17.1 Malam Para Gadis

835 92 18
                                    

"Fuah~ kenyang sekali."

Ucap Sakura dengan nada puas setelah makan malam.

"Makan malamnya terasa lezat."

Tambah Shinomiya dengan jujur, meski rasanya dibawah milik Misaki. Tapi itu lebih baik dari buatan ibunya.

"Baguslah kalian suka."

Balas Misaki dengan senyum lembut.

"Jadi Saki-chan, kapan kau akan mengenakan pakaian maid itu?"

Tanya Sakura dengan seringai menggoda.

Mereka telah kembali mengenakan pakaian normal sebelum makan malam.

"Itu....."

Misaki hendak menangis mendengar hal itu. Dia pikir Sakura telah melupakannya setelah makan malam, tapi tampaknya tidak.

"Sakura, berhentilah menggoda Misaki. Kau seharusnya sudah puas dengan yang sebelumnya."

Ucap Shinomiya dengan wajah lelah. Entah bagaimana dia sebenarnya juga suka melihat ekspresi Misaki yang menggemaskan, namun melihat dia tidak nyaman dengan semua itu membuatnya merasa bersalah juga.

"Cahaya hidupku!"

Mendengar Shinomiya membelanya membuat Misaki langsung tersenyum cerah saat datang dan memeluknya.

"Lihat? Jadi berhentilah dengan hukumannya."

Shinomiya mengelus kepalanya dalam pelukannya layaknya seorang pelindung.

"Uuuu, tapi aku juga ingin dipeluk Saki-chan."

Sakura menjadi iri melihat Misaki memeluknya.

Mengabaikan keinginan Sakura, Shinomiya melihat ke arah pintu kamar Misaki.

"Nah, sekarang mari kita coba melihat kamar Saki-chan. Kita belum melihatnya sama sekali sejak datang kesini."

"Setelah kau mengatakannya aku juga jadi penasaran."

"Uhh, kamarku terlihat biasa saja. Jadi jangan mengharapkan apapun."

Ucap Misaki saat melepas pelukannya dari Shinomiya dan mendekati pintu kamarnya.

"Definisi biasa dari Saki-chan akan selalu terlihat absurd bagi kita, jadi aku menantikannya."

"Itu benar sekali!"

Keduanya melihat kamar Misaki dengan mata antisipasi.

"Apa itu sebuah pujian?"

Entah mengapa kalimat mereka sedikit menusuk.

Tapi tanpa pikir panjang, dia membuka pintu dan mempersilahkan mereka masuk.

"Silahkan masuk dan lihat saja sendiri."

Mereka masuk masih dengan antisipasi di mata mereka, dan selanjutnya disambut dengan banyak lampu cahaya yang nyaman dan sama sekali tidak menusuk mata. Dan saat melihat lebih jelas, cahaya itu berasal dari lampu berbentuk manik-manik unik dan cantik yang tertempel di dinding.

Selanjutnya, Misaki menyalakan lampu utama dan memperjelas pengelihatan mereka untuk melihat seisi kamar.

"Lihat? Ini semua tampak biasa saja."

Jelas Misaki.

"Bagian mana dari kamar ini yang terlihat biasa? Aku akan menganggap kamar ini seperti berasal dari hotel bintang 5, dan karpet yang lembut serta kasur yang bisa menampung 3 orang dewasa sudah cukup untuk menganggapnya lebih dari biasa."

When I Was Dead I Just Being My Sister!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang