Bab 2

11.8K 951 35
                                    

Bel istirahatpun berbunyi dengan  angkuh Hana berjalan melewati koridor sekolah menuju kantinnya.  Sudah di putuskan Hana akan tetap sama menjadi tukang bully, dan menjadi nenek lampir.

Agar Hana tidak menarik perhatian para lelaki itu yang merupakan ancaman dalam novel,  ia hanya akan merubah akhir kejadiannya saja.

Hana dalam novel ini berperan menjadi antagonis di sekolah dan menjadi protagonis di luar sekolah. Hanya kaum rakyat jelata yang tahu kebaikannya, sedangkan kaum bangsawan ia menjadi wanita jahat.

Banyak bisikan - bisikan setan yang terdengar,  namun Hana hanya menulikan telinganya saja.

" Nek lampir itu kembali "

" Nggak mati aja "

" Cih menjijikan "

" Sok kecentilan benget tuh nek lampir "

Hana menatap sekelilingnya,  dan akhirnya manusia - manusia yang di cari Hanapun tampak oleh netral matanya.

Hana berjalan dengan angkuh lalu berhenti setelah temapat di meja yang berisi pemeran utama. 7 pemeran pria,  2 pemeran wanita Hana dengan Lara.

Hana melihat satu persatu lelaki tampan yang ada di depannya ini,  Hana akuin lelaki yang berada di depannya sangat tampan.

Hana juga melirik pemeran utama wanitanya... Sedikit terpesona akan wajah yang ia lihat itu,  namun kembali ia netralkan.

' Ayo mulai ekting ' batin Hana menyeligai.

"Yang kok kamu jahat sih,  nggak nunguin aku sih " ucap manja Hana yang tidak dipedulikan oleh makhluk yang ada di depannya.

Hana juga menahan tawa,  akan perkataan yang ia lontarkan tadi.  'Untung para makhluk ini tidak ada yang meririknya. ' batin Hana berucap.

" Heh lo sini " perintah Hana,  bak seorang Ratu yang memerintahkan bawahannya. Dengan tangan yang seperti memanggil ojek.

"Ada...apa Kak ?" tanya wanita yang Hana panggil dengan epersi takut yang tertera diwajahnya.

" Beliin gue Somay sama es teh,  cepetan " perintah Hana dengan angkuh.

Lalu mengambil uangnya dan melemparnya di muka gadis itu.

" Sana pergi " usir Hana dengan mendorong bahu wanita itu.

Hana melihat sekitarnya yang melihat Hana dengan kebencian dan kekesalan.

" Ngapain lihat - lihat mau gue colok tu mata " ucap Hana garam,  sontak penghuni kantin yang melihat Hana menundukkan kepalanya tidak berani menatapnya lagi.

" Cih... "

" Yang , sini dong yang,  jangan dekat - dekat sama teratai putih " ucap manja Hana sambil memengag punggung Kenzo Putrama Kintra.

Kenzo menepis tangan Hana tampa meririk Hana sedikitpun. Hana yang melihat hanya terseyum kecil,  lalu mengeluarkan hentenetaizer lalu menyemprotkannya di tangan yang terkena kuman makhluk keji itu, pergerakannya sangat cepat setelah itu mengambil tisu dan membersihkannya kembali.

Tisu yang terkena Kuman itu,  ia lemparkan ke pemeran wanita yang bernama Lara Sinta Lestari.

Namun tisu itu di tangkap oleh  Rehan Ris,  dengan tajam menatap Hana, lalu kembali di lemparkan ke arah Hana.

Hana yang melihat pura - pura tidak tahu.  Lalu bergeser kesamping,  pura - pura mengambil tisu kembali. Dah... Jadilah tisu itu mengenai Putra Sanjaya.

Sontak hal itu menarik para perhatian ketujuh lelaki itu dan juga pemeran utama.

Hana hanya memperhatikan drama yang akan di tontonnya,  sambil memposisikan gaya yang nyaman.

Ketujuh pemeran pria itu menatapnya dengan tajam dengan aura membunuh. Namun yang di tatap hanya diam tidak mengerti.

" Lo berani melukai wanitaku " ucap Kenzo dengan dingin.

" Ah.. Yang kamu itu milikku bukan teratai putih itu.  Kan kamu tunanganku " ucap Hana dengan cemberut, lalu menatap Lara dengan sinis.

" lo -" ucap Zikra terputus.

" Kak ini makanan Kakak " ucap wanita yang berdiri di belakangnya.

Hana mengambil makannannya lalu dengan sengaja ia menumpahkan makanan dan minumannya ke Lara ,namun di gagalkan oleh Putra yang membalikan arahnya ke arah Hana, namun di tepisnya.

Hingga terdengarlah buyi pecahan kaca yang mengundang perhatin seluluh makhluk kantin.

Garam yang terlihat diwajah ketujuh pemeran lelaki itu,  menatap Hana dengan aura membunuh dan kebencian. Hana yang melihat mengambil ancang - ancang untuk kabur,  lalu dengan kecepatan di bawah rata - rata Hana keluar dari kantin, takut akan di bunuh oleh psikopat yang sialnya adalah ke tujuh lelaki itu.

Ketujuh pemeran lelaki itu merupan Psikopat yang bahkan sudah memiliki organisasi Mafia di usia dini meraka, mereka di juluki psikopat berdarah dingin, sudah banyak orang yang di bunuh oleh meraka tampa kedip.

" Huh... Huh....  "

" Akhirnya bisa melarikan diri dari pintu maut " gumam Hana dengan mata yang berbinar - binar,  sambil mengembalikan nafas yang hampir habis akibat Ia lari dari pintu maut itu. 

Hana melihat sekitarnya dan teryata langkah kakinya menuju kelasnya,  tidak ada terlihat sedikitpun manusia yang ada dalam kelas.

Hana melangkahkan kakinya menuju bangkunya sambil melihat keluar jendela,  jujur Hana tidak memiliki teman di SMA ini,  semua orang menjauh padanya.

Akhirnya satu persatu murid mulai duduk di bangkunya di setai buyi bel masuk.

Dan yang terakhir masuk membuat bulu kuduk Hana berdiri,  karena orang itu adalah Alex yang menatapnya dengan aura membunuh,  dia juga merupakan salah satu ketujuh pemeran lelaki.

Hana hanya pura - pura tidak melihat dengan menyibukkan dirinya dengan alat tulisnya.  Hingga akhir pembelajaran.












I am the Antagonist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang