Kenan dan Kevan sedang menunggu Iris diruangannya,Iris sudah dipindahkan ke ruangan rawat inap. Sudah hampir satu jam sedangkan kedua orang tua mereka belum juga menyusul,membuat kedua putra Wijaya makin gelisah
Tak lama pintu ruangan terbuka pelan menampilkan sosok Agung dan juga istrinya dengan sorot wajah yang berbeda"Apa kata dokter? " Tanya Kenan langsung
"Iris baik-baik aja dia hanya butuh istirahat yang banyak dan jangan terlalu banyak berpikir yang berat-berat " Jawab Ayah
"Yakin hanya itu ? " tanya Kenan lagi membuat kedua orangtuanya saling berpandangan satu sama lain
Bunda kembali menangis dan langsung dipeluk Kevan yang berdiri tepat disebelahnya
Ayah menghela nafas sebentar lalu tanpa sadar air matanya menetes"Iris,,,terkena kanker hati stadium 2" jawab ayah lirih yang masih didengar jelas oleh Kenan dan Juga Kevan. Hal itu membuat keduanya terpaku
Tidak Kenan tidak menerima ini,adiknya baik-baik saja,adik kesayangannya tidak mungkin sakit seperti ini
Tanpa menjawab Kenan lantas keluar dari ruangan itu tanpa sepatah katapun.
Tidak ada yang mengejar Kenan,mereka tahu Kenan butuh waktu untuk mencerna ini semua.
Kevan hanya mampu terdiam menahan air matanya agar jangan menetes tapi tetap saja hatinya hancur mendengar Kakak tersayangnya menderita penyakit mematikan itu.
.
.
.
Sedangkan di tempat lain Kenan sedang mengendarai mobil dengan kecepatan diatas rata-rata walaupun sudah malam dan jalanan sedikit sepi,tidak sedikit pengendara yang meneriaki aksi Kenan itu
Kenan memberhentikan mobilnya disebuah Club,jika Bundanya tau bisa dicoret dia dari kartu keluarga. Tapi saat ini dia butuh ketenangan dia butuh menjernihkan sedikit pikirannya. Mengapa harus adiknya,mengapa semesta selalu bercanda dengan adiknya,kenapa bukan dia ?Kondisi Kenan sudah lumayan mabuk, sang bartender sudah ingin berhenti memberinya minum tapi diteriaki oleh Kenan membuatnya takut.
Saat si bartender akan memberinya satu gelas lagi,tiba-tiba ada yang merebutnya membuat Kenan dan si Bartender menoleh pada sosok yang berdiri dengan rahang mengeras sorot mata tajam itu"Loh gila hah,ngapain lo mabuk kayak gini,punya masalah itu diselesaiin bukan gini" sahut Rudy tajam sambil menunjuk dada Kenan
Ya sosok itu adalah Rudy,dia dikabari Oleh Kevan untuk mencari abangnya takut abangnya berbuat hal yang tidak-tidak,tapi Kevan tidak memberitahu pada Rudy apa yang sebenarnya terjadi"Haha gue pengen mati Rud,gue pengen ngilang sekarang,gue ngak mau hidup gini kalau orang-orang disekitar gue menderita" jawab Kenan kacau sambil menangis membuat Rudy terkejut,apa yang terjadi sampai Kenan seperti ini
"Ayok gue antar pulang,jangan jadi orang bego nyelesain masalah dengan hal bodoh kek gini" ujar Rudy sambil membantu sahabatnya berdiri dan memapahnya kemobil
Karna bingung harus mengantarkan Kenan Kemana akhirnya Rudy membawah Kenan ke rumahnya dari pada nanti ditanyai oleh keluarga Kenan yang tidak-tidak
.
.
.
Pagi ini Iris membuka matanya dan menatap langit-langit kamar ternyata dia berada dirumah sakit,Iris tersenyum ketika mendapati Kevan yang tertidur disofa dan sang Ayah yang sedang menatap jalanan ibu kota dari balik jendela dengan secangkir kopi,lalu dimana bunda dan abangnya ,ah pasti mereka diperjalanan pikir Iris
Tak lama pintu Kamar mandi yang berada disudut ruangan itu terbuka menampilkan Bundanya yang tampak segar seperti sehabis mandi"Lohh sayang udah sadar,apa yang sakit ?" Tanya Bunda saat menghampiri Iris membuat sang ayah menoleh mendapati putrinya ternyata telah sadar,ternyata Ayah terlalu lama melamun hingga tidak sadar putrinya sudah siuman
Iris tersenyum menatap kedua orang tuanya bergantian,Iris tau mereka pasti sudah mengetahui penyakitnya. Untuk itu Iris berusaha kuat
"Iris baik kok bunda,cuma pingsan aja kenapa harus dirawat coba,habisin duit aja" ujar Iris berusaha bercanda
Kedua orangnya tua juga berusaha untuk tidak sedih,mereka percaya putri kesayangan mereka akan baik-baik saja
KAMU SEDANG MEMBACA
DERANA
General Fictioncerita tentang Gadis dengan paras cantik. Mendapatkan banyak kasih sayang dari orang-orang disekitarnya, tetapi sikapnya sedikit dingin. Namun, semesta menghukumnya. Ketika ia sudah mulai menerima kenyataan bahwa ia ditinggalkan pasangannya dimasa...