23.2 Laki-laki Idaman?

665 76 42
                                    

"Mbffhmph.... Mhbbwhh..... Mhnbbh!!"

Dengan kedua telinga merah yang berdenyut, serta hidung yang tampak seperti badut. Endou terjebak dalam posisi seiza. Dia mencoba berbicara dengan Misaki namun mulutnya di jepit olehnya sehingga hanya mengeluarkan suara aneh. Tapi dari ekspresinya dia jelas meminta maaf.

Sudah 30 menit Misaki menghukum Endou. Sebagai hukuman karena telah mengintipnya, dia telah menarik telinganya hingga berdenyut, lalu setelah itu dia menjepit hidungnya hingga merah padam, dan kini dia menjepit mulutnya karena terlalu berisik.

"Berani mengintipku saat sedang mandi. Bukankah Endou-san memiliki nyali?"

Di hadapannya, Misaki dengan senyum dan wajah gelapnya tampak sangat marah. Matanya yang tampak hampa terlihat menakutkan bagi Endou.

"Mfbhpff!!"

Endou mencoba membela diri. Namun dengan mulutnya yang dijepit, dia hanya membuat dirinya tampak konyol.

"Baiklah, jelaskan dirimu sekarang."

Misaki akhirnya melepas jepitan tangannya dan mulut Endou terbebas. Dia merasa agak pegal di bagian sana, tapi dia tidak terlalu memperdulikannya saat dengan tergesa-gesa meminta maaf.

"Aku minta maaf Misaki! Aku sungguh tidak sengaja, kupikir tidak ada orang di kamar mandi!"

Ucapnya ketika mengubah posisinya menjadi dogeza sehingga dahinya bersentuhan dengan lantai. Kakinya telah mati rasa, maka dari itu dia dengan sengaja mengubah posisinya ke dogeza. Dia merasa sedikit bebas setelah melakukannya.

"Hmph. karenamu aku hampir tidak bisa menikah, tahu."

"Setidaknya jangan anggap mataku ini begitu kotor sehingga bisa menodai tubuhmu."

Keluh Endou saat mengintip ke wajah Misaki, dan melihat apakah dia masih marah atau tidak. Wajahnya tidak sedingin sebelumnya, tapi masih tetap tampak menakutkan sehingga dia buru-buru menunduk lagi.

"Jadi kau paham seberapa buruk matamu, ya."

"Aku tidak serius mengatakan kalimat tadi, hei!"

Teriaknya saat berdiri tegak. Dia tidak bisa menerima kata-kata Misaki dan ingin membela diri, namun nyalinya menciut lagi ketika menatap mata Misaki yang dingin sehingga membatalkan niatnya. Pada akhirnya, dia kembali duduk dengan melipat kakinya ke belakang (seiza).

"M-Maaf. T-Tapi jika kau tidak bisa menikah karena hal ini, maka aku akan bertanggung jawab- -AHH! mataku!!"

Belum selesai Endou berbicara, matanya telah dicolok oleh Misaki.

"Katakan itu dalam mimpimu."

Kata Misaki dengan nada cemberut. Dia masih marah pada Endou.

Tapi tampaknya dia juga sedikit berlebihan dengan menghukumnya seperti ini. Misaki juga tahu bahwa dia tidak sengaja, karena jika seandainya kamar mandi di bawah tidak rusak, Endou tidak akan naik ke sini. Seandainya juga dia tahu bahwa ada aturan tak tertulis di sini, dimana jika pintu terbuka itu artinya tidak ada orang dan jika pintu tertutup artinya ada orang, maka dia juga tidak akan membuka pintu sembarangan. Misaki juga sedikit salah di sini karena tidak pernah menjelaskannya pada Endou, tapi tidak ingin mengakuinya.

Kurasa ini saatnya untuk memaafkan dia.

"Baiklah, aku akan memaafkanmu. Lain kali jangan ulangi lagi."

Katanya dengan menghela napas saat melembutkan ekspresinya.

"S-Sungguh?"

Endou masih mengusap matanya yang berair akibat dicolok.

When I Was Dead I Just Being My Sister!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang