Bab 32

4.3K 464 8
                                    


" Gue perhatikan dari tadi lo melamun aja, ada apa sih!, ada masalah kalau ia cerita aja " ujar Putra yang melihat Hana yang sejak tadi diam saja, bahkan tidak menyentuh makanan yang dipesannya .

" Nggak tahu nih, tanya aja sama pikiran gue " jawab Hana dengan polos.

" Bacot lo ma " ketus Putra yang mendengar jawaban dari Hana di tambah ekspresi polos Hana.

" Lah lo kok marah sih, peekataan gue kan benar " ujar Hana dengan wajah polosnya.

" Tau ah " ketus Putra lalu melanjutkan makannya.

Hana hanya mengangkat bahu acuh setelah itu baru makan - makanannya.

" Maaf kak ngaggu dikit nih Kak, Kak alex di panggil kapsek " ujar Sakira,menyampaikan pesannya.

"Ok " jawab Alex.

" Gue pergi dulu " ujar Alex lagi, lalu berajak dari kursinya.

" Ada Sakira, duduk sini yuk " ajak Qio pada Sakira.

" Em... Maaf kak, Sakira udah ada teman makan disana " tujuk Sakira pada meja yang berada di pojok kiri dengan tiga orang teman yang sedang makan itu.

" Ooh "

" Yaudah kalau gitu Sakira pergi dulunya " pamit Sakira yang di angguki yang lain.

" Oy kok kalian pada acuh sih, bukannya kalian suka sama Sakira! " tanya Hana yang aneh pada Kenzo, Kevin, Zikra dan Rehan.

"....."

Tidak Ada jawaban yang di dapatkan, Hana hanya bisa menghela nafas.

" Lo nggak pekanya " ujar Rehan pada Hana.

" Maksudnya " tanya Hana yang benar - benar binggung akan perkataan yang di katakan Rehan.

" Tidak jadi " ujar Rehan lagi.

" Oh ya Hana, gue lihat kemarin jalan sama laki - laki, dia siapa lo !, kok gue perhatiin dia itu dekat banget sama lo " tanya Putra yang teringat kejadian di Pasar malam kemarin.

" Namanya Arfa, dia gebetan gue " ujar Hana yang bersemangat.
Bahkan sekarang Hana sedang mengenang kejadian kemarin yang baginya sangat romantis yah begitulah buat orang yang lagi jatuh cinta bahkan Hana tidak tahu jika udara di sekitarnya sudah berubah drastis.

" Emang cakepan dia " tanya Kenzo yang merasa cemburu, saat Kenzo mengajak Hana jalan pasti banyak alasan yang dibuat Hana untuk menghindar dan sekarang Hana sudah menempatkan hatinya dengan lelaki yang bernama Arfa itu.

" Gue lihat kemarin sih, tu lelaki emang ganteng sih, bahkan orang yang gue ajak kencan kemarin menghiraukan gue lebih milih liat lelaki yang bersama Hana. Kemarin itu mental Cool gue meronta - ronta tahu nggak sih " ucap Putra yang menceritakan kisah sedihnya pada teman - temannya.

Putra tidak tahu jika kisah sedih yang di alami Putra tidak di pikirkan oleh mereka yang mereka pikirkan lelaki yang bersama dengan Hana.

' Apa Hana sudah bersama orang itu ' batin Kevin menatap Hana lekat.

" Dia sekolah dimana! " tanya Kenzo lagi yang menginterogasi Hana.

Hana sadar dari hanyalannya saat mendengar suara berat Kenzo.

" Eh... Em.. Dia udah kerja " jawab Hana spontan.

" Lo suka sama om -om " tanya Qio yang tidak percaya.

Hana melotot, lalu memukul Qio dengan sedok yang ada di tangganya kekepala Qio.

" Aduh.... "

" Adek lo jahat banget sih sama abang sendiri "

" Biarin lo sih bikin gue kesal, dia itu bukan om - om nya bang, dia itu umurnya itu sama kanya lo, kerena dia pintar jadi dia bisa lulus sekolah dengan cepat, emang kaya abang yang otak udang " sindir Hana pada Qio, Hana tidak tahu kenapa saat orang menjelekkan Arfa, bawaan Hana ingin marah saja.

" Jahat lo dek " sedih Qio yang tidak di buat - buat.

" Udah Ah gue mau balik kekelas dulu males bicara sama patung es " pamit Hana dengan sindirannya.

Meraka hanya bisa menghela nafas dengan apa yang dikatakan Hana yang setiap perkataannya selalu pedas.

Saat sedang asik - asik bejalan ,bahunya tersenggol oleh seseorang.

" Eh maaf Kak, Sakira lagi buru - buru mau ke perpustakaan " Sakira menundukkan badan 90 derjat sudah sama seperti orang korea.

" Ya sudah sana lah pergi " usir Hana, lalu kembali berjalan, ia lagi tidak mood untuk menjadi Antagonis.

" Lo selidiki orang yang bersama Hana " pinta Kenzo pada Putra, karena Putra yang tahu jelas wajah orang yang bersama Hana kemarin.

"Oke, tapi ada imbalannya kan! " tanya Putra dengan senyum yang mengartikan balasan.

" Hm " jawab Kenzo.

" Oke bos " jawab Putra semangat.

" Sadar nggak sih Hana kanya menghindari kita gitu " ujar Rehan yang emang mengamati Hana dari dulu, walaupun sikapnya biasa saja tapi tetap bisa di lihat tembok pembatas itu.

" Iya, sampai gue nggak bisa PDKT sama Hana. Dia juga membatasi dirinya, dia juga cuma mengagap kita ini hanya sebatas teman saja. " keluh Putra lagi.

" Sudah lah jangan di pikirkan. Kalian aja yang bodoh tidak becus deketin adek gue " sindir Zikra yang sudah ketularan dengan kata - kata pedas milik Hana.

" Lo nyebelin banget sih, kasih kek dukungan sama gue " ketus Putra dengan cemberut.

" Lah tadi udah gue kasih dukungan " ujar Zikra lagi. Sepertinya emang sudah ketularan Hana deh si Zikra.

" Bodo lah. Lo sama aja sama si Hana" ucap Putra lagi.

Zikra terkekeh saat melihat raut wajah Putra yang bete itu.

" Tapi gue emang jujur, kalian pada kurang usaha deketin Hana. Kalian juga masih dingin sama Hana dan tidak ada sedikutpun usaha yang kalian keluarkan selama ini " ucap Zikra dengan bijak.

"Iya juga yah, kalian juga seperti memberi tembok pada adek gue
Gue lihat sikap kalian hampir sama kaya dulu lagi hanya berubah sedikit saja seperti hanya menerima adek gue aja" tambah Qio yang membenarkan perkatanan Zikra.

Kenzo, Rehan dan Putra hanya diam saja memikirkan apa yang dikatakan oleh Zikra dan Qio.

Sedangkan Kevin hanya berperan sabagai pengamat saja.

......



I am the Antagonist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang