*•Tetangga[29]•*

34 7 6
                                    

Zyana. Nama yang jarang sekali kita dengar belakangan ini. Ya, dia sedang fokus-fokusnya memulai sebuah pengalaman baru yaitu mendesign baju.

Sebelumnya ia hanya mencoba menjahit beberapa sprei ukuran kecil dan beberapa printilan lainnya. Zyana belajar dengan seorang wanita bernama Somi yang terpaut satu tahun lebih tua darinya. Style wanita satu ini begitu digemari oleh Zyana karna memang beda dari yang lain.

"Ehm Zyana"

"Eh iya kak kenapa?"

Zyana yang tadinya sedang menggoreskan pensilnya di kertas langsung menatap Somi yang sedang merangkai beberapa bunga kecil di sebuah gaun. "Hari ini kelas kita udah selesai. Beberapa hari ini kamu terlalu giat sampe istirahat juga kayaknya ga cukup. Aku jadi ga enak sama kamu"

Zyana menggeleng. "Gapapa kok kak, ini memang harus aku biasain. Biar kalo pas kerja besok aku ga ngerasa kaku ato kecapean banget gitu" Somi paham, kerja keras Zyana memang patut diacungi jempol.

"Ya sudah, intinya kelas hari ini selesai, udah jam 8 malem juga, kamu mau aku anterin?"

"Ah ga usah kak, aku bisa cari taxi nanti di depan"

"Yakin kamu?" Zyana mengangguk. "Oke kalau gitu, kita beres-beres dulu semuanya, nanti aku anterin sampe depan" Zyana mengiyakan lalu membereskan beberapa benda yang tergeletak di ruangan khusus milik Somi ini.

•{∆}•

Selesai merapikan peralatan tersebut, Zyana diantarkan sampai depan rumah Somi oleh si empunya rumah. "Makasih ya kak, udah mau ngajarin aku hari ini. Aku harus belajar banyak dari kakak" Somi mengangguk senang.

"Intinya kamu punya niat dan semangat dalam ngerjain segala hal yang bikin kamu ngerasa baik, kayak kerja ato bahkan belajar. Hm aku tungguin taxi kamu ya?"

Zyana dengan cepat menolak ucapan Somi tadi. "engga usah kak, aku bisa nunggu di halte sana, lumayan rame kok" Somi mengangguk, ia tau betul bahwa Zyana ingin mencoba untuk mandiri.

"Yaudah kamu hati-hati ya?" Zyana mengiyakan lalu pamit pergi. Somi terus memperhatikan Zyana sampai ia tak terlihat lagi, untuk berjaga-jaga, batinnya.

Zyana sampai di depan halte, tiba-tiba perutnya keroncongan dan memilih untuk mampir ke minimarket dulu. "Gila laper ternyata, beli mi aja deh disana" Zyana berjalan menuju minimarket yang berada di seberang jalan.

Jalanan cukup ramai, ia juga lumayan bingung bagaimana cara menyebrangnya. Setelah dirasa sepi, Zyana mulai melangkahkan kakinya diatas zebra cross. Belum sampai tiga langkah, sebuah motor sport mendekati dirinya.

"Zyana awas!"

Brak!

Tubuhnya terpental dan kepalanya terbentur ke aspal cukup keras. Pandangannya kabur dan semakin banyak cahaya yang mendekat. Bau darah tercium dan kini pandangannya sudah berubah menjadi hitam.

•{∆t}•

"Apa?! Kecelakaan?! T-trus sekarang Zyana gimana, Tan?!"

"Zyana lagi di rumah sakit Nurani, mending kamu cepet kesini, Tante ga kuat liat dia kaya gitu"

"Y-ya udah, Tante tenang aja aku bakal nyusul kesana"

Hanna mendapat kabar dari mama Zyana 20 menit setelah kejadian. Hanna dengan cepat membereskan peralatan belajarnya dan keluar dari kamarnya, berlari menuruni tangga hingga ia hampir terpeleset.

Tetangga •*°[Seonghwa]°*•ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang