••••
"Sejauh apapun aku melangkah, aku akan tetap kembali padamu. Kamulah rumahku. Tempatku bersandar di saat aku lelah menghadapi pahitnya dunia ini. Kamulah satu-satunya orang yang mampu menghangatkanku dengan pelukanmu"
- Alvino Maulana Fajri -••••
Samar-samar, ia melihat dirinya dan (Namakamu) berdiri berdampingan sembari menyalami beberapa orang. Mereka terlihat sama-sama menampilkan wajah masam mereka. Kilatan selanjutnya, samar-samar Fajri melihat dirinya bersenda gurau bersama (Namakamu) dan berakhir dengan mereka berciuman.
Saat Fajri ingin mencoba memperjelas ingatannya, tiba-tiba semuanya berubah menjadi gelap dan kepalanya terasa pening. Fajri mencoba mengerjapkan matanya hingga penglihatannya berangsur normal. la tak lagi merasakan pening di kepalanya.
"(Namakamu), istri gue? Hamil anak gue?"
••••
"(Namakamu), gue minta maaf, gue gak bermaksud buat ngomong gitu, gue keceplosan"
Darin mencoba mengejar (Namakamu) yang berjalan menghindarinya. la ingin meminta maaf. la sama sekali tak bermaksud untuk menjelaskannya pada Fajri.
"(Namakamu), tunggu!"
Darin langsung menarik lengan (Namakamu) hingga perempuan itu berhadapan dengannya. Darin langsung memeluk (Namakamu) dan mengusap punggungnya. "Gue minta maaf. Gue gak bermaksud bilang yang sebenarnya sama Fajri"
"Gue gak mau dia tahu dengan cara kayak gini, Rin. Gue gak mau maksa dia buat inget sama gue. Gue mau dia inget dengan sendirinya"
"I know. I'm sorry," Darin mengusap punggung (Namakamu) yang terlihat begitu rapuh.
(Namakamu) melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya. la sudah mencoba sekuat tenaga menahan air matanya. Namun, air mata sialan ini tetap saja menetes dari pelupuk matanya. "Rin, anterin gue pulang"
"Oke" Darin langsung menuntun (Namakamu) untuk berjalan bersama menuju parkiran.
Beberapa orang di Mall ini menatap mereka dengan tatapan seakan-akan mereka ini adalah bintang film yang tengah bermain drama. Oh, Darin dan (Namakamu) benci menjadi pusat perhatian.
"Gue benci jadi pusat perhatian," gumam Darin.
••••
(Namakamu) menekan pangkal hidungnya saat rasa pening menyerang kepalanya. la bahkan lupa untuk meminum susu hamilnya. Bagaimana bisa ia melupakan keberadaan janin di dalam rahimnya?
"Maafin Bunda, sayang" (Namakamu) melangkah menuju dapur. la akan membuat susu hamil. Walaupun ia tidak menyukai rasanya, ia berusaha untuk tetap memberikan nutrisi untuk janinnya.
"(Namakamu)"
(Namakamu) nyaris menyemburkan susu yang ia minum ketika seseorang menyentuh bahunya. la membalikkan tubuhnya dan melihat Fajri berdiri di hadapannya dengan tatapan khawatir.
Kapan Fajri pulang? la bahkan tak mendengar suara pintu terbuka atau suara ketukan sepatu Fajri di lantai. la terlalu larut dalam pikirannya hingga tak menyadari kedatangan Fajri.
"Ya?"
"Bisa kita bicara?" Raut wajah Fajri terlihat serius, membuat (Namakamu) bertanya-tanya apa yang akan Fajri tanyakan.
Apa Fajri akan menanyakan perihal yang diucapkan Darin tadi? Oh my!
"Tentang?"
"Tentang kita" Fajri menekan kata 'kita' membuat (Namakamu) menelan ludahnya susah payah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Offended Wife | FAJRI UN1TY ✔
Romance(SELESAI) (Nama Kamu) Adhinta Azalea. Ia menikah dengan suaminya, Alvino Maulana Fajri , karena sebuah perjodohan. Mereka sama sekali tidak mengenal satu sama lain, bahkan mereka hanya pernah bertemu dalam beberapa kali, mimpi tentang pernikahannya...