PART 29 : BERSABAR

5.3K 1K 243
                                    

Kalian tipe yang mana, nih?

A. Tipe yang makan sebanyak apa pun, badan segitu-segitu aja.
B. Tipe yang cuma makan krupuk doang, buru-buru langsung nimbang gegara parno BB naik. Wkwkw.

Apa pun itu, yang penting kalian sehat ya. Jangan sampai karena berambisi kurus, kamu sampe lupa makan, olahraga berlebihan, dan akhirnya malah tepar masuk RS. Kacau dah kerjaan dan tugas-tugas sekolah.

Versi terbaik dari diri kamu, adalah ketika kamu berani menjadi diri sendiri.

***

Alunan lagu familiar bagi pengguna tiktok, menggema dari dalam tas yang tersampir di pundak Rose.

Glek

Gemaya mendelik. Rose panik. Jekson hanya bisa meneguk ludah, gelagapan. Walau sesekali ia ikut bergoyang menikmati alunan lagu AnySong yang dipopulerkan oleh bernama Zico.

Zico yang rapper, ya. Bukan pemain bola.

Mampus gue lupa ngesilent hp!

Tangan Dewangga yang menggenggam ponsel perlahan turun dari telinganya. Tatapannya menajam, mencari-cari di mana sumber suara itu berasal. Sampai akhirnya ia berhenti tepat di depan Rose, bertatapan dengan gadis itu beberapa saat.

Sorot mata Dewangga yang menatapnya tajam, seolah memerintah Rose untuk segera mengeluarkan ponselnya dari dalam tas.

"Itu hp-nya Gembulan?" tanya Dewangga ketus sembari mengedikkan dagu.

Karena Rose hanya diam saja, Dewangga kembali menekan tombol call di ponselnya. Untuk kali kedua, ponsel di tangan Rose kembali berdering. Membuat Dewangga semakin yakin jika ponsel yang berdering di genggaman Rose memang milik Gembulan.

"Kenapa hpnya ada di lo?" Dewangga bertanya tak sabar.

Rose mati kutu. Badannya panas dingin. Sudah dasarnya tak bernyali besar seperti Gemaya, kini malah ia yang dipojokan. Padahal siapa yang memulai drama ini?

Rose mendesah lemah, setengah menyesal. Kenapa selama ini ia mengiyakan semua keinginan Gemaya? Sampai-sampai akhirnya kini ia yang terpojok dan disalahkan.

"Tadi hp-nya ketinggalan di ruang praktek Dokter Gonzales." Rose menjawab asal. Untungnya jawaban spontan itu cukup membuat Dewangga setengah percaya. "Kebetulan gue tadi dapet jatah periksa abis dia. Eh, pas mau gue balikin hpnya, dia udah keburu pulang. Nggak kekejar, deh. Heee."

Rose mengakhiri penjelasannya dengan senyuman garing. Tatapannya tertunduk. Tak sekali pun ia berani bersitatap dengan Dewangga yang terlihat geram di depannya.

Anjir, malah gue yang kena.

Sumpah demi apa pun, Dewangga versi chat what's app berbeda sekali dengan Dewangga versi nyata. Aslinya galak abis. Takut menjadi sasaran amukan Dewangga, Rose bergeser mendekati Jekson untuk bersembunyi di balik tubuh tegap sahabatnya itu.

"Yaudah, sini, biar gue yang balikin hp-nya Gembulan." Dewangga menyodorkan telapak tangannya ke arah Rose. "Lo nggak percaya sama gue?"

Rose melirik Gemaya. Mengirim sinyal tanda bahaya melalui kerlingan matanya.

"Eh, eh, apaan!" Gemaya mendorong kecil tangan Dewangga yang sudah menengadah di depan Rose. "Gue sahabatnya, jadi gue yang bakal balikin hp dia."

Dewangga tersenyum picik. "Sahabat? Lo bilang kalo lo itu sahabatnya Gembulan?" tanyanya diakhiri dengan dengusan kasar. "Sahabat mana yang tega ngembat pacar sahabatnya sendiri?"

GEMAYA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang