Nita melangkahkan kakinya menuju rooftop. Karena Okta dan Kinan memintanya untuk bertemu disana.
Jujur saja Nita merasa bingung dengan ajakan Okta dan Kinan yang terkesan tiba-tiba.
Karena sebelumnya, Okta tampak sangat tidak menyukainya. Namun Kinan, gadis itu hanyalah gadis yang seru dan memiliki banyak kenalan.
Kakinya menyentuh tangga terakhir rooftop, namun percakapan antara Kinan dan Okta membuat langkah Nita yang hendak membuka pintu rooftop terhenti.
“Gue udah punya feeling buruk ke Alya sejak awal, Nan. Dan lo tau kan kalau setiap firasat gue tentang Revan itu selalu akurat? Bahkan cuma lihat muka dia aja gue langsung tau perasaan dia kayak apa.”
“Iya gue faham, Ta. Tapi kita gak bisa kan minta Revan tiba-tiba mutusin Alya tanpa ada bukti yang kuat biar bikin Alya juga gak tersinggung walau Alya yang nyakitin dia?”
Nita terdiam mendengar percakapan antara Okta dan Kinan. Ternyata Revan sudah tahu perihal Alya, namun yang dilakukan pemuda itu hanya diam dan tak melakukan apapun.
Terbuat dari apakah hati seorang Revan Alfianto? Bukankah sangat sakit ketika tahu bahwa kita hanya menjadi mainan dari kekasih kita sendiri?
Bahkan Nita tak habis fikir dengan alasan Revan tempo hari ketika ia tanya perihal matanya yang bengkak. Sebegitu berartikah seorang Alya bagi Revan?
Nita membuka pintu rooftop dan langsung disambut dengan tatapan oleh Okta dan Kinan.
Nita berjalan mendekat, “Lo berdua ngapain manggil gue kesini?”
Kinan menghela nafas, “Gue to the point aja, deh. Lo pasti tau kan kalau Revan cuma di mainin sama Alya?”
Nita terdiam. Lidahnya kelu tak mampu menjawab. Karena bagaimanapun Alya adalah sahabatnya, dan ia tak mau membongkar aib dari sahabatnya sendiri.
Okta meremas lengannya, “Kalo lo gak mau ngomong mending pergi aja, deh. Biar gue yang cari tau sendiri. Lagian Nan, ngapain kita minta tolong sama sahabatnya Alya yang juga jelas-jelas benci sama Revan? Dia pasti bahagia liat Revan dijadiin mainan.”
Hati Nita mencelos mendengar perkataan Okta yang tajam dan menusuk langsung ke hatinya.
Bahkan ia tak ada niatan seperti itu, ia hanya tak mau terseret masuk kedalam masalah.
Kinan menghela nafasnya berat, “Nit, gue fikir lo pihak netral yang gak berpihak sama temen lo. Gua fikir lo bakal bersikap objektif dan ngebantu kita buat cari bukti kebusukan Alya, ternyata pandangan gue ke elo selama ini salah. Yaudah, gue sama Okta pergi dulu.”
Okta dan Kinan berjalan turun dari rooftop tanpa menoleh kearah Nita yang hanya bisa terdiam.
Hatinya berkata bahwa ia harus membantu Revan, namun otaknya berfikir bahwa Alya adalah sahabatnya yang selama ini selalu ada untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revanita [GunJane] ✔️
Storie d'amorePernahkah kau membayangkan bagaimana jika kau jatuh cinta pada musuh bebuyutan mu?? Atau kau pernah membayangkan bagaimana rasanya hanya menjadi mainan oleh pacarmu? Atau kau pernah membayangkan bagaimana jika kau diputuskan hanya karena kau menyuka...