PART 30 : BENAR-BENAR

5.4K 1K 295
                                    

Sudah berapa cerita yang kamu baca selama masa rebahan ini? Wkwkw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah berapa cerita yang kamu baca selama masa rebahan ini? Wkwkw.

Tetep waspada. Jangan keluyuran walau libur. Udah bener di rumah, rebahan sambil baca wattpad.

***

Baru kali ini Jekson mengemudi dengan gaya bak pembalap F1. Salip sana-sini. Tak peduli jalan lebar atau sempit, ia tetap melaju dengan kecepatan penuh.

"Anjirrrrr, Jek! Lo kalo mau mati muda, nggak usah ngajak-ngajak, lah!" Tangan Rosee menggenggam erat pegangan di atas kepalanya. "Gue masih mau gebet Hanif!"

Sementara di kursi belakang, Gemaya nyaris muntah. Jekson dan Rose meminta gadis itu menghabiskan lima burger beserta dua cup minuman bersoda. Harus habis sebelum ketiganya sampai di kosan Rose. Kalau Gemaya belum bersendawa, ia akan kembali dijejali makanan lain.

"Gem, lo aman kan, dibelakang?" Rose mulai khawatir saat mendapati wajah Gemaya yang pucat melalui cermin di depannya. "Lo butuh kantong plastik?"

Jekson menyambar kantong plastik hitam dari tangan Rose. "Heh, dia kagak boleh muntah. Lo mau urusannya makin rumit?"

Rose garuk-garuk kepala. Setengah prihatin, setengah takut juga. Biar bagaimana pun, ia juga mengambil peran dari drama yang dilakukan Gemaya. Jika rahasia sahabatnya itu terbongkar, Rose pasti juga kena imbasnya.

"Kok lo belum juga sendawa, sih?" Jekson geregetan saat melirik Gemaya yang nyaris melahap burger kelimanya, namun belum ada tanda-tanda gadis itu akan bersendawa. "Lo harus jadi Gembulan dulu, biar Dewangga yakin itu bener-bener kosan lo."

Rose juga ikut panik. "Atau minumnya tambah satu cup lagi?"

"Jangan," cegah Jekson tegas. "Bisa rusak ginjalnya si Gemaya kalo banyakan minum soda."

"Trus gimana, anying?" Gemaya mulai frustasi. Tangan kanannya sibuk menyuapi burger ke mulutnya. Sementara tangan kirinya menggenggam cup minuman kedua yang isinya tersisa setengah.

Jekson bingung setengah mati. Apalagi saat di depannya lampu lalu lintas berubah merah, laki-laki itu hanya bisa menghela napas panjan.

"Itu bukannya mobil Dewangga?" tanya Rose sembari menunjuk sisi kanan Jekson. Keduanya mendapati mobil mewah milik Dewangga terparkir tidak jauh dari mobil Jekson.

"Itu artinya kita nggak ketinggalan jauh dari dia." Jekson menghela napas lega.

"Lo nggak nyadar dari tadi kayak ngajak kita main-main sama maut?" Gemaya protes dengan suara yang tidak terlalu jelas karena mulutnya terisi makanan.

GEMAYA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang