bagian 5

26 6 0
                                    

Udara khas Bogor yang dingin pagi ini seakan menusuk kulit Iris yang masih tertidur dengan nyamannya dibawah selimut tebal.
Iris bukan tipe orang yang suka bangun siang tapi hari ini mumpung libur dan berada dirumah kakeknya iris ingin tidur lebih lama sebelum kerumah sakit nanti siang bersama keluarganya

Tok.tok.tok
"Kak bangun udah siang" panggil bunda iris dari luar kamar membangunkan putrinya

Iris menggeliat dari tidurnya,cahaya dibalik jendela membuat matanya sedikit silau
Dengan nyawa yang belum sepenuh terkumpul iris bangun dan membukakan pintu untuk bundanya

"Iya bun,ini juga udah bangun"

"Anak gadis kok bangunnya siang,ayok mandi siap-siap temanin bunda belanja buat masak"

"Sama adek aja bun,iris lagi males keluar"

"Gak ada penolakan,ayok sana mandi habis itu sarapan bunda tunggu didepan"

"Iya,iyaaa"
Dengan terpaksa iris bergegas untuk mandi dan bersiap-siap sebelum bundanya berubah menjadi singa..hehe canda

Setelah 15 menit berkutat dikamarnya iris menatap dirinya dicermin,dia tersenyum tipis.
"Aku cantik,gaya gue ga norak,tapi hidupku ga secantik wajah " gumam iris miris menatap dirinya dicermin

Iris itu cantik,dia menjadi primadona di kampusnya,iris pintar memadukan style pakian sehari-hari yang kelihatan simple tapi terlihat keren.
Dia tidak suka dandan,karna dia tidak terlalu menyukai sesuatu yang berlebihan
.
.
Iris turun ke lantai bawah untuk menemui bundanya yang ternyata sedang sarapan bersama nenek,ayah dan juga Kevan.
Kenan masih berada di rumah sakit setelah ini akan digantikan dengan nenek dan ayahnya

"Pagi semua" sapa iris

"Pagi sayang/kak" sapa mereka

"Ya ampun semalem gak ketemu nenek udah tidur,kamu makin cantik ya" ucap  nenek wijaya sambil memeluk iris yang tadi menghampirinya lebih dulu

"Iris kangen banget sama nenek,gak tega buat bangunin semalem,oma sehatkan ? "Tanya iris melepas pelukannya dan duduk disamping neneknya

"Sehat sayang,kakek kamu itu yang bermasalah,bandel sih dibilangin" 

"Syukurlah kalau gitu,jaga kesehatannya nek"

"Tentu sayang,kamu juga ya harus sehat terus harus bahagia" ucap sang nenek sambil menggenggam tangan iris lembut
Iris tersenyum kecut,semua orang memintanya untuk bahagia,apa benar selama ini dia sendiri tidak bahagia dalam hidupnya ?
" pasti, Iris pasti bahagia" jawab Iris mantap menatap genggaman tangan neneknya

Semua yang ada dimeja makan menatap Iris dengan tatapan yang sulit diartikan mereka tau bagaimana kehidupan Iris. Terlebih Kevan yang sudah menggenggam erat sendok ditangannya ketika mengingat kejadian kemarin sore ditoilet rumah sakit
.
.
Setelah sarapan, Ayah Iris bersama nenek wijaya bergegas kerumah sakit menggantikan kenan menjaga opanya agar kenan bisa beristirahat. Karna malam nanti Kenan, Iris maupun Kevan berencana untuk keliling kota bogor sebelum pulang kejakarta nanti
Sedangkan Bunda bersama Iris dan Kevan ke supermarket untuk belanja ditemani seorang asisten rumah kakek wijaya,awalnya Kevan menolak dia ingin keliling ke kebun teh kakeknya tapi karna perintah Ayahnya,Kevan hanyab bisa pasrah mengawal kedua bidadarinnya itu

"Jangan cemberut terus, malam kan malam kan kita jalan-jalan sama abang juga" ucap Iris membuka percakapan karna dilihatnya Kevan yang menyetir tapi dengan wajah kusam

"Kalau gak ikhlas gapapa kok, asal ya tanggung aja reziko dari ayah sama abang"sahut bunda yang semakin membuat Kevan pasrah.

Dia tidak mau mendapat masalah dari ayah dan abangnya yang seperti macan kalau marah

DERANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang