Bagian 14

7 2 0
                                    

Setelah dari Danau Rudy tidak langsung mengantar Iris pulang tapi malah mengajak kekasihnya itu ke perusahaannya

Saat mereka berjalan dari pintu masuk utama ke lobby Rudy sama sekali tidak melepaskan genggaman tangan pada Iris. Tentu pemandangan itu menjadi tontonan gratis para karyawan yang ada disekitar.

Yang mereka tahu bos mereka tidak memiliki kekasih, tapi apa ini Rudy ternyata menggandeng gadis cantik dengan rambut panjang yang hitam legam. Gadis itu sungguh serasi dengan Rudy

Iris tersenyum sopan membalas beberapa sapaan yang dilontarkan kepadanya, sedangkan Rudy tetap pada wajah datarnya ini bukan Rudy yang Iris tahu. Karena yang Iris tahu Rudy yang bersamanya dengan yang di kantor ternyata berbanding terbalik

Saat memasuki lift Iris masih masih menatap kekasihnya dari samping. Ia bersyukur disisa hidupnya Tuhan masih berbaik hati memberinya sosok pria yang menjaganya dengan baik.

"Kenapa liatinnya gitu banget" tanya Rudy ketika mendapati Iris memandangnya sejak tadi

"Kamu ganteng"

Rudy tersenyum tipis lalu melepaskan genggaman tangannya untuk merangkul kekasihnya

"Kan aku cowok makanya ganteng, kalau cantik itu baru kamu"

Iris hanya tersenyum menanggapi lalu bersandar pada bahu kekasihnya

Ternyata Rudy membawahnya ke rooftop kantornya untuk menikmati sunset

"Aku sering lihat sunset dari sini kalau lagi banyak pikiran"

Kini mereka berdua duduk di sofa yang sengaja Rudy siapkan setelah ia mulai memegang perusahan ini

Iris tidak menjawab apapun ia sibuk menikmati pemandangan didepannya dengan senyuman manis dan Rudy sibuk memandangi kekasihnya dari samping.

"Aku mau ngomong" Ujar Rudy serius membuat Iris membalikkan badannya dan menghadap sepenuhnya menatap Rudy yang tampak gugup

"Ngomong apa"

Rudy memegang kedua tangan kekasihnya lembut lalu menatap dalam mata Iris yang tampak teduh

"Kita kenal udah lama, sebagai teman abang kamu. Aku udah jatuh cinta sama kamu semenjak pertama kali Kenan kenalin aku ke kamu waktu itu. Aku selalu menjadi pengecut setiap kali mencoba untuk ungkapin perasaan aku sama kamu. Karena aku takut kamu bakal nolak aku. Aku cuma perhatiin kamu dari jarak jauh, ngejaga kamu tanpa sepengetahuan kamu" Rudy menjeda kalimatnya untuk mengambil nafas

"Aku bukan laki-laki yang romantis, yang sempurna seperti tipe kamu, aku cuma punya hati yang tulus dan siap ngebahagian kamu sampai kita tua nanti. Aku gak pandai ngerangkai kata-kata manis. Aku cuma pengen kamu jadi istri aku, jadi ibu dari anak-anak aku, jadi tempat aku pulang, jadi rumah dari segala lelah aku. Nikah sama aku ya, kita bahagia bareng-bareng" Ujar Rudy tulus masih menggenggam tangan Iris

Sedangkan Iris sudah menangis sambil menatap kekasihnya dengan pandangan terluka

"Aku sekarat Rud" Jawab Iris kembali menangis membuat Rudy langsung memeluk kekasihnya

"Aku gak peduli, aku terima apapun kondisi kamu, yakin sama aku. Kamu gak sendirian, ada aku, ada keluarga kamu ada teman-teman kamu, ada Tuhan. Kamu gak sendiri"

"Aku takut ninggalin kamu" Iris semakin tersedu-sedu di pelukan Rudy

Rudy memejamkan matanya, ia tau kondisi Iris tidak baik ia hanya ingin Iris menjadi yang terakhir dalam hidupnya dan membahagiakan gadis itu.

