"Aku pulang."
Ucap Kazuto saat membuka pintu. Dia telah pulang usai latihannya dari klub basket. Dia setidaknya pulang pada jam 18:00 malam atau paling lama jam 19:00 malam jika ada pertandingan dengan sekolah lain yang akan datang.
Lalu dia naik ke lantai setelah melepas dan menaruh sepatunya.
"Di mana Misaki?"
Hendak mencari Misaki untuk meminta pengampunan karena masalah yang telah dia buat, sebelum dia bahkan mencarinya, orang itu sendiri sudah muncul tanpa pemberitahuan.
"..."
Tapi daripada mendapat sambutan hangat dari adiknya seperti biasa, dia malah menemukannya melirik jauh di sudut tembok dengan mata dingin.
"Hmph!"
Misaki mendengus dingin setelah menatap cukup lama dan berbalik menuju dapur, tampaknya kembali menyiapkan makan malamnya karena dia mengenakan apron.
"Ugh..."
Kazuto merasakan sakit di dadanya saat Misaki memperlakukannya seperti itu.
Sudah 3 hari terakhir Misaki memperlakukannya dengan dingin seperti itu. Namun dia setidaknya merasa beruntung bahwa Misaki menyambutnya daripada tidak memperhatikan keberadaannya sama sekali.
Tentu saja alasan mengapa Misaki memperlakukannya seperti itu karena dia marah sebab semua pakaian lamanya dibuang dan diganti dengan pakaian yang baru mereka beli. Misaki tidak menyukai memakai hal-hal seperti gaun dan rok, jadi dia ingin membuat Misaki perlahan-lahan memakainya dan membiasakannya agar dia bisa seperti gadis pada umumnya dengan bantuan teman-temannya. Namun, ibunya tampaknya tidak sabaran dan malah menyumbangkan pakaian lama Misaki pada panti asuhan terdekat dan menggantinya dengan pakaian yang baru mereka beli. Jadi kini dia harus memakai mereka suka atau tidak suka. Dan Misaki menjadi marah lalu memperlakukannya dengan dingin setelah itu.
"Hahh, bagaimana caraku agar bisa meminta maaf jika begini...."
Dia bertanya-tanya.
Karena setiap kali dia mencoba berbicaranya, Misaki akan selalu tidak menanggapi atau menjauh darinya, tidak memberinya kesempatan untuk mengatakan apapun.
Kazuto pergi ke dapur untuk memeriksa Misaki setelah menaruh sepatunya.
Di dalam, dia sedang sibuk menumis masakan untuk makan malam mereka.
Keringat mengalir dari wajahnya yang putih akibat dari panas api, rambut coklatnya yang dikuncir kuda berayun saat dia bergerak untuk mengambil bumbu lainnya. Kali ini Misaki mengenakan gaun sifon halus tanpa lengan dengan bagian rok sampai lutut yang sangat cocok untuk digunakan bersantai atau kegiatan sehari-hari.
Kazuto selalu memiliki perasaan hangat setiap kali melihat tampilan kasual Misaki, terlebih setelah dia menggunakan gaun itu membuat dia terlihat sangat menggemaskan.
Namun perasaan hangat itu berubah menjadi keringat dingin saat melihat hampir semua bahan untuk makan malamnya terdiri dari paprika. Mulai dari tumisan tadi, zuccini dengan paprika panggang, telur dadar campur paprika dengan lada hitam, ditambah jamur tiram dengan paprika.
Melihat hal ini membuat Kazuto pucat. Bagaimanapun, sayuran yang paling dia benci sejak kecil adalah paprika. Karena setiap kali dia memakannya, mulutnya akan terasa pahit yang tidak bisa dijelaskan. Maka dari itu dia selalu menjauhkan diri dari jenis sayuran ini. Namun, Misaki sejak beberapa minggu terakhir selalu membuat makanan dengan bahan ini meski tidak terlalu banyak. Namun, hari ini dia membuat makan malam terdiri dari paprika di semua masakannya, bagaimana mungkin Kazuto tidak berkeringat dingin melihat ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Was Dead I Just Being My Sister!!
Roman d'amourKazuto Tomoe yang kehidupan remajanya selalu ditindas dan diperbudak oleh adiknya sendiri, membuat dirinya tidak dapat menikmati kehidupan SMA nya. Namun suatu hari ketika dia pergi berbelanja, sambaran petir mengenai dirinya beberapa kali sebelum a...