siapa tahu Kak,  kita kan nggak tahu kedepanya gimana cuma sekedar mengingatkan  saja " ujar Hana lagi.

" HANA " geram Zikra.

" Aaa... Kak aku takut liat macam PMS kalau gitu adek pergi dulu.  " ujar Hana lalu berlalu pergi sambil berlari kearah tangga.

Sampai di atas tangga Hana berhenti menatap Zikra yang masih menatapnya.

" Kak jangan lupa beli pembalut untuk Kakak,  nanti bocor loh " ujar Hana yang ambigu dengan tawa yang di tahannya setelah itu berlari menuju kamarnya.

" HANA AWAS KAU " geram Zikra mengejar Hana yang juga belari menuju kamarnya lalu mengunci kamarnya.

" Buka nggak dek " ujar Zikra yang wajahnya sudah memerah menahan amarahnya yang kini sudah mencapai puncak ubun - ubun.

" Kakak jangan kanya betina dong,  kalau kakak masih ketok - ketok pintu ini Hana nggak mau bicara sama Kakak selama satu bulan " teriak Hana dari dalam kamar dengan nada kesalnya.

" Lah kok adek yang marah sih harusnya kakak " ucap Zikra yang bingung.

" Itu karena kakak nyebelin,  pergi sana kalau dalam hitungan ke tiga kakak nggak pergi juga adek benar - benar marah sama kakak " teriak Hana lagi.

" Satu.... "

" Dua... "

Zikra menghela nafas dengan kasar,  ia harus mengalah dari Hana untuk saat ini dan lihat aja besok, ia akan balas dendam.

Setelah itu Zikra pergi dari sana menuju kamarnya.

" Tiga... "

Setelah hitungan ketiga Hana membuka pintunya yang teryata sudah tidak ada Zikra lagi setalah memeliksa Hana kembali menutup pintu kamarnya.

Lalu pergi untuk membersihkan badannya setelah itu menjadi anak rajin dengan mengerjakan tugas yang sudah menumpuk, Hana terpaksa mengerjakan tugasnya karena sudah di minta oleh para guru - guru.





I am the Antagonist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang