Rabu. Tidak jauh setelah jam pelajaran untuk hari ini telah selesai di sekolah.
"Hoaaa, setidaknya katakan dulu kemarin jika ingin aku membantumu menyelesaikan pekerjaan ayahmu. Jika aku tahu ini akan terjadi, seharusnya aku tidak tidur larut semalam."
Ujar Misaki sebelum menguap dan mengusap matanya yang setengah tertutup.
Dia saat ini sedang bersama Endou dan berada di ruang kantor dengan interior sebuah meja dan sofa kulit di ujung, dan di depannya terdapat sepasang sofa panjang yang saling berhadapan dengan di tengahnya juga ada meja yang lebih kecil dibandingkan yang sebelumnya. Di sisi ruangan, dihiasi dengan lemari laci kecil dan beberapa patung mini juga diatasnya. Ada juga rak yang berisi buku-buku tebal, serta lukisan yang di pajang pada dinding.
"Ugh.. Maaf jika aku memanggilmu dengan cara mendesak."
Misaki sedang berada di rumah Endou, dan kamar ini adalah ruang kerja milik ayahnya, tapi bila ayahnya sedang tidak di sini Endou bisa menggunakannya sebagai tempat belajar atau tempatnya mengerjakan dokumen yang dikirim olehnya.
Saat sedang dalam perjalanan pulang dari sekolah, dia tiba-tiba saja dijemput oleh Raphael dengan mobil dan memintanya datang atas permintaan Endou untuk membantunya mengerjakan pekerjaan yang diberikan ayahnya.
Karena Misaki telah berjanji untuk membantunya di masa lalu, dia tidak bisa mengatakan tidak. Dia harus bertanggung jawab atas kata-katanya, apalagi Endou adalah sahabatnya yang sering membantunya di masa lalu.
Meski begitu, sebenarnya dia ingin pulang dan bermain dengan Natsu, lalu tidur sebentar. Semalam dia terjaga karena sedang membaca novel dan beberapa buku baru yang dia beli yang membuatnya melupakan waktu karena terlalu menarik.
Kini dia harus kena batunya karena telah melakukan hal itu.
"Aku akan meminta Raphael untuk mengantarmu pula-"
Saat Endou hendak untuk mengirimnya pulang, Misaki menolaknya.
"Tidak. Karena aku sudah di sini, aku akan membantumu."
Ucap dia saat menguap lalu mengambil kertas yang ada di meja.
"Kau yakin?"
Tanya Endou dengan ragu. Dia khawatir dia akan menyusahkan Misaki lagi.
"Ya. Kau juga tampaknya dalam kondisi buruk."
Ucapnya saat menatap Endou yang terus-terusan mengusap punggungnya.
"Ohh, kau tahu itu? Punggungku terasa sakit karena cara tidurku yang salah semalam. Ugh.. Aku merasa telah menjadi kakek tua karena hal ini."
Balas Endou saat mengusap punggungnya yang sakit.
"Memangnya bagaimana caramu tidur?"
"Semalam sebelum tidur aku salto beberapa kali di ranjang, tapi karena terlalu sering melakukannya aku menjadi pusing dan pingsan. Lalu ketika aku bangun tubuhku sudah dalam pose siput, dan punggungku menjadi sakit."
"...."
Misaki hanya bisa diam mendengar cerita Endou. Dia tidak tahu apakah harus melakukan stukkomi atau diam saja.
"Kau tahu Endou, terkadang aku ingin memeriksa apa saja isi otakmu itu. Maksudku, manusia mana yang melakukan hal itu sampai pingsan sebelum tidur!! Apa kau gila!?"
Teriak Misaki saat melempar tasnya tepat di wajah Endou, dan memukulinya.
"Aw! Aw! Aku mengerti, aku mengerti! Kau hanya akan membuat punggungku semakin sakit, jadi kumohon berhenti!"
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Was Dead I Just Being My Sister!!
RomansaKazuto Tomoe yang kehidupan remajanya selalu ditindas dan diperbudak oleh adiknya sendiri, membuat dirinya tidak dapat menikmati kehidupan SMA nya. Namun suatu hari ketika dia pergi berbelanja, sambaran petir mengenai dirinya beberapa kali sebelum a...