05. Curiga

11.3K 1.1K 2
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya sebagai tanda bahwa kalian menghormati karya yang author buat.

*Happy Reading*


Ji ya masih berlutut di hadapan raja dengan senyum manis yang masih terpatri dibibir ranumnya itu.

"a-apakah itu kau su lian?" tanya sang raja dengan nada bergetar tampak menahan tangis.

"lalu menurutmu aku ini siapa tian-tian?" ji ya malah balik bertanya, raja han langsung berdiri dari kursi keagungannya dan berjalan mendekati ji ya yang masih tersenyum.

'brukk'

Raja han langsung memeluk ji ya dalam dekapan hangatnya, bahunya bergetar namun ji ya tahu sebenarnya ayahnya ini sangat merindukan ibu putri ji ya yang sudah meninggal namun disini ji ya hanya akting tapi ia harus totalitas dalam rencananya walaupun ayahnya juga termasuk dalam daftar korban penipuan dari ji ya dan guan jian.

Tangan ji ya terangkat lalu mengelus lembut punggung lebar ayahnya itu sembari menenangkannya.

"kau tahu tian-tian aku sangat merindukanmu dan kedua anak kita tapi sepertinya ada yang tidak senang dengan kebahagiaan kita sehingga mereka merenggutku dari kalian.." ujar ji ya agak keras dan tentunya didengar oleh semua orang yang berada disana, selir shi dan li yan anaknya pun sudah pucat saat mendengar perkataan ji ya yang tentu saja mereka tahu makna tersirat disana.

Raja han langsung melonggarkan pelukannya lalu menatap wajah putrinya itu, "apa maksudmu su lian? Bukankah kau meninggal karena sakit keras?" ujar raja han bingung karena ia juga tahu makna dari perkataan ji ya yang berarti ada yang membunuh mendiang permaisuri dulunya.

"kau memang tak pernah berubah dari dulu ya tian-tian kau bahkan tidak menyadari istrimu dibunuh oleh serigala berbulu domba diistana ini" ujar ji ya dengan nada mengejek, raja han tampak menyesal karena tidak menyelidikinya secara keseluruhan karena ia berpikir istrinya itu sakit keras bukan dibunuh oleh seseorang.

"tapi tak apa akan aku berikan kau waktu untuk mencari tahu tian-tian tapi jika kau tidak mencarinya bersungguh-sungguh aku akan sangat membencimu tian-tian!" ujar ji ya agak keras tapi setelah itu ia tersenyum manis.

"aku harap kau berhati-hati tian-tian karena musuh tidak hanya yang berada diluar istana ini namun orang terdekatmupun bisa menjadi pembunuh saat menginginkan sesuatu, aku akan pergi sekarang" tiba-tiba tubuh ji ya limbung dalam keadaan tidak sadarkan diri dan langsung ditangkap oleh guan jian.

Guan jian menggendong ji ya ala bridal style lalu pergi dari sana menuju paviliun milik ji ya.

Sedangkan sang raja masih terduduk merenungkan apa yang dikatakan ji ya tadi.

"kasim zu... selidiki tentang kematian mendiang permaisuri jangan ada yang terlewatkan! Akan zhen hukum pembunuh itu seberat-beratnya" ujar raja han yang langsung membuat selir shi semakin pucat mengingat ialah pembunuh mendiang permaisuri.

Sang raja langsung pergi dari sana meninggalkan mereka yang masih menerka-nerka apa yang terjadi?.

*****

Guan jian menaruh tubuh ji ya diatas ranjang miliknya dengan pelan dan lembut, "astaga apa yang terjadi pada tuan putri?" jerit Xixi cukup histeris saat melihat majikannya tak sadarkan diri.

Guan jian menatap tajam Xixi, pelayan kecil itu seketika bungkam dengan kepala tertunduk karena ia baru menyadari kehadiran putra mahkota atau guan jian disana.

"Keluar!" kata guan jian penuh penegasan, dengan cepat tempat itu sepi seperti tidak ada orang satupun dan keheningan dengan cepet menyelimuti.

"ji'er mau sampai kapan kau pura-pura pingsan seperti itu?" ji ya langsung membuka matanya sambil menunjukan senyum jahilnya, guan jian mengelus lembut rambut hitam legam bak tinta tumpah milik ji ya.

"gege tidak menyangka ji'er bisa seperti tadi... Bisa memainkan peran seperti orang kerasukan arwah.." ujar guan jian yang cukup kagum dengan akting profesional yang dilakukan oleh ji ya yang nampak sangat nyata dan natural.

"tentu saja ji ya gitu loh" ujar ji ya menyombongan diri dan guan jian hanya terkekeh pelan melihat kelakuan adiknya ini, jujur saja sejak pertama bertemu di aula kerajaan guan jian merasa ada hal yang aneh dari adiknya.

Ji ya yang lemah lembut dan mudah terhasut itu kini cukup berbeda dahulu guan jian pernah mengatakan bahwa selir shi adalah pembunuh ibunya tapi ji ya tidak percaya sama sekali tapi kali ini ji ya bahkan mengajaknya untuk menjebak rubah pembunuh itu, dan tentu saja guan jian cukup curiga mengapa adiknya cukup berubah walau tidak semua sifat ji ya berubah.

Guan jian mengelus rambut adiknya lalu sedikit menyibakkan poni yang menutupi dahi ji ya disana ia melihat sebuah tanda lahir berwarna merah yang membentuk setetes air dan dua buah daun disisi kanan dan kiri tetesan air itu.

Menghela napas lega sepertinya kecurigaan guan jian tidak terbukti, tanda lahir itu adalah milik adiknya apalagi tanda lahir itu sangatlah unik dan hanya dimiliki adiknya saja.

'mungkin saja ji'er berubah karena peristiwa itu' batin guan jian.

"ji'er bagaimana kau bisa tahu bagaimana ibunda memanggil ayahanda dengan panggilan tian-tian?" guan jian bingung karena waktu itu umur ji ya masih 6 tahun apalagi tidak setiap saat ibundanya itu memanggil ayahnya dengan panggilan sayangnya itu, bahkan guan jian hanya pernah sekali saja mendengar ibundanya memanggil ayahnya seperti itu, itupun guan jian tidak sengaja menguping.

Ji ya kelagapan ingin mencari alasan untuk menjawab pertanyaan gun jian yang tak mungkin ia jawab sejujur-jujurnya kalau tidak bisa jadi rahasianya akan terungkap dan habislah riwayat ji ya.

"ah itu cuma kebetulan saja gege... Ji'er saja tidak menyangka ternyata yang ji'er katakan benar hehehe" ji ya tertawa garing berharap guan jian percaya dengan alasan yang asal-asalan ia buat.

Guan jian hanya mengangguk pelan walupun sebenarnya ia tidak percaya dengan alasan ji ya yang tidak masuk akal namun ia tak mau membuat adiknya sedih akhirnya mengiyakan saja agar adiknya puas.

Guan jian mengelus lembut rambut adiknya sambil berdiri. " ji'er kau istirahatlah gege akan kembali kepaviliun gege ya.." ujarnya lembut.

"iya gege" guan jian segera berlalu dari sana meninggal kan ji ya sendiri yang masih memikirkan sesuatu.

Mengapa ji ya tahu tentang panggilan ayahnya... Itu karena ji ya pernah bertemu dengan roh permaisuri dalam mimpinya, permaisuri meminta tolong pada ji ya untuk mengungkap kematiannya yang dianggap hanya karena sakit keras dan bukan diracuni oleh seseorang.

Padahal sebaliknya sang permaisuri dibunuh oleh selir shi yang serakah akan kekuasaan dan berniat menyingkirkan permaisuri.

Ji ya menerima permintaan sang permaisuri untuk membalaskan dendamnya yah sekalian bermain dengan hama menyebalkan itu.. Permaisuri memberikan ji ya seluruh ingatan milikinya untuk memuluskan rencana yang ji ya susun.

"ah aku baru ingat pernikahanku dengan kaisar playboy itu perasaanku pernikahan akan dilaksanakan 7 hari lagi itu berarti aku mempunyai waktu 7 hari untuk balas dendam... Dan oh ya aku baru ingat apakah aku harus kabur dari kaisar itu atau... Harus memakai cara alternatif untuk merebut hatinya?.

Bersambung.

Dipublikasikan: 17 febuari 2021

Permaisuri LicikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang