04. Kerja sama

12.3K 1.2K 22
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya sebagai tanda bahwa kalian menghormati karya yang author buat.

*Happy Reading*

Xixi pelayan kecil itu nampak sangat terburu-buru ia berlari kecil menuju sebuah paviliun yang didalamnya ada ji ya yang sedang memakan buah apel, sebelah alis ji ya terangakat saat melihat pelayan kecilnya yang baru saja datang itu ngos-ngosan seperti ikan kehilangan air saja.

"ada apa?" tanya ji ya sambil melanjutkan acara makannya.
"Tu-tunggu putri hah..hah.. Biarkan hamba mengambil napas dulu hah.. hah..." ji ya terkekeh pelan melihat tingkah Xixi yang menurutnya sangat lucu.

Selang beberapa detik akhirnya Xixi mulai berbicara... " putri anda dipanggil untuk mengikuti penyampaian keluhan keluarga kerajaan" ujar Xixi yang langsung disambut anggukan pelan dari ji ya.

"baiklah, bantu aku bersiap Xixi" Xixi segera bergerak mencari hanfu yang cocok bagi ji ya untuk menghadiri acara kali ini.

*****

Diruang aula kerajaan semua orang terdiam sambil menunggu kedatangan ji ya yang cukup lama.

"PUTRI AGUNG HAN MEMASUKI RUANGAN" teriak lantang seorang prajuri sambil membukakan pintu bagi ji ya.

"Semoga Putri Agung Han Selalu Diberi Kebahagiaan Melimpah" ujar semua orang yang berada disana sambil membungkuk hormat kecuali keluarga kerajaan, ji ya berjalan dengan anggun dan dagu terangkat tinggi bertanda ia harus dihormati oleh semua orang.

Ji ya berlutut di hadapan ayahandanya,"semoga yang mulia diberi umur 1000 tahun lagi" ujar ji ya lembut.

Raja han tersenyum hangat, melihat putrinya baik-baik saja membuat raja lega ia sempat mengira ji ya sakit makanya ji ya terlambat.

"Duduklah didekat gegemu putriku..." ji ya mengangguk pelan lalu melangkahkan kakinya ke arah guan jian kakaknya yang terus memperhatikan setiap gerak-gerik ji ya.

Ji ya mendudukkan dirinya disebelah guan jian lalu mencondongkan tubuhnya kearah gegenya itu. "gege kenapa tidak memberi tahu ji'er kalau gege sudah kembali dari perbatasan" bisik pelan ji ya sambil mencebikkan bibirnya karena kesal, namun sangat terdengar jelas oleh guan jian yang nampak terkekeh dengan tingkah laku adiknya yang tidak pernah berubah.

Guan jian juga mencondongkan tubuhnya lalu berbisik pelan " ini adalah kejutan ji'er kalau diberi tahu bukan kejutan namanya" tapi tetap saja ji ya kesal karena tidak memberitahunya sejak awal bahwa kakaknya datang hari ini, ji ya malah semakin memajukan bibirnya agar terlihat bahwa dirinya tengah ngambek kepada kakak laki-lakinya itu.

Guan jian benar-benar ingin tertawa sebenarnya namun ia tahan kalau tidak bisa jadi ia akan dimarahi ayahnya karena menggangu anak kesayangannya ini.

"ji'er sudahlah jangan merajuk lagi... Bibirmu bahkan sudah menyerupai mulut bebek mandarin" ujar guan jian mencoba membujuk namun guan jian benar-benar tidak pandai dalam membujuk seseorang bahkan bujukannya lebih mirip ejekkan ketimbang bujukan.

Ji ya mendengus kesal dan langsung mengalihkan pandangannya kearah lain, guan jian gelagapan akan gawat jika ayahnya tahu ji ya marah padanya.

Ji ya melihat sekilas kedua hama itu nampak masih takut akibat kejahilan yang dilakukan ji ya malam itu, diam-diam ji ya terkekeh pelan mengingat betapa lucunya ekspresi mereka yang ketakutan setengah mati, tapi itu belum seberapa dan ji ya akan membalaskan apa yang kedua hama itu lakukan kepada ibu kandung putri ji ya ini.

"Baiklah penyampaian keluhan ini akan kita buka.." ujar raja han dengan tegas dan penuh wibawa.

Para mentri, jendral dan para pejabat lainnya bergiliran menyampaikan keluhan mereka entah itu tentang wilayah yang mereka tangani ataupun tentang masyarakat dalam naungan mereka, setelah selesai dengan keluhan mereka sang selir agung atau selir shi ibu dari putri li yan menganggkat suaranya untuk menyampaikan keluhannya.

Permaisuri LicikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang