bagian 8

26 5 0
                                    

Hari ini cuaca kota Jakarta sedang bagus-bagusnya,setelah kuliah hari ini Iris menyempatkan diri ke kedai kopi langganannya yang sudah seminggu ini tidak dia datangi karena kesibukan dan kunjungannya tempo hari ke Bogor. Sebelum masuk Iris menyempatkan untuk menatap langit yang sangat indah hari ini sambil tersenyum tipis,lalu melangkahkan kakinya ke dalam kafe.
Ting,,,
Bunyi lonceng pertanda ada pengunjung yang baru masuk,mengalihkan pandangan si pria manis berkulit putih dengan tato dilengan kirinya yang berdiri tegap dengan postur yang menjadi idaman banyak wanita apalagi senyumnya yang manis membuat banyak pengunjung wanita menatap penuh minat pada pria itu,namun sayang si pria hanya memfokuskan pandangannya pada sosok gadis cantik yang sedang melangkah ketempatnya dengan senyum manis yang tak luntur sedari memasuki kafe itu.

"hay,apa kabar? Kangen ngak sama aku?" Tanya iris sambil tersenyum manis ketika berada depan pria itu. Si pria hanya mampu terdiam menahan gejolak dalam dirinya ketika melihat senyum malaikat manis depannya ini,sungguh indah dan teduh senyum iris kali ini

"loh kok bengong,ngak kangen yaa,,padahal seminggu loh aku ngak kesini" sambung Iris dengan nada sedihnya dan wajah lesunya
Bukannya menjawab sang pria malah berjalan keluar dari meja barnya dan memeluk Iris erat, hal itu tentu membuat Iris kaget namun tak urung dia justru tersenyum dan membalas pelukan itu,pelukan yang menurutnya nyaman seperti dia memeluk Kenan atau pun Kevan. Pemandangan itu tentu membuat pengunjung wanita yang menyukai sang pria merasakan patah hati dan juga banyak pasang mata yang menatap penasaran pada pasangan yang tengah berpelukan itu

"kamu kemana aja,kamu sakit,kamu ngak kenapa-kenapa kan? Kenapa ngak hubungin aku,kenapa ngak kesini?" Pertanyaan beruntun itu lolos begitu saja dari mulut sang pria dengan nada yang terdengar sangat khawatir. Iris tertawa kecil lalu melepaskan pelukkannya

"satu-satu dong tanyanya Iris bingung mau jawab yang mana dulu" jawab Iris masih terkekeh kecil melihat wajah sang pria yang menatapnya khawatir. Hati Iris terenyuh ternyata banyak yang masih mengkhawatirkannya termasuk pria didepannya ini

"jawab aku Iris"

"oke,pertama aku ngak kenapa-kenapa aku sehat banget ngak sakit,kedua aku sama keluarga ke Bogor jengukin kakek yang lagi sakit selama 3 hari awalnya Cuma rencanain 2 hari tapi ujung-ujungnya 3 hari karena kesehatan kakek emang menurun banget,yang ketiga aku lagi butuh waktu sendiri setelah pulang dari Bogor jadinya aku dirumah aja sama ziarah kemakam Dean sama sibuk kuliah udah itu aja" ujar Iris panjang agar pria depannya ini berhenti mengkhwatirkannya
Sang pria mengelah nafas legah

"syukurlah aku kira kamu sakit,aku hubungin ngak kamu respon"

"sorry ya aku lupa balas chatan kamu"

"ya usah ngak masalah asalkan kamu baik-baik aja"
"kalau gitu aku mau pesan seperti biasa tapi dikasih gula 1 sendok ya"
Pria didepannya menatap Iris heran,sejak kapan gadis ini minum kopi pakai gula ?
"gula ? tumben" Tanya sang pria

"ia aku mau pake gula,hidup aku udah terlalu pahit soalnya" jawab Iris singkat dengan kekehan kecilnya

"oke kamu tunggu dimeja biasa,selalu kosong buat kamu" ujar sang pria itu sebelum melangkah kembali ke meja bar kopinya

"Gilang" panggil Iris pelan saat pria itu berbalik. Ya nama pria itu Gilang Harya, pria yang mencintai Iris namun hanya mampu memendamnya (baca bagian 2)

" kenapa?"

"makasih ya udah ngawatirin Iris" ujar Iris tulus lalu melangkah ke meja sudut kafe itu. Gilang tersenyum lalu kembali bergelut dengan biji kopi dan alat-alat lainnya meracik kopi terbaik untuk gadis manis yang tadi membuat jantungnya hampir saja melompat keluar karna membalas pelukannya dan juga tersenyum manis untuknya
.
Setelah dari kafe Iris menyempatkan diri ke supermarket untuk berbelanja beberapa snack . saat sibuk memilih snack apa yang akan ia beli Iris tidak sadar bahwa ada yang mengikutinya dari belakang seraya menatapnya lekat. Setelah membayar semua belanjaannya Iris keluar dan berdiri di depan supermarker sambil menunggu taksi sambil memandang jalanan sekitar yang mulai gelap karena hari sudah mulai petang,lalu tiba-tiba ia dikagetkan dengan seorang pria yang berdiri tepat didepannya dengan raut wajah datar namun matanya begitu meneduhkan. Iris terpaku menatap pria depannya ini,jantungnya yang bergerak serasa diremas kencang,sakit.

DERANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang