Haloo...
Kalo ada typo boleh kasitau aku, nanti ku perbaiki☺
Selamat membaca... 😊
"Changbin hyung?"
Sosok yang dipanggilnya Changbin itu segera melepas pelukannya.
"Wae geurae, hyung?"
(Ada apa, kak?)
"Appa... Sarajyeosseo.."
(Ayah... Menghilang..)
Jisung melebarkan matanya. Bagaimana bisa? Pamannya menghilang?
Sebelum Jisung bertanya lebih, ia menggiring Changbin masuk terlebih dahulu dan membantunya membawa barang. Tak lupa Jisung juga mengambilkan segelas air putih untuk Changbin.
Mereka kini duduk di sofa. Atensi Jisung tak teralih dari Changbin.
"Bagaimana bisa paman menghilang? Hyung sudah lapor polisi?"
Changbin menggeleng.
"Mengapa tidak lapor? Aku akan lapor sekarang!" tegas Jisung.
Namun, sebelum Jisung mengeluarkan ponselnya, Changbin sudah menahannya terlebih dahulu.
"Sebenarnya tidak hilang sihh.. Appa hanya pergi untuk waktu yang tak pasti.."
"Aishh hyung.. kau mengagetkanku saja! Aku kira paman benar-benar hilang.." Jisung memukul changbin dengan bantal sofa.
"Tapi kan appa biasanya langsung bilang, tidak sampai menulis surat seperti ini."
Flashback
Changbin baru saja pulang dari rumah temannya selepas mengerjakan tugas kelompok.
Setibanya di rumah, Changbin mendapati rumahnya yang masih sepi. Apakah sang ayah belum pulang dari kerjanya?
Akan tetapi, sekarang sudah pukul 9 malam lebih. Tidak biasanya sang ayah belum pulang sampai semalam ini. Setahu Changbin, ayahnya akan pulang paling lambat pukul 8 malam.
Setelah Changbin meletakkan tasnya asal, ia mencoba menghubungi sang ayah.
"Kenapa tidak dijawab?"
Entah sudah berapa kali Changbin mencoba menghubungi ayahnya, tapi tak ada satupun panggilan yang dijawab.
Changbin memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. Nanti akan ia coba menghubungi ayahnya lagi setelah tubuh dan pikirannya segar.
Changbin menyambar tas yang sebelumnya ia letakkan asal di sofa. Berniat untuk memindahkannya ke kamarnya. Akan tetapi, saat meletakkan tasnya di kursi meja belajarnya, netra Changbin tak sengaja menangkap sebuah amplop yang terletak di atas meja.
Changbin tunda sejenak niat awalnya yang ingin membersihkan diri. Ia sempatkan untuk membuka amplop itu karena rasa penasarannya lebih tinggi. Changbin menarik kursi itu lalu mendudukinya. Ia buka amplop yang mencuri perhatiannya dengan tak sabar. Di dalamnya terdapat sebuah surat. Changbin membaca dengan seksama isi surat itu.
***
Changbin-ah..
Jika kau membaca surat ini, mungkin appa sudah tidak berada di rumah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEVANTER [Stray Kids/Han Jisung]
Fanfiction[Friendship/Brothership] Levanter (Angin), elemen yang menjadi incaran oleh Fuego (Api) dan Aqua (Air) guna meningkatkan kekuatan mereka. Dengan menggabungkan salah satu elemen dengan Angin, kekuatannya akan jauh lebih besar dan berkemungkinan menj...