"Aku mohon nikah sama aku ya, kita bahagia bareng-bareng, kita usahain buat kamu sembuh bareng-bareng. Mau ya"

Iris hanya mampu menganggukkan kepalanya pelan setelah berpikir beberapa saat. Kepalanya terasa begitu sakit, ia hanya mampu memeluk kekasihnya agar menyembunyikan rasa sakit itu. Ia tidak ingin merusak moment ini. Ia tidak ingin Rudy kecewa. Ia ingin egois kali ini ia ingin bahagia sebelum ia pergi.

Rudy tersenyum lalu melepaskan pelukkan mereka dan menggambil kotak kecil disaku celana nya.

Cincin berlian yang begitu membuat Iris terpaku menatap benda itu. Rudy meraih tangan Iris lalu menyematkan cincin itu dijari manis kekasihnya. Begitu pas dan cantik.

Mereka kembali berpelukan menyalurkan rasa sayang, cinta dan kepedihan dalam satu waktu

"Aku sayang kamu" Gumam Rudy

Namun karena dirasa Iris tidak menjawab ia sedikit melonggar pelukkannya dan betapa terkejutnya Rudy saat mendapati kekasihnya ternyata pingsan di pelukannya

Dengan panik Rudy langsung menggendong Iris turun kebawah untuk segera di bawah ke rumah sakit.

Saat keluar dari lift banyak pasang mata yang menyaksikkan itu, Rudy tidak peduli ia langsung melangkah cepat ke arah mobilnya.

Rudy mengendarai mobilnya dengan cepat walau begitu ia tidak brutal karena mengingat sedang membawah kekasihnya

Keringat membanjiri pelipisnya, detak jantungnya karuan. Wajah pucat Iris membuatnya takut

"Bertahan ya, bentar lagi kita sampai. Jangan tinggalin aku, jangan buat aku takut. Jangan" ujar Rudy takut. Jujur dirinya tidak siap untuk kemungkinan-kemungkinan terburuk.
Ia baru saja melamar Iris dan tadi kekasihnya justru pingsan dipelukkan nya tanpa ia sadari.

Saat sampai didepan rumah sakit miliknya Rudy memarkirkan mobilnya asal dan langsung menggendong Iris sambil berlari ke UGD.

"Siapin tempat buat tunangan saya, panggil dokter Herman sekarang" Teriak Rudy entah pada siapa

Beberapa perawat yang berada disitu langsung menyiapkan tempat untuk Iris tidak lama kemudian Dokter Herman ikut masuk kedalam

"Pak tolong tunggu di luar, biarkan saya cek kondisi nona Iris dulu" Ujar Dokter Herman pada Rudy

Sungguh Rudy seperti mayat hidup sekarang saking takutnya ia juga terlihat pucat. Tidak ia tidak ingin hal buruk terjadi pada kekasihnya

"Dok saya mohon, saya mohon selamatkan Iris" Ujar Rudy frustasi
Dokter Herman hanya tersenyum lalu menepuk Pundak Rudy dan kembali melanjutkan aktivitasnya

Beberapa dokter dan perawat yang berada disitu menatap Rudy iba, pemilik Rumah sakit tempat mereka bekerja ternyata punya kekasih yang sedang bertaruh nyawa didalam sana. Melihat betapa kacaunya Rudy membuat mereka sadar betapa Rudy mencintai kekasihnya.

Rudy menyandarkan tubuhnya ke kursi depan UGD lalu mengambil Handphonenya untuk menghubungi keluarga Iris.

Ia terlihat begitu lelah, bukan fisiknya tapi pikirannya. Ia tidak ingin kehilangan Iris sekarang.

"Jangan Iris, Tuhan. Jangan Iris. Kalau Iris punya salah hukum Rudy sebagai gantinya jangan Iris, jangan buat Iris sakit" Ujar Rudy dalam hatinya lalu memejamkan matanya pelan, ia begitu takut.

DERANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang