Perjalanan ke bogor kali ini terasa biasa bagi Iris,sepanjang perjalanan dia hanya menatap jalanan sekitar yang terasa menyesukkan tapi tetap saja hatinya ada yang berbeda kali ini,iris merasa bahwa akan ada hal besar yang menyambutnya dibogor nanti.
Perjalanan darat yang memakan waktu sejam lebih karena macet itu menghentikan mobil keluarga wijaya didepan sebuah rumah sakit besar di Bogor.Karena Kakek Iris dirawat di inap maka ayah Iris memutuskan untuk langsung kerumah sakit, rumah sakit ini pun merupakan rumah sakit Kakek Iris yang dikelola oleh adiknya Ayah Iris, Manuel wijaya
" bunda sama yang lain duluan aja, kakak mau ke toilet dulu" ucap Iris setelah mereka turun dari mobil
"Sama adek aja, adek juga mau ke toilet" sambung Kevan
"Yaudah hati-hati, ayah bunda sama abang duluan, nanti telpon aja kalau kalian nyasar cari ruangan kakek" jawab bunda
"Iya bunda, ayok kak" belum sempat Iris menjawab tangannya sudah ditarik oleh Kevan
Sedangkan tiga orang yang ditinggal itu hanya bisa mendengus dengan kelakuan bontot wijaya ituSesampai didepan toilet Iris masuk ke toilet wanita dan Kevan ke toilet pria.
Setelah selesai dengan ritual alam itu Iris keluar dan menunggu adiknya di depan pintu keluar toilet pria,namun setelah hampir 10 menit adiknya belum juga keluar"Ini anak ngapain sih didalam,ngebo di toilet apa gimana?" Gerutu iris
Tanpa sadar dia menendang pintu keluar itu dan bersamaan dengan seseorang menggunakan jas dokter lengkap membuka pintu dan menatap Iris lekat
Iris sadar bahwa seseorang tengah berdiri didepannya diam"Ehm, maaf ini toilet pria, toilet wanita disebelah situ" ucap dokter itu sambil menunjuk arah toilet wanita
Iris terdiam, mencoba mencernah sesuatu dalam pikirannya dan tanpa sadar matanya mulai berkaca-kaca. Iris mendongak menatap tepat dimata pria depannya ini, bibirnya keluh napasnya sesak seketika tubuhnya linglung dan langsung ditahan oleh pria itu
"Kamu sakit?" Tanya pria itu khawatir sambil menahan bahu iris
Ketika akan menyentuh kening iris tangan pria itu tahan oleh seseorang yang menatapnya dengan tatapan permusuhan"Lepas tangan lo dari dia" ucap seseorang itu dingin dan langsung meraih tubuh iris kedekapannya
Iris masih sama,seperti patung,dia bingung dengan apa yang sedang terjadi"Pergi dari sini sebelum gue habisin lo saat ini juga"sambung seseorang itu terharap pria berjas dokter tadi
"Saya minta maaf, saya hanya ingin,,"
Jawab dokter itu"Jangan bicara apapun dan silahkan lo pergi dari hadapan kami" potong seseorang itu cepat mencelah ucapan sang dokter dengan amarah yang terlihat jelas dimatanya
"Baik saya pergi,maaf,,,kevan" jawab dokter itu
Ya seseorang yang menahan tangan dokter itu adalah Kevan. Kevan sebenarnya bertemu dokter itu di dalam toilet dan dia sempat khawatir bagaimana jika kakaknya bertemu dokter itu.Kevan menatap pria itu dingin,dan kembali memeluk kakaknya erat
"Gapapa kak,semuanya baik-baik aja,kita cari minum dulu" ucap kevan pada iris yang masih saja terdiamKevan tau kakaknya akan seperti ini karna pria tadi.
Iris hanya mampu bergumam dan mengikuti langkah adiknya yang entah ke arah manaIris dan kevan berhenti sebentar di taman rumah sakit, Kevan tau kakaknya butuh menenangkan pikiran.
"Minum dulu" ujar Kevan menyodorkan sebotol air mineral kepada iris
Iris menenggak air kemasan itu hingga tinggal setengah dan berusaha mengambil napas sedalam yang dia bisa, ia butuh ketenangan.
Wajah yang dilihatnya depan toilet tadi membuatnya hampir drop jika saja tidak ada adiknya
KAMU SEDANG MEMBACA
DERANA
General Fictioncerita tentang Gadis dengan paras cantik. Mendapatkan banyak kasih sayang dari orang-orang disekitarnya, tetapi sikapnya sedikit dingin. Namun, semesta menghukumnya. Ketika ia sudah mulai menerima kenyataan bahwa ia ditinggalkan pasangannya dimasa...