032. Pembunuhan

166 16 1
                                    

Kinan menatap datar semua orang di dalam ruangan. Tampaknya kepribadian aslinya masih belum mampu melawan kepribadian lain dalam dirinya.

"Kenapa anda melakukan percobaan pembunuhan terhadap Ibu anda sendiri?"

Kinan tersenyum remeh, "Jangan sebut dia Ibu saya. Bahkan saya gak sudi lahir sebagai anaknya. Dia telah menyakiti Ayah saya dengan menjadi pelacur dan melahirkan dua anak dari hubungan gelapnya dengan pria-pria kurang belaian. Bahkan saya merasa tak pantas hidup."

Polisi dihadapan Kinan menghela nafas, "Apakah anda juga yang melakukan pembunuhan terhadap Ayah dan Kakak anda beberapa tahun lalu?"

Kinan mengangguk, "Ya tentu saja. Saya yang membunuh mereka karena tak tega melihat wanita itu selalu di pojokan. Ternyata wanita itu hanya memanfaatkan saya agar dia bisa bebas dari cap jelek oleh orang-orang."

Polisi dapat melihat tatapan kosong Kinan dan raut kebencian dan kesedihan yang bercampur. Agaknya kepribadian Kinan yang ini sangat kuat dan mampu membuat kepribadian asli Kinan benar-benar tak bisa melawan.

Sebenarnya sang Ibu sangat menyesal dengan perlakuannya selama ini. Bahkan ketika ia sudah menikah lagi dan tinggal bersama keluarga barunya, ia masih sering mengalami mimpi buruk tentang bagaimana Kinan yang membunuh Ayah dan Kakaknya.

Namun Ibunya tak pernah tahu kalau Kinan benar-benar merasa tertekan selama ini.

"Apakah kamu bisa menceritakan bagaimana kronologi kejadian saat itu?"

Kinan mengangguk,

Flashback on

"Jangan gila Bu! Ingat kamu itu sudah punya suami! Jangan membuat malu!"

"Kenapa harus malu? Aku kayak gini juga karena kamu, Mas! Mas gak bisa menafkahi aku dengan baik!"

"Tapi kamu sudah melakukan ini bahkan sejak lama sebelum kita bangkrut! Jangan berkata seolah selama kamu menikah sama aku, kamu selalu hidup susah!"

Kinan lelah dengan pertengkaran Ibu dan Ayahnya. Bahkan ia merasa bahwa dunia nya yang bahagia hilang.

Ayahnya bangkrut karena karyawannya membawa kabur seluruh aset perusahaan, untungnya rumah mereka tidak disita dan masih bisa mereka tempati.

Kini Ayahnya hanya seorang pekerja di sebuah cafe dan tentu saja uang yang dihasilkan tidak seberapa untuk mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari.

Ditambah dengan perilaku Kakak nya yang kasar pada Ibu dan juga tak pernah perduli lagi padanya.

Kinan semakin terpuruk ketika teman-teman di SMP nya malah merundungnya dan mengatakan bahwa ia adalah anak pembawa sial.

Pasalnya Kinan seringkali mengacaukan apapun yang ia usahakan. Bahkan sering sekali anak kelasnya yang satu kelompok dengannya akan mendapat hal buruk. Mulai dari tugas yang tertinggal atau yang paling parah sampai terserempet motor.

Kinan semakin menyetujui perkataan teman-temannya yang mengatakan bahwa ia anak pembawa sial. Karena ia juga menghancurkan hubungan kedua orang tuanya.

Dan tanpa sadar, Kinan membangun kepribadian lain dalam dirinya. Dan kepribadian itu sangat berbahaya jika keluar.

Sepulang sekolah, Kinan mendengar pertengkaran antara Ibu dan Kakaknya. Bahkan Kakaknya itu tak segan-segan untuk menunjuk kearah Ibunya.

"Kakak stop! Jangan perlakukan Ibu kayak gitu!"

Kakaknya menatapnya tajam lalu berkata, "Mungkin aja Lo lahir dari pria kesekian."

Revanita [GunJane] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang