Putus atau Terus [END]

8°

Ada yang menunggu cerita ini update?

selamat membaca, semoga suka!

-♡

Membaca pesan yang baru diterimanya dari Petir membuat sudut bibir Audrey berkedut hingga akhirnya senyumnya mengembang begitu saja.

Petir Mahendra
Inikah namanya Audrey oh inikah Audrey...
Cantik jutek dan menggemaskan...

Inikah namanya Petir oh inikah Petir...
Gledek jelek yang menjengkelkan...

Ish kok gak ada yang bagus!😡

Biarin.Wle.

Tak lama terdapat panggilan masuk dari Petir. Dasar, cowok itu pasti terlalu gabut. Mengangkat telfon dari Petir, telinga Audrey langsung disapa dengan rengekan Petir dari sebrang sana.

"Kangennn..."

Audrey merotasikan kedua bola matanya. Belum sampai satu jam Petir pulang dari rumahnya, Petir sudah mengatakan kangen? Dasar tidak jelas.

"Belum satu jam pisah Tir. Lebay lo!"

"Gak lebay tauu. Pisah beberapa detik dari kamu aja rasanya aku gak sanggup."

"Najis. Alay."

"Segera ambil tindakan dok. Kamu kenapa belum tidur? Nunggu aku chat atau call dulu ya?"

Audrey samar-samar mendengar obrolan seperti dirumah sakit. Karena penasaran, akhirnya Audrey memilih menanyakan langsung pada Petir. "Lo lagi dirumah sakit?"

"Iya. Temen aku sakit."

"Oh."

"Pertanyaan aku gak kamu jawab iii..."

"Eh? Nanya apa?"

"Kenapa belum tidur?"

"Lagi telfonan sama lo. Gak mungkin yang telfonan sama lo ini setan 'kan?"

"Tumben berani ngomongin setan. Gak takut? Coba lihat kanan kiri Drey."

Audrey terkekeh. "Gue tidur sama Buna wle! Lo gak bisa takut-takutin gue!"

"Gimana kalau Buna tiba-tiba berubah jadi hantu?"

"Buna denger ya Petir!"

Terdengar gelak tawa Audrey setelah Audi ikut menyahut.

"Ehh Tante maaf...Petir bercanda. Petir kira udah tidur hehe."

"Mampus. Buna, ini enaknya diapain ya? Gak boleh izinin kesini aja kali ya?" kompor Audrey.

Audi terkekeh. "Hm...Gimana yaa?"

"Aduhh Tante cantikk jangan dongg. Nanti Petir beliin kue kesukaan Tante Audi deh. Tapi tetep jadiin Petir menantu Tante yaa."

"Okey Tante tunggu besok harus kesini bawa kuenya."

"Siapp Tantee cantikkk!"