16°

1K 83 10
                                    

jangan lupa vote dulu luv.

SPAM KOMEN YANG BANYAK GAK MAU TAU! KALAU ENGGAK, AKU JUGA GAK MAU UPDATE!😭

-♡

Zeva mengurungkan niatnya untuk ke kelas ketika melihat Zaki diujung koridor, berjalan menuju Rooftop. Zeva tentu tak tinggal diam, dia mengikuti Zaki secara diam-diam.

Zeva terus berjalan mengendap-endap dan sesekali bersembunyi agar dia tidak ketahuan. Sampai di Rooftop Zeva terdiam diambang pintu, melihat Zaki yang sudah memasuki area Rooftop, dia melihat Zaki mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.

Zeva membulatkan kedua matanya saat melihat Zaki yang ternyata mengeluarkan rokok beserta pemantik. Sungguh, Zeva baru tahu fakta ini. Zaki perokok aktif?

Ada secuil perasaan khawatir. Dia khawatir, karena menurut yang dia dengar-dengar katanya merokok itu dapat mempercepat kematian.

Zeva berlari, mengambil rokok yang sudah terselip dibibir Zaki dan langsung melemparnya ke sembarang arah, sebelum Zaki membakarnya.

Zaki menatap Zeva tajam. Dia marah, bahkan sangat marah. Dia tidak suka, seseorang mengusiknya. Dan Zeva, selalu berhasil mengusiknya dimanapun dia berada.

"Pergi." usir Zaki penuh penekanan.

Zeva menggeleng, kini dia berusaha merebut bungkus rokok dari genggaman Zaki.

"Lo apa-apaan?!" sentak Zaki, tidak suka.

"Sayang, rokok itu bahaya!" ujar Zeva sungguh-sungguh, tidak peduli dengan tatapan tajam Zaki yang terus menatapnya.

Zaki mendorong Zeva kasar. "Pergi dari sini. Gue muak liat lo!"

Zeva tersentak. Barusan, Zaki mendorongnya?

Zeva menghela nafas akhirnya. "Oke gue pergi. Tapi kasih dulu rokok lo ke gue." tangan Zeva terulur, telapak tangannya terbuka, siap menerima rokok milik Zaki.

Zaki menghembuskan nafas kasar. "Lo itu cuman orang asing di hidup gue."

"Ya iya, sekarang emang masih orang asing. Makanya kita jadian dong, jadiin gue seseorang yang penting di hidup lo!" Zeva tersenyum lebar.

Zaki beranjak, tidak ada gunanya dia meladeni cewek tidak waras ini, lebih baik dia yang pergi. Berjalan menuju pintu Rooftop, sebelum itu dia berteriak. "Gue gak suka sama lo! Lo bukan tipe gue!

"Irene? Apa dia tipe lo?!" balas Zeva berteriak.

Zaki tak menjawab dan benar-benar pergi dari Rooftop, meninggalkan Zeva yang kini sudah terduduk.

"Dan lo gak tau Zaki Ardhyan, gue Zevanya Handini bukanlah cewek yang gampang nyerah dalam berjuang." gumam Zeva.

***

Audrey turun lebih dulu dari motor Petir, diikuti Petir yang kini sudah turun dari motornya. Audrey menatap rumah minimalis di depannya.

"Rumah siapa?" tanya Audrey bingung.

Petir meraih jemari Audrey untuk digenggamnya. "Rumah Arin, supaya lebih jelas, aku kenalin kamu sama Arin, ya?"

Audrey mengangguk, tak ada alasan untuknya menolak. Lagipula, Arin ini sahabat Petir 'kan?

Keduanya akhirnya berjalan menuju pintu utama, menekan bel rumah Arin tak lama ada Mbak Yanti, asisten rumah tangga yang bekerja dirumah Arin.

"Eh den Petir. Non Arin ada dikamarnya."

Putus atau Terus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang