26.3 Mereka Jelas Berbeda

464 60 55
                                    

"Namaku Shirogane Hisashi, aku datang untuk mendaftar."

"Uhh.... Selamat datang di klub membaca, kurasa?"

Begitulah bagaimana mereka bertemu.

Suara yang tanpa emosi dan wajah dingin itu jelas membuat dia gugup.

"...Jika kau ingin bertanya tentang sesuatu tanyakan saja padaku. Aku akan menjawab sebaik mungkin. Yahh, meski klub ini bukan klub aktif. Haha. Dan namaku Kazuto Tomoe, senang bertemu denganmu."

Klub yang dimasuki oleh dia saat itu adalah klub membaca. Alasan dia memilihnya adalah tentu saja karena kegemarannya dalam membaca, dan ada banyak anggota di klub ini. Ya, anggota yang hanya dalam nama saja. Peraturan sekolah mengharuskan siswa setidaknya masuk dalam 1 klub, dan klub ini menjadi sasaran empuk bagi para pemalas agar waktu sekolah mereka tidak terusik. Tapi berkat itu, klub ini tidak terhapus. Dan satu-satunya yang aktif di sini hanya dia sendiri, Endou juga datang sesekali untuk bermain atau makan siang bersamanya di sini. Jadi memiliki anggota yang masuk ke sini dengan minatnya sendiri membuat dia terkejut.

"Ahh, jika kau ingin menanyakan sesuatu tidak perlu sungkan, aku akan menjawabnya sebaik mungkin."

"Baik."

Singkat, padat, dan tidak mudah didekati. Itulah deskripsi yang dia taruh pada Shirogane jika melihat dari cara berbicaranya. 

"...."

"...."

Dan dengan keberadaannya, berada di ruangan ini membuatnya merasa canggung.

selama beberapa hari berlalu juga terus seperti itu, hanya diam dan membaca buku. Tapi dari situ dia dapat memahami beberapa hal tentangnya. Shirogane, dia.....dia tampak kesulitan dalam membaca. Itulah yang dia tahu saat melihatnya cukup lama membalik halaman, bahkan pada buku kecil. Dia juga selalu mengerutkan kening seakan sedang kesulitan memahami sesuatu. Di sisi lain, buku yang dia baca juga aneh seperti masalah penyidikan, dan bahkan dia membawa kertas dokumen yang tidak dia tahu isinya. 

Dia sebenarnya ingin bertanya apa yang dibacanya tapi cukup malu untuk melakukannya. Apalagi aura yang menyatakan 'jangan mendekat atau kubunuh' yang terpancar darinya membuat dia kehilangan niatnya. 

Dia pikir mereka tidak akan pernah cukup dekat sebagai senior dan junior. Begitulah pikirnya sampai Shirogane sendiri datang untuk bertanya.

"Umm, senior."

Begitulah bagaimana dia pertama kali dipanggil senior.

"Ya? Apa ada yang bisa kubantu?"

Dia bertanya-tanya apa yang ingin dikatakan olehnya karena ini adalah pertama kalinya dia di panggil.

"Apa senior bisa melafalkan kata 'keadilan' dan dalam bentuk kanji untukku?"

Kanji? Keadilan? Untuk apa itu?

Dia sepenuhnya penasaran untuk apa kata itu, namun tetap melakukannya. Dia segera menuliskan kanji dalam selembar kertas. Selesai dengan itu, dia mulai menjelaskannya.

"(義) 'Gi' seharusnya memiliki makna 'kebenaran' tapi juga bisa diartikan  sebagai 'keadilan', karena makna dari kedua kata ini tidak jauh berbeda dimana keadilan adalah hal yang benar, sementara kebenaran selalu di sisi yang adil. Apa ini cukup?"

Tanya nya saat menyerahkan lembaran kertas yang ditulis kanji.

Shirogane terus mengerutkan kening saat menatap huruf kanji itu seolah hal tersebut memiliki sesuatu di dalamnya. 

"Begitu...terima kasih."

Selesai dengan kata-katanya, Shirogane terus diam setelah itu. 

"..."

When I Was Dead I Just Being My Sister!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang