Bagian 10

14 5 0
                                    

Setelah moment jadian itu Iris menyuruh Rudy untuk tetap bekerja padahal pria itu merengek ingin menjagaya karna Iris sendiri
Tapi dengan satu ancaman saja akhirnya Rudy mengalah dan mengikuti permintaan gadisnya

Huh,setelah memendam perasaan sekian lama akhirnya Iris menjadi miliknya

Sedangkan diruang rawat miliknya Iris sedang membaca buku menghilangkan rasa bosan karena sendirian di kamar. Keluarganya masih bekerja dan juga Kevan yang masih sekolah

Tok..tokk
Iris mengangkat kepalanya menatap ke pintu seseorang suster yang masuk membawa sebuket bunga dan juga menentang sebuah totebag berwarna maroon

"Permisi ini ada kiriman untuk ibu Iris" ujar sang suster lalu meletakkan barang kiriman itu di atas nakas samping tempat tidur Iris

"Dari siapa sus ?"

"Kurang tau bu,tadi diantar kurir dilobby"

"Oh gitu makasih ya sus"

"Sama-sama saya permisi dulu"

Iris mengangguk mengiyakan pamitan suster itu lalu menatap kiriman bunga dan totebag itu heran
Siapa yang mengirimnya bunga,apa Rudy ? Atau abangnya ? Ah rasanya kedua orang itu bukan tipe yang romantis

Lalu iris meraih totebag itu untuk melihat apa isinya
Ternyata Secup ice kopi dengan setoples kue nastar. Kesukaan Iris sekali
Iris semakin heran lalu dia melihat ada secarik kartu ucapan disana

Iris mengamati kartu ucapan itu warna maroon juga,kemudian dia membuka dan membaca isi notes itu terlihat jelas tulisan tangan yang sangat tidak asing baginya

Cepat sembuh yaa,jangan sakit aku tidak ingin gadis kecilku terbaring ditempat yang tidak seharusnya
Ini kesukaan mu,jangan takut sesekali minum kopi tidak akn membuat penyakitmu semakin parah
Aku akan menjaga mu dengan baik,aku merindukanmu

Tunggu aku

E

Kening Iris berkerut apa Evan yang mengirimnya ini semua,apa maksud pria itu.
Ah dari pada Iris menambah pikiran dia langsung mengambil nastar dalam toples itu dan memakannya satu demi satu sambil menikmati

Toh mantan ya mantan,makanan ya makanan. Mubadzir kalau rezeki ditolak apalagi kesukaannya. Pikir Iris

Sedangkan dibalik pintu seorang pria menatap pemandangan itu sambil tersenyum hangat

"Mungkin aku telat buat nemuin kamu,tapi kamu harus tahu cuma kamu satu-satu gadis yang aku sayang Ris,aku bakal usahain segalanya biar kamu sembuh " gumam pria itu lalu membenarkan jas dokternya dan beranjak dari sana sebelum ada yang menyadari kehadirannya depan ruangan Iris
.
.
.
Malam ini ruangan rawat tampak ramai dengan kehadiran Renata sahabatnya yang cerewet dan juga pacarnya fauzi beserta keluarga Iris lengkap hanya saja kekasihnya tidak terlihat mungkin sedang lembur

"Gue perhatiin lo hari ini banyak senyum ada berita apa yang gue ngak tau ?" Tanya Renata sambil mengupaskan sahabatnya apel

Sedangkan bunda Iris beserta yang lain sedang duduk disofa sambil menonton pertandingan bulu tangkis
Iris tersenyum lagi lalu menggeleng

" gapapa,senang aja semuanya pada ngumpul"

"Gue kenal lo Ris,gue tau ada hal lain yang buat lo senyum ga jelas dari tadi"

"Aku bahagia Ren,aku bahagia dapat banyak cinta dari orang-orang sekitar aku disaat kondisi aku kayak gini,kamu tahu aku belum pernah merasa kayak gini"

Renata terenyuh dia menatap sahabatnya lekat lalu tersenyum tulus

"Lo berhak bahagia Ris,kita semua selalu ada buat lo. Jangan takut lo bakal sembuh"

DERANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang