Seorang gadis tengah duduk dipinggir danau sembari ditemani se cup caramel machiato di sore hari yang dingin.
Terhitung 4 tahun sudah semenjak sang kekasih terbang ke negeri orang dan menggapai impiannya disana.
Gadis itu tersenyum memandang matahari terbenam yang tampak sangat indah.
Tatapan mata gadis itu menyiratkan kerinduan yang begitu besar. Bahkan gadis itu hampir tak mampu membendung rasa rindunya.
Dadanya membuncah menciptakan perasaan menyesakkan. Setiap kenangan yang mereka lalui mendadak berputar memenuhi fikirannya.
Ia selalu berharap, ia bisa bersama dengan kekasihnya itu menuju jenjang yang lebih serius dan menua bersama-sama.
Matahari yang benar-benar menghilang dibalik bukit menandakan hari berganti malam.
"OKAY CUT! KERJA BAGUS NITA."
Nita berdiri lalu membungkukkan tubuhnya, "Terimakasih...."
Suasana tempat syuting Nita dipenuhi tepuk tangan riuh. Pasalnya Nita baru saja menyelesaikan syuting film kesekian nya. Yang entah kenapa kebetulan mirip dengan kisah nya sendiri. Dari musuh, menjadi sepasang kekasih.
"Nita,"
Nita menoleh dan menemukan Revan yang bediri dengan tampan membawa se buket bunga mawar merah.
Dada Nita bergemuruh, rasa bahagia memenuhi dirinya. Ia langsung berlari dan menubrukkan diri ke dalam pelukkan Revan.
Bahkan pemuda itu sampai hampir terjungkal karena kerasnya tubrukan Nita.
"Kenapa?"
Revan bertanya saat merasakan kemeja yang ia gunakan terasa basah. Sudah pasti kekasih cantiknya itu menangis.
Nita mendongak menatap mata Revan dalam, "Kangen, kamu lama gak balik."
Revan menggelengkan kepalanya heran, "Aku cuma pergi 2 Minggu buat ngurus projek kantor dan kamu udah nangis begini."
Ya, Revan memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah dan malah fokus pada bisnis yang sudah ia rancang.
Perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang sering melakukan jual beli furniture ataupun alat-alat rumah tangga yang saat ini mulai berkembang.
Tak jarang Revan harus pergi mengurus projek kerja sama dengan para tukang kayu ataupun para distributor besar agar bisnisnya semakin maju.
"Kamu sudah dihubungi. Aku gak suka tau."
Revan terkekeh lalu mencubit pelan hidung Nita, "Disana sinyalnya susah sayang. Makanya aku susah dihubungi. Maaf ya..."
Nita mengangguk lalu menenggelamkan diri ke dada Revan, "Tapi dengan syarat besok kita cuddling seharian."
Revan mengangguk lalu mengelus rambut Nita, "Okay."
Revan bersyukur, hidupnya bahagia. Ia sudah cukup bahagia saat ini. Dan ia harap, kedepannya akan ada kebahagiaan menanti mereka berdua.
*****
Resmi selesai. Maaf kalau epilog nya super pendek. Paham gak sama storyline nya? Jadi sebenarnya Prolognya itu gabung sama Epilognya. Jadi adegan di prolog itu adegan ending di film yang Nita bintangi.
Pokoknya Big thanks aja deh dan sorry kalau dalam penulisan cerita ini masih banyak kekurangan dan juga keterlambatan update. Semoga aku bisa secepatnya bikin book baru lagi.
Jum'at, 26 Februari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Revanita [GunJane] ✔️
RomancePernahkah kau membayangkan bagaimana jika kau jatuh cinta pada musuh bebuyutan mu?? Atau kau pernah membayangkan bagaimana rasanya hanya menjadi mainan oleh pacarmu? Atau kau pernah membayangkan bagaimana jika kau diputuskan hanya karena kau menyuka...