bagian 3

30 6 0
                                    

Pagi ini seperti janji Iris semalam untuk mengantar sang adik ke sekolah dengan Iris yang duduk di kursi kemudi dengan tetap fokus ke jalanan sesekali menimpali ocehan adiknya itu. Jalanan begitu ramai tapi tidak dengan hati Iris selalu saja dia merasa sendiri.

"Kak dengar ngak sih adek lagi ngomong" ucap Kevan kesal karena kakaknya hanya bergumam untuk menjawab semua ocehannya

"Hmm dengar dek,kakak lagi nyetir ini" jawab Iris sambil melirik adiknya sebentar

"Nyetir sambil ngelamun? Kalau bang Kenan tau kakak nyetir sambil ngelamun pasti bakal ngak ijinin kakak bawah mobil lagi"

"Iya uda maaf kakak lagi fokus kejalanan tadi, maaf ya" jawab Iris sendu sambil sambil menatap adiknya

Sepersekian detik Kevan tertegun dengan ucapan kakaknya, dia tidak bermaksud membuat kakaknya merasa bersalah begini

"Maaf kak,adek ngak..."

"Udah gak masalah, kita mampir ke kedai didepan itu ya kakak lagi butuh kopi saat ini buat fokus,ngapapa kan dek ?" Potong Iris cepat

Kevan hanya mampu menganggukkan kepala sebagai tanda setuju
Setelah sampai didepan kedai Kevan tidak ikut turun dia hanya menunggu di mobil sambil menatap setiap gerak gerik kakaknya yang sedang memesan kopi. Sambil menatap kakaknya, tak sengaja Kevan menangkap seseorang yang begitu familiar keluar dari kedai kopi tersebut. Kevan tidak salah orang itu memang orang yang sama yang membuat kakaknya seperti ini.
Karna terlalu fokus dengan pikirannya Kenan tidak sadar bahwa iris sudah kembali ke mobil dan duduk disampingnya

"Dek,kamu ngelamunin apa?" Kevan terkejut dan seakan tersadar dari pikirannya dia menatap sang kakak dengan senyuman dan gelengan kepala. Seakan tidak ada masalah yang dia pikirkan. Iris pun tak ambil pusing dan segera melanjutkan perjalanan mengantarkan adiknya ke sekolah sebelum terlambat dan dia juga harus ke kampus untuk meminta ijin 2 hari kedepan.

.
.
"Iris,makin cantik aja lo,padahal liburan cuma sebulan lebih elunya malah cantiknya banget" canda teman Iris bernama  Renata Natassha

Ya hanya renata yang bertahan berteman dengan Iris. Bukannya Iris tidak bisa bersosialisasi, Iris hanya tidak mudah menerima orang baru dan mempercayai orang lain untuk masuk dalam kehidupannya. Hanya Renata saja satu-satunya orang yang mau berteman dengan Iris tanpa fake, karna semua yang mendekati Iris dengan embel-embel teman hanya ingin memanfaatkan kepintaran dan kekayaan Iris. Dan Iris benci hal itu. Hidupnya terlalu simple untuk mau berurusan dengan manusia-manusia penuh drama.

"Lo juga cantik" jawab Iris datar

"Issh lo kalau ngomong suka bener walaupun datar kek tembok, canda tembok" cengir Renata sambil merangkul temannya ke parkiran kampus

Iris hanya menatap datar sahabatnya itu. Renata menemani Iris untuk ijin ke ketua program studi untuk 2 hari kedepan. Sepanjang perjalanan dari ruangan KPS banyak mahasiswa/i yang menatap Iris kagum, tapi mereka tidak berani mendekat karna menurut mereka Iris terlalu cuek dan dingin. Walaupun Iris begitu cantik dan manis. Mereka juga takut kena amukan Kenan yang menurut mereka Kenan sangat posesif terhadap adik perempuannya itu.

"Lo ke bogor 2 hari aja kan?" Tanya Renata saat mereka berdua sudah diparkiran kampus

"Iya,kenapa?"

" gue harap dua hari itu lo pakai buat diri lo tenang ya, gue mau lo harus lebih bahagia setelah pulang jenguk kakek lo" ucap renata sambil menatap sendu sahabatnya

Iris tidak menjawab dia hanya tersenyum dan memeluk renata sebentar. Iris berterima kasih pada semesta karna selain keluarganya ada renata yang masih setia disampingnya

DERANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang