21°

1.2K 84 11
                                    

selamat membaca, semoga suka!

-♡

Petir hanya diam saat Audrey masih mengompres luka disudut bibirnya. Menatap Audrey lamat, Petir menghela nafas, menggenggam tangan Audrey yang memegang kompresan. "Aku sayang kamu, kamu tau itu kan Drey?"

Audrey menarik tangannya dari genggaman Petir. "Udah selesai, gue balik ke kelas."

"Dreyy!" rengek Petir kesal karena diabaikan.

"Apasih? Masih belum cukup yang gue bilang kemarin? Jangan anggap gue pacar lo lagi kalau lo gak bisa ambil keputusan tetap." Setelah itu Audrey pergi meninggalkan Petir yang kini berdecak sebal.

Mengacak rambutnya frustasi, Petir menghela nafas. Petir itu sangat mencintai Audrey. Alasan dia mempermainkan banyak wanita itu hanya rasa pelampiasan Petir karena sifat brengsek Tio.

Petir benci Tio dan hanya cara itu yang bisa melampiaskan rasa emosi dan kesalnya. Menyakiti banyak wanita, membuat rasa puas tersendiri bagi Petir.

Dulu, Petir tak pernah lepas dari kegiatan menyakiti dirinya sendiri, Tio memang sudah sedari dulu meninggalkan Petir, sejak Petir kelas satu SMP.

Satu tahun Petir harus tersiksa batin melihat Rinai yang harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa karena depresi. Ditambah Mentari yang dulu masih kecil.

Tak ada hari yang terlewatkan bagi Petir untuk menyakiti dirinya sendiri, diumurnya yang masih kecil, masalah seperti itu merupakan beban yang sangat berat baginya.

Saat Petir menginjak kelas dua SMP, Rinai dinyatakan sembuh dan sudah dalam keadaan baik-baik saja. Rinai kembali menjalankan hari-harinya dengan sebagaimana mestinya.

Hingga akhirnya, sejak kelas tiga SMP,  Petir mengenal Jul. Cowok playboy yang dengan sesuka hatinya banyak mempermainkan hati wanita dengan alasan menyenangkan diri sendiri.

Petir mencoba, memacari banyak cewek, jalan bersama, makan bersama, hingga tiba waktunya memutuskan. Dan tanpa disadari ternyata itu adalah hal yang sangat menyenangkan.

Dari kelas satu SMP Petir terlalu sering melihat Tio banyak bermain wanita, berbuat kasar pada Rinai. Semua masih terekam jelas dimemori ingatannya.

Hal itulah yang membuat Petir candu mempermainkan banyak wanita. Menurutnya, itu adalah tanda balas dendam dari Rinai yang diperantarai oleh Petir.

Tapi satu yang harus kalian tahu, Petir tak pernah ada niatan untuk menyamakan Audrey dengan gadis-gadis lain yang dia permainkan.

Karena nyatanya, Audrey memiliki ruang tersendiri dihatinya.

***

Malam ini, Andre mengajak Audrey untuk Night ride, naik motor keliling kota. Tentu saja dengan cepat Audrey mengiyakan, sekedar menghilangkan beban pikirannya saat ini. Pikirannya terus dipenuhi dengan Petir.

Setelah selesai bersiap-siap, memakai kaos biasa, celana levis serta jaket kulit berwarna hitam, Audrey menuruni tangga menuju lantai bawah, memilih menunggu Andre di ruang tamu, agar tidak terlalu repot.

"Kamu mau kemana Drey?"

Audrey berjengit kaget saat mendengar suara penuh intimidasi yang berasal dari Petir. Ya, dia yakin itu suara Petir. Dia sangat mengenal suara cowok itu.

Putus atau Terus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang