26°

1.2K 88 29
                                    

selamat membaca, semoga suka!

-♡

Mengambil kunci mobilnya, Petir langsung masuk ke dalam mobil dan langsung melajukannya menuju rumah Audrey.

Singgah sebentar ditoko kue langganannya, Petir memarkirkan mobilnya lalu berjalan menuju pintu utama toko.

Petir tersenyum miring saat menemukan Tio baru saja keluar dari toko tersebut, mereka tak sengaja berpapasan.

Untuk apa Tio ke toko kue? Setahunya, Tio sama sekali tidak menyukai kue jenis apapun.

Oh Petir mengerti sekarang, apa jalangnya ada disini? Atau jalangnya yang menitip kue padanya?

"Ada pertanda apa nih gue ketemu sama lo? Oh mungkin perkenalan jalang lo? Ayo sini kenalin ke gue! Mana jalang lo? Disini dia hah?"

PLAKK

"Jaga mulut kamu Petir!!" sentak Tio marah setelah berhasil melayangkan tamparan keras pada Petir.

Petir berdecih. Meludah ke sampingnya. "Mana sini jalang lo liatin ke gue! Gue mau liat jalang lo itu!"

Tio tak bisa menahan emosinya, dia melayangkan pukulan tepat di sudut bibir Petir. "Dasar anak kurang ajar! Jaga mulut kamu Petir!"

Petir terkekeh sinis. "Buat apa gue jaga mulut gue untuk pria brengsek kayak lo dan wanita murahan lo itu!" cerca Petir.

Nafas Tio memburu, tangannya kembali melayangkan tamparan padaPetir. "Pulang kamu!"

Petir mengusap sudut bibirnya yang kini mulai mengeluarkan darah. Tamparan Tio memang sangat keras, tapi tak membuat Petir mau terlihat lemah di depan Tio.

"Ke sekian kalinya lo nampar gue, semua gak ada apa-apanya dibanding lo dorong Mama gue Brengsek!" Petir menerjang Tio dan langsung memukuli Tio begitu saja. Bayangan saat Tio mendorong Rinai secara kasar masih terekam jelas diingatannya.

Tio mendorong Petir lalu berlari cepat menuju mobilnya, setelah itu berlalu pergi meninggalkan Petir.

Petir berdecih. "Pengecut lo!" teriak Petir keras.

Membenarkan bajunya yang berantakan, Petir berdecak, karena Tio dia jadi lupa kalau dia ingin membeli kue ke toko ini. Petir pun memasuki toko itu dan langsung membeli pesanannya yang biasa.

Setelah selesai dengan pembayaran, Petir langsung mengendarai mobilnya menuju rumah Audrey.

Tak membutuhkan waktu yang lama, Petir akhirnya sampai dirumah Audrey. Petir menegang saat melihat mobil Tio terparkir dihalaman rumah Audrey.

Tunggu. Apa maksud semua ini?

Suatu kebetulan? Mobil yang kebetulan sama? Mustahil, ini benar-benar mobil Tio. Petir tahu dari plat nomor mobil itu.

Petir dengan tergesa-gesa memasuki rumah Audrey. Dan ya, tepat dugaan Petir dapat melihat Tio sedang mengobrol dengan Audi dan Audrey.

"Brengsek!" umpat Petir, refleks.

Audrey yang melihat Petir datang, langsung berdiri menghampiri cowok itu. "Lo kenapa? Oh iya, kenalin ini om Tio, calon papa gue."

Putus atau Terus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang