L # Chapter 12

392 61 22
                                    

Hallooo...

Akhirnya aku bisa balik lagi..

Sebelumnya aku minta maaf dan berterima kasih sama kalian yang udah nungguin cerita ini. Maaf karena bikin kalian nunggu lama dan makasih karena udah nungguin cerita ini.

Maaf yaa.. Aku kalo belum libur gabisa mikir idenya karena tugas yang tidak pernah bersahabat. Mana hari Minggu juga sering masuk lagi. 😬😬

Kalau idenya bisa diajak kompromi, insyaallah bulan ini bakal sering up, tapi gatau juga sih, semoga aja lancar, doain aja😄😅
Intinya jangan terlalu berharap juga yaa... 🙃

Duhh gimana sih Lin, gaje bgt dehh..

Maap yak teman-teman hehehe😁😁

Silahkan boleh langsung dibaca..




~Selamat Membaca~




Tiga minggu berlalu..

Masih belum ada kabar apapun dari keluarga Chan. Setelah dari rumah Chan, mereka jadi sering berkumpul saat akhir pekan di kafe tempat jisung bekerja. Akan tetapi, Hyunjin belum pernah ikut sama sekali.

Hari ini mereka bertemu lagi tapi bukan di kafe tempat Jisung bekerja, melainkan kafe tempat Jungkook dan Chan bertemu tiga minggu yang lalu. Kali ini Hyunjin juga ikut. Katanya ingin mencoba apakah latihannya selama ini ada peningkatan.

"Jika tubuhku bereaksi aku akan pulang!" tegas Hyunjin begitu berhasil mendudukan dirinya pada kursi.

"Terserah kau sajalah.." ucap Chan tak mau ambil pusing.

Setelah beberapa menit menunggu, pesanan mereka pun datang.

"Woahh.. Akhirnya Latte yang baru sempat ku teguk sekali bisa aku habiskan dengan santai kali ini." ucap Jungkook dengan wajah berseri-serinya. Ingat! Dulu Jungkook belum selesai menghabiskan minumannya karena mengejar Chan yang tiba-tiba saja pergi tanpa kata apapun.

"Kau seperti tidak pernah minum Latte saja, hyung.." sahut Minho dan mendapat lirikan tajam dari Jungkook.

"Hari ini siapa yang bayar?" tanya Jisung.

Semuanya saling pandang. Biasanya memang seperti ini. Pesanan mereka selalu dibayar oleh satu orang.

"Jungkook!" seru Chan.

"Heii mana bisa.. Aku kan sudah kemarin. Gantian kau yang bayar."

"Yang mengajak ke sini siapa?"

"Kau tak ingat tiga minggu lalu siapa yang bayar dan siapa yang kabur?"

"Hei! Aku tidak kabur! Aku kan-"

"Sama saja!"

Ketiga anak sekolah itu hanya diam memperhatikan dua orang dewasa yang tak mau saling mengalah itu. Sebenarnya siapa yang lebih dewasa di sini.

"Sudah sudah.. Kalau begitu Hyunjin saja yang bayar!" cetus Minho.

Hyunjin yang mendengar namanya disebut pun menyanggah.

"Tidak tidak.. Aku kan baru ikut sekali, masa langsung harus bayar? Jisung saja! Kan dia yang bertanya siapa yang bayar.."

Jisung sontak memandang Hyunjin dengan mata bulatnya yang melebar.

"Lohh kok jadi aku.. Kalian tega menyuruhku membayar? Aku bahkan aku bekerja paruh waktu untuk menghidupi diriku sendiri.."

Ucap Jisung yang dibuat dramatis seakan-akan ia benar-benar tidak mempunyai uang. Ditambah lagi wajah memelasnya yang mendukung.

LEVANTER [Stray Kids/Han Jisung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang