035. Again 🔞🔞

436 14 14
                                    

Maaf guys!! Sebelumnya peringatan banget ini. Chapter satu ini bakalan berisi konten dewasa. Dan ya... Have LGBT content too. Jadi bagi yang hate atau belum cukup umur jangan baca chapter ini. But kalau kalian maksa lanjut baca, jangan komen soal se vulgar apa aku ngetik chapter ini oke. Aku udah memperingatkan sebelumnya.

****





















Dafa merasa sedikit tidak tenang saat hendak mengantar Revan ke sekolah. Pasalnya seperti ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya. Dan akhirnya ia memutuskan untuk menginstal alat pelacak di ponsel Revan.

***

Elvan keluar dari sekolah setelah membereskan semua barang-barang nya. Namun langkahnya terhenti ketika mendengar suara seseorang yang tengah berbicara sendiri di depan sebuah mobil mewah yang terparkir didekat sekolahnya.

"Pokoknya gue harus berhasil kali ini. Gue udah gak sabar lihat dan dengar desahan dia."

Elvan sedikit bingung mendengar perkataan pria yang tampak mencurigakan tersebut. Namun tak lama, Revan datang dan tersenyum kearah pria tersebut.

Revan masuk kedalam mobil dan langsung meninggalkan sekolahan.

Elvan akhirnya memutuskan untuk tak perduli dan hanya mengendikkan bahunya lalu menaiki motornya untuk pulang kerumah.

***

Jam menunjukkan pukul 8 malam, tapi sampai sekarang Revan belum juga pulang. Semua orang dirumah sudah khawatir dan bingung mengapa Revan belum juga kembali kerumah.

"Bun, Dafa beneran khawatir ini. Dan lagian daritadi tuh Revan nggak angkat telfon dari Dafa. Selalu di reject."

Bunda pun tampak sama khawatirnya, hingga ia akhirnya menepuk pundak Dafa, "Coba kamu tanya ke temen-temennya. Siapa tau Revan lagi sama temen-temennya."

Dafa langsung menelfon Okta, "Halo Okta? Revan sama Lo gak? Dia belum pulang nih sampe sekarang."

"Serius, Kak? Gue lihat sekilas tadi Revan dijemput mobil mewah gitu, kok. Gue fikir elo awalnya jadi gue biarin."

Dafa menghembuskan nafas, "Aduh, gue gak bisa jemput dia hari ini. Makanya gue fikir dia bakal pulang bareng temennya. Tapi malah sampe sekarang belum pulang juga."

"Yaudah Kak, gue coba tanyain ke yang lain dulu. Siapa tau Revan sama anak-anak."

"Oke makasih, Ta. Kabarin gue segera, ya."

Dafa menatap Bunda dan Ayahnya, "Revan gak sama Okta. Dan tadi kata Okta Revan pulang dijemput sama mobil mewah. Dafa gak tau itu siapa."

Namun dengan cepat Dafa ingat tentang alat pelacak yang ia instal di ponsel Revan tadi pagi.

Dengan cepat ia membuka ponsel untuk mengecek titik keberadaan Revan. Dan Dafa terkejut melihat posisi Revan yang sangat jauh dari rumah. Hampir masuk ke daerah pedesaan saking jauhnya, "Dafa dapet lokasi Revan. Tapi jauh banget, Yah. Apa jangan-jangan Revan di culik, ya?"

Ayah menatap Dafa, "Ayo kesana, bawa polisi."

***

Revan mengerjapkan matanya berkali-kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya.

Mendadak ia membeku ketika menyadari bahwa ia berada di ruangan luas yang gelap dan hanya diterangi oleh sinar bulan dari atap yang bolong-bolong.

Revan merasakan dingin yang menusuk kulitnya, saat ia menunduk ia melihat tubuhnya tak mengenakan apapun selain celana dalam hitam. Bahkan tangan dan kakinya diikat kuat disebuah ranjang.

Revanita [GunJane] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang