"Kenta Yamazaki, aku menantangmu berduel dalam bermain basket!"
Keheningan memenuhi kelas saat Misaki meneriakkan kalimat itu. Di kelas yang asing, dia mencoba menahan ketakutan terhadap tatapan sekitarnya saat berdiri dengan tegap.
Tunggu, bagaimana aku membuat keputusan macam ini!!?
Misaki berteriak dalam hati, saat memikirkan kejadian tadi malam.
...
Malam itu.
"Hmm, bagaimana caraku untuk mengurus orang yang mengusik kehidupan sekolah Kazuto, ya."
Dengan seringai mirip iblis, Misaki memikirkan berbagai sekenario jahat untuk menjatuhkan orang.
"Tidak, itu tidak akan berguna jika dia mengalami rasa sakit. Akan lebih baik jika dia merasakan perasaan malu."
Dia tidak suka kehidupan Kazuto yang dia buat untuk bahagia malah bersedih! Maka dari itu ia sudah memikirkan berbagai macam rencana, seperti membuatnya terjatuh dari tangga dan membuat tangannya cacat agar tidak bisa bermain basket lagi, sesuatu yang seperti itu.
Namun setelah memikirkannya, itu akan membuatnya tidak puas. Dia lebih suka mempermalukannya di depan semua orang dibandingkan memberikan rasa sakit.
"Huuhh, jadi menyerangnya dengan cara jujur adalah hal yang lebih baik, kah."
Dengan itu, pada akhirnya dia hanya memikirkan duel bermain basket sebagai cara untuk mempermalukannya karena itu titik awal semua masalah terjadi.
Kembali ke masa sekarang, memikirkan kejadian semalam sudah cukup untuk membuat dia sakit kepala.
Argh!! Semalam aku pasti dirasuki iblis, ya itu pasti ulah iblis! Sejak kapan sifatku berubah drastis!!?
Dia sadar bahwa perbuatannya tidak logis setelah melakukan tantangan itu padanya. Bagaimana bisa dia menantang anak kelas 2? Tapi dia tidak bisa menarik kata-katanya setelah mengucapkannya dengan berani seperti itu, terlebih harga dirinya dan Kazuto di pertaruhkan di sini. Jujur, dia sebenarnya ingin melarikan diri dari tempat ini karena banyak tatapan penasaran yang mengarah padanya. Beruntung tidak ada yang melihat kakinya yang gemetar.
Dan karena sudah seperti ini, dia terpaksa melanjutkan tindakannya sebagai akting sekarang.
"Haahh? Apa kau baru saja mengatakan tantangan padaku?"
Pikiran Misaki segera terputus setelah mendengar ucapan lawan bicaranya.
Di depannya, berdiri anak yang tingginya setidaknya hampir sama dengan Kazuto. Dengan rambut biru tua serta mata yang memancarkan perasaan liar pada wajahnya yang berbentuk oval sudah cukup membuat anak-anak seumurannya terintimidasi.
Uwaah, tingginya memang tak bisa diremehkan, maksudku bukannya dia seharusnya adalah anak SMA? Tidak, aku tidak bisa mengatakan hal itu jika membandingkannya dengan Kazuto.
"Umm, pertama-tama bisa jelaskan ada masalah apa denganku? Tampaknya kita tidak pernah bertemu sebelumnya."
Tanya dia saat menyilangkan lengannya sambil menyipitkan matanya. Gerakan itu sudah cukup membuat Misaki terintimidasi.
"I-Itu, tentu saja kita tidak pernah bertemu! Masalahnya kau telah membuat masalah pada Onii-chan ku!"
Ucap dia sambil berteriak untuk menghilangkan rasa takutnya.
"Kakakmu? Siapa maksudmu?"
"Kau telah mengambil gelar kapten darinya! Seharusnya kau sudah tahu siapa dia!!"
"Kapten?"
Dia berfikir sejenak.
"Ohh, jadi begitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Was Dead I Just Being My Sister!!
RomansKazuto Tomoe yang kehidupan remajanya selalu ditindas dan diperbudak oleh adiknya sendiri, membuat dirinya tidak dapat menikmati kehidupan SMA nya. Namun suatu hari ketika dia pergi berbelanja, sambaran petir mengenai dirinya beberapa kali sebelum a...