12°

1.1K 102 21
                                    

selamat membaca luv, semoga suka!

-♡

Audrey membuka pintu kamar Petir, menemukan cowok itu sedang tidur menyembunyikan wajahnya dibalik bantal, astaga pasti cowok itu benar-benar kesal saat ini.

Audrey menghampiri dan duduk disisi ranjang. "Gue tau lo belum tidur."

Petir menyingkirkan bantalnya lalu menatap Audrey dengan wajah datarnya. "Udah puas gibahnya?"

Audrey tertawa. "Baperan banget."

"Gini nih, udah salah bukannya minta maaf malah bilang baperan," cibir Petir.

"Astaga Petir, serius marah cuman karena itu? Gue bercanda doang tadi sama Mama Rinai dan Mentari."

"Tau ah. Aku males sama kamu."

Audrey meraup bibir manyun Petir menggunakan tangannya. "Manyun-manyun kayak gitu, kayak anak kecil tau gak?"

"Biarin."

"Dih? Ayolah, masa kayak gitu doang ngambek?"

"Minta maaf dulu." pinta Petir, memejamkan matanya.

"Tir? Masa gue pengen pizza lagi, padahal tadi udah dikasih sama Mama Rinai." ujar Audrey berusaha membuka pejaman mata Petir menggunakan tangannya.

"Maksudnya bilang kayak gitu ke aku apa?"

"Beliin dongg..." pinta Audrey dengan suara dilembutkan.

"Gak mau." tolak Petir malas, memunggungi Audrey.

"Oh gitu? Yaudah gue beli sendiri aja, gue juga masih mampu kok. Gue pamit ya." Audrey turun dari kasur Petir lalu berjalan menuju pintu keluar.

Petir berdiri cepat, mencekal pergelangan tangan Audrey lalu berdecak sebal. "Ayo sama aku."

"Katanya tadi gak mau?" Alis Audrey terangkat sebelah.

Petir menggeleng. "Sekarang mau." Petir mana tega menolak permintaan Audrey.

Audrey tersenyum, mengusap rambut Petir lembut. "Jangan ngambek-ngambek terus ah."

Petir hanya mengangguk saja.

Ponsel Petir berdering membuat Petir dan Audrey terpaksa menunda untuk berjalan keluar.

Petir mengambil ponsel disakunya lalu melihat nama Arin terpampang disana. Petir terdiam.

"Kok gak diangkat?" tanya Audrey menaikkan sebelah alisnya.

"Gak penting." Petir kembali memasukkan ponselnya ke saku.

"Lo kayak orang yang baru ditelfon sama selingkuhan," Audrey tertawa.

Petir menjawil hidung Audrey. "Ngawur!"

"Kalau gitu, coba gue cek ponsel lo." tes Audrey.

Petir terdiam.

"Bercanda." Audrey terkekeh melihat wajah Petir yang terlihat terkejut, dia menarik Petir keluar kamar. "Ayo, gue udah kepengen pizza. Sekalian coffe Neptunus ya?"

Putus atau Terus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang