PART 41 : TERBONGKAR?

4.7K 762 943
                                    

haloooooo, konbanwa! 

EITSSSS, SEBELUM MULAI BACA, AKU MAU MINTA TOLONG, NIH!

Screenshoot notif update Gemaya, trus tag aku di story instagram, biar aku bisa kenal sama kalian. Karena alhamdulillah, banyak pembaca baru juga, nih, di lapak Gemaya.

Jadi aku mohon vote, dan ramein komennya di wattpad juga di instagram biar aku makin semangat lanjutin versi wattpadnya.

ARIGATOU TOMODACHI :)

DAN BTW, BESOK AKU PUNYA KEJUTAN TEPAT DI TANGGAL 14 FEBRUARI, AKU MAU BUKA GC TELEGRAM DUNIA STORISMA. KALIAN, DUA MEMBER TERCEPAT, BAKAL DAPET BUKET BUNGA SPESIAL DARI AKUUUU. 

MAKANYA JANGAN SAMPAI KETINGGALAN GABUNG YA! Pantengin infonya di instagram dan wattpad aku.

SAMPAI JUMPA BESOK, DI GC TELEGRAM DUNIA FANTASI STORISMA!

SAMPAI JUMPA BESOK, DI GC TELEGRAM DUNIA FANTASI STORISMA!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

(Masih di situasi mendebarkan di dalam lift)

Perlahan Dewangga menunduk. Glek. Jantungnya berdegup begitu kencang. Tangan kanannya yang menggenggam ponsel untuk menyinari wajah gadis itu, tampak gemetar. Ia sebenarnya tak yakin harus melakukannya.

"Gue bisa," gumamnya. Mengunci tatapan pada bibir pucat gadis iu.

Lalu, galau sendiri.

"Aaargh, gue nggak bisa. Tapi kalo dia kehabisan napas gimana, dong?"

Akhirnya, Dewangga memantapkan tekadnya. Ia berlutut, memegangi bahu kiri-kanan gadis itu, lalu pelan-pelan memunduk mendekatkan wajahnya.

Sedikit lagi. Kira-kira hanya berjarak sejengkal tangan.

Dewangga meneguk ludah. Mendadak kerongkongannya dilanda kekeringan.

Napas Gembulan yang kencang terasa menerpa hangat wajahnya.

Deg!

Tinggal seujung kuku, maka bibir keduanya benar-benar bersentuhan.

Tiing!

Pintu lift terbuka otomatis. Dua petugas keamanan yang berada di luar lift menatap Dewangga dengan sorot ambigu.

"Baik-baik aja, kan, Mas?"

Sementara Dewangga hanya bisa membeku di tempatnya. Posisi lelaki itu membuat siapa pun yang melihatnya akan salah paham. Sekilas ia seperti lelaki mesum yang ingin memanfaatkan situasi dan mencari kesempatan untuk menjalankan aksi bejatnya.

"Emm, gi..ni, Pak." Dewangga gelagapan harus menjelaskan bagaimana. Ia bangkit lalu mundur sampai menabrak dinding lift.

"Di..a, maksud saya, cewek ini, teman saya. Pingsan di da...lem sini. Tadi saya mau bantu kasih napas buatan."

GEMAYA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang