42. Sepasang Mata

1.2K 73 1
                                    

Ji ya menghela napas pelan, suasana canggung ini benar-benar mencekik rasanya. Setelah ia menerjang Hong li dan mengatakan bahwa ia sangat merindukannya, suasana mendadak hening karena Hong li yang sama sekali tidak membalas pelukannya.

Ji ya sedikit bingung dengan perlakuan Hong li yang sangat berbeda dengan ingatan putri ji ya, yang ji ya tahu Hong li adalah pria yang hangat dan seharusnya dia tidak menolak pelukan kekasih yang ia tunggu, bukan?

Akibat realita yang berbeda dari ekspektasi, suasana yang harusnya Haru biru malah menjadi canggung tak berujung. Baik ji ya maupun Hong li tidak ada yang membuka suara, semuanya sibuk dengan diri pikiran masing-masing.

Sepuluh menit berlalu, keduanya masih diam sebelum akhirnya ji ya memberanikan diri untuk bersuara.
"Hmm maaf untuk yang terjadi tadi, aku tidak bermaksud untuk mengejutkanmu dengan perilaku tidak sopan ku tadi." Lirih ji ya dengan wajah bersalah.

Hong li menggeleng pelan lalu menunduk dalam. "Tidak apa-apa, aku hanya sedikit terkejut. Apalagi kita sudah sangat lama tidak bertemu, rasanya sedikit aneh jika kita berpelukan." Jawab Hong li pelan.

Bohong! Hong li kali ini tidak dapat mengatakan betapa rindunya ia kepada ji ya, pelukan hangat ji ya adalah suatu hal yang sangat ia nantikan selama ini. Tapi ia bisa apa? Istana kekaisaran bukanlah tempat aman untuknya menunjukan perasaan dalam hati terdalamnya kepada sang pujaan hati.

Apalagi mata itu.

Ya, sejak ji ya mulai menerjangnya dan memeluk tubuhnya. Hong li dapat melihat sepasang mata yang terus mengintai keduanya. Tangan Hong li yang semulanya ingin memeluk tubuh sang pujaan hati langsung terkulai tak berani bergerak.

Hong li tahu siapa pemilik dari mata itu, tetapi ia harus berpura-pura untuk tidak tahu apa yang sudah terjadi. Hong li awalnya memang ingin bertemu dengan ji ya dan mengatakan seluruh perasaannya, tetapi ia lupa bahwa ini adalah wilayah monster gila itu.

Ya, monster gila dari Kekaisaran Xiao.

Siapa lagi jika bukan Kaisar Xiao Xi Ang, sejak Hong li bertemu dengan ji ya, mata tajamnya tak lepas dari keduanya. Ia terus mengintai dari kejauhan seperti elang yang menunggu mangsanya lengah.

Untungnya, Hong li yang terbiasa dengan suasana perang tidak pernah menurunkan kewaspadaannya bahkan dengan cepat ia mengetahui bahwa Kaisar Xiao sedang mengawasinya.

Tapi, tidak dengan ji ya. Ia sama sekali tidak menyadari kehadiran Kaisar Xiao dan sibuk dengan pemikirannya bahwa Hong li sudah tidak menyukainya lagi.

Ji ya menggeleng pelan, mengapa ia begitu perduli apakah Hong li menyukainya atau tidak? Lagi pula yang punya hubungan romantis itu putri ji ya, bukan dirinya. Lagipula dirinya hanyalah jiwa yang nyasar ke tubuh putri ji ya, meskipun nama mereka sama, tetap saja mereka berbeda.

Walau, ji ya sangat menyayangkan bahwa pria setampan Hong li akan menjadi sad boy. Bukan berarti ji ya memilih kaisar Xiao, bagi ji ya kaisar Xiao tidak cocok menjadi pendampingnya. Pria itu terlalu menjengkelkan lebih baik untuk tidak terlibat dengannya lebih lama lagi.

Rencana melarikan diri terdengar lebih baik, walau tidak meyakinkan akan berhasil atau tidaknya, tapi layak dicoba bukan?

Sudut bibir ji ya tertarik membentuk senyum miring, sepertinya ia baru saja mendapat ide bagus.

Hong li yang sedari tadi terdiam, lantas berdiri. "Sepertinya aku harus pergi, maaf telah mengganggu waktumu tadi. Jaga kesehatanmu dengan baik dan jangan sampai terluka, aku mencintaimu." Ucap Hong li dengan bisikan di akhir katanya. Namun ji ya masih dapat mendengarnya dengan jelas, mendadak seluruh wajah ji ya terasa panas dan jantungnya berdegup kencang.

'Apa dia baru saja mengatakan pernyataan cinta?' batin ji ya syok mendengar bisikan lembut itu.

Hong li segera melangkah pergi meninggalkan ji ya yang masih tercengang.

"Gila! Aku baru saja mendengar penyataan cinta dari pria tampan." Pekik ji ya dengan nada pelan. Dengan perlahan ji ya meletakkan telapak tangannya di dada dan terdengar degupan kencang dari jantungnya.

"Apakah ini tanda-tanda orang jatuh cinta? Tapi tidak masuk akal! Baik putri ji ya dan aku sendiri baru berapa kali bertemu dengannya, tapi mengapa rasanya mendebarkan dan sangat menyenangkan?" Ji ya semakin tidak habis pikir dengan reaksi tubuhnya yang sangat berlebihan, hanya karena mendengar penyataan cinta seorang pria yang bahkan baru 3 kali ia temui.

Padahal, ji ya setiap hari bertemu dengan Kaisar Xiao tetapi tidak ada debaran yang sama, seperti yang ia rasakan sekarang. Apakah kata "Cinta tumbuh karena terbiasa" Sama sekali tidak berlaku untuknya?

Ji ya hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dirinya juga tidak berniat untuk mencintai siapapun di dunia ini, lagipula ini bukan tubuhnya. Mengapa ia harus repot dengan percintaan rumit sang putri? Lebih baik ia bermalas-malasan dan segera pergi dari tempat terkutuk ini dan menjalani hidup tenang dan tentram di tempat jauh bersama calon anaknya.

Ji ya mengelus lembut perutnya yang mulai tampak sedikit membuncit. "Anak bunda harus sehat ya, nanti ketika sudah lahir jangan nakal kayak ayahmu yang brengsek itu." Ucap ji ya sambil menyisipkan umpatan kepada Kaisar xiao.

Ji ya menghela napas kasar, mengingat tak lama lagi akan adalah perayaan ulang tahun Kaisar Xiao yang ke-25 tahun, jujur ji ya merasa sangat malas untuk mengikuti acara itu.

"Ah, apa aku berpura-pura sakit saja? Tapi... Tunggu, inikan ulang tahunnya yang ke-25 tahun! Berarti tumbal pengganti akan mati tepat di perayaan itu." Lirih ji ya dengan suara yang semakin mengecil. Ji ya baru ingat bahwa tumbal pengganti yang telah di siapkan oleh Kaisar Xiao kurang 2 orang karena telah mati dibunuh oleh ji ya dan Kaisar Xiao sendiri.

Tapi apakah ia juga akan di bunuh sebagai tumbal pengganti? Tapi ji ya teringat bahwa dirinya tengah mengandung anak dari Kaisar Xiao, tidak mungkin kan Kaisar Xiao mau membunuh anaknya juga?

Pikiran ji ya semakin kalut, ia takut akan mati dibunuh oleh Kaisar Xiao, tapi di lain sisi ia juga yakin kaisar xiao tidak akan membunuhnya, entah dari mana munculnya keyakinan itu tapi ji ya percaya akan firasatnya.

*****
"Carilah 3 orang perempuan lalu beri mereka Tanda sebelum perayaan ulang tahun kaisar dilaksanakan." Ucap seorang pria yang berpakaian serba hitam itu kepada bawahannya.

"Mengapa harus 3, tuan? Bukankah kaisar sudah memiliki 3 orang perempuan dengan tanda?" Tanya seorang bawahan pria misterius itu.

"Selir ke-5, sekarang bukanlah tumbal pengganti. Sekarang segeralah mencari perempuan-perempuan yang kaisar inginkan, atau kita yang akan mati jika terlambat mengerjakan perintahnya."

"Baik Tuan."

Bersambung.

Hallo kembali lagi dengan izel disini.
Apa kabar semua?

Maaf baru bisa up lagi, mana udah sempat janji lagi kemarin. I'm sorry

Percaya gak kalau dekat lagi cerita permaisuri licik akan segera tamat?

Iya tamat.

Kemungkinan 3 atau 4 chapter lagi akan tamat.

"Kenapa tiba-tiba zel?"

Ya karena izel sudah merencanakan bahwa cerita ini akan tamat di bawah 50 chapter.

Dan kalian tahu gak sih, kalau cerita ini sudah ada sejak 30 Oktober 2021.

Lama banget kan? Udah mau 2 Tahun loh ini. Makanya itu izel gak mau ini cerita jamuran karena kelamaan on-going, agar cerita lain bisa dilanjutkan dan cerita baru akan dipublis setelah cerita ini tamat.

Izel gak janji bakal cepat update tapi akan izel usahakan karena biasanya kalau cerita udah mau tamat pasti idenya lancar jaya.

Cukup bacotan izel kali ini. Sampai jumpa di chapter selanjutnya!

Permaisuri LicikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